BAGIAN : 70 BADUT BUCIN

479 8 0
                                    

Cinta mati Badut kepada Wulan bukan karena ilmu gendamnya yg didapat dari Mbah Wignyo. Cinta mati Badut kepada Wulan karena ia telah mendapat lampu hijau setelah kematian Tehe. Kedatangan Badut telah disambut Wulan dengan penuh cinta dan sayang. Buktinya Badut bisa menginap semalam di rumah janda cantik itu usai memberi uang 2 juta.

Siapa sih yang menolak uangku? Kata Badut dalam hati. Badut bangga diterima Wulan menginap dirumahnya bahkan bisa bercinta hingga crot berkali kali. Badut bisa puas tidur berdua dengan Wulan diatas bantal boneka buaya. Wulan walau sudah janda 10 tahun, tapi masih punya daya tarik yg luar biasa. Badut menikmati tubuh janda itu bak perawan kencur yg belum pernah disentuh garangan. Benar2 masih orisinil. Nurjanah dan Linggar yang pernah dikeloni tak berarti bagi Badut ketika sudah berdua dengan Wulan tanpa selembar benangpun menutupi tubuh mereka. Nurjanah yang masih SMP saat pertama kali disetubuhi benar masih perawan tidak ada apa2nya dibanding Wulan. Begitulah lelaki kalau sedang mabok bawok.

"Kenapa melongo saja mas.. inget sama isterimu ya" tanya Wulan cemburu. Badut yang bagai kodok tanpa tulang saat berhadapan dengan Wulan pilih diam bak batu ketika burungnya dikocok tangan Wulan agar bisa kembali tegak dan bisa untuk mencangkul. Dalam posisi 69 Badut menikmati dompet basah Wulan yang penuh pesona. Ngobel bagian dalam dompet itu memang sangat asik sambil menggigit kacang yg mekar itu. Sensasi nikmat kembali menjalari darah Badut naik ke ubun2 saat burungnya sudah mengeras di dalam tenggorokan Wulan.

"Udah tegang tuh, anumu ayok cangkul lagi...biar aku bisa crot dan puas. Mosok baru nyangkul 3 menit udah crot." kata Wulan seraya bangkit dan masukkan burung ke dalam belahan dompetnya.

"Duhhh..heekk.. seret amat punyamu sayang" bisik Badut sambil menekan perut bawah Wulan dengan pusakanya.

"Ampuuunnn mas. hhhh" desah Wulan yang seakan kesakitan bercinta dengan Badut. Badut puas karena telah menjebol perawan gadis cantik itu. Perawan mistis yang abadi. Janda rasa perawan. Tetap saja Badut cuma kuat bertahan 5 menit karena disedot dompet perawan Wulan. Badut tumbang dalam kepuasan yang memuncak hingga tertidur pulas kehabisan tenaga.

****

Sampai di rumah Badut sudah lupa dengan pekerjaannya, bahkan kedatangan Yayuk, Lintang dan Nurjanah sudah tidak dilayani karena terbuai cinta Wulan .

Tok tok tok! suara ketukan dari luar jelas tidak digagas Badut karena mereka itu pasti para gadis yang ingin meminta uang darinya. Badut tidak mau bangun hingga dua kakinya terasa ditarik paksa oleh sebuah kekuatan yang sangat dahsyat.

"Srett srett..srett ." suara misterius itu terus didengar saat tubuh Badut terasa sangat perih karena diseret dari dalam rumah ke luar.

"Kamu ngapain sih marah sama aku? Aku tidak akan minta kau pijiti Nur. Aku sekarang sudah punya istri" kata Badut karena mengira yang menyeret tubuhnya Nurjanah.

"Ha ha ha.. heh manusia kini saatnya aku mencabut nyawamu ha ha ha Akan kutelan daging dan darahmu he he he he" kata suara didalam mimpi Badut. Badut mendadak sadar saat ia telah berada di dalam rawa yang gelap. Tubuhnya jadi rebutan disantap beberapa ekor buaya hingga terasa sakit bukan main. Badut menjerit tetapi tak berdaya bila kepalanya digigit dan ditarik hingga lepas dari tubuhnya.

"Oooh tidaaakk!! Aaaaach aduuuhhh...jangan bunuh akuuu.." teriak Badut di dalam rumah.

***

Kematian Tehe dan Badut yg tinggal satu kampung jelas sangat mengejutkan warga. Terutama Slamet yang merasa jadi pecundang. Untung ia tidak ikut berburu janda seperti Wulan yang kesohor memiliki pesugihan buaya putih. Biasanya kalau sudah makan korban gitu Wulan akan umroh atau jalan2 keluar negeri karena sudah dapat uang milyaran.

Nurjanah sudah ketagihan ingin bercumbu dengan kakak tirinya yang sekarang banyak duit itu . Gadis yang masih duduk di SMP kelas 8 itu sengaja habis mandi salah masuk kamar Slamet. Slamet membiarkan adik tirinya melepas handuk hingga terlihat pinggulnya dan teteknya yang baru sebesar buah apel. Dari balik kaca lemari terlihat bagian depan tubuh Nurjanah yang putih mulus dan penuh pesona. Slamet langsung bangkit dari tiduran menghampiri Nurjanah.

"Wiiie.. pantatnya semok" kata Slamet yang sudah berdiri dibelakang Nurjanah. Nurjanah tersenyum melirik ke bawah yang terlihat burung Slamet yang tegang.

"Diihh burungnya udah tegang tuh." kata Nurjanah. Lalu tangan Slamet memeluk tubuh adiknya dari belakang sambil meremasi dadanya. Kepala burung Slamet mulai diselipkan ke celah pantat adiknya.

"Hhhhhhsssshh" desah Slamet ketika burungnya malah ditangkap tangan Nurjanah dan ditarik seperti tetelan bakso. Rasanya nikmat burungnya ditarik sambil tangan Slamet mengobel dompet adiknya yang mulai basah. Nurjanah langsung tiduran di kasur ketika Slamet berusaha menjilati dompetnya yang mulai basah karena sange. Sungguh indah paha Nurjanah mengangkang dan dompetnya terlihat masih gundul tanpa sehelai rambut yg tumbuh. Lidah Slamet lincah menari ke dalam rongga yg sempit sambil tangannya mengusap dada mengkel gadis itu.

"Hhhhh... enak sekali mas terus kobel aja milikku" desah Nurjanah yang keenakan kacangnya dipijit pijit Slamet. Kini dua gadis remaja adik tiri Slamet tak lagi keluar dari rumah untuk memijiti Badut. Karena Badut telah mati dimakan pesugihan Wulan. Slamet bisa bebas menikmati kehangatan tubuh dua gadis remaja itu setiap saat ia mau.

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang