Dirham yg telah kehilangan harta kekayaannya karena usaha bangkrut dan kalah judi hingga istrinya kabur dari rumah bersama anaknya, harus menemui kondisi yg sangat sulit. Iapun berjalan tanpa arah tujuan ke pantai selatan pada tengah malam.
Tapi ia teringat pada sebuah nama orang tua yg bisa mengatasi masalahnya, yaitu Mbah Sono yg tinggal di kaki gunung Lawu. Dengan berjalan yang cukup jauh, akhirnya sampailah Dirham ke rumah gebyok beratap joglo itu." Kulonuwun... Mbah.. Mbah Sono"
Tidak ada sahutan dari dalam rumah. Tapi ada bayangan putih yg menghampirinya di teras rumah joglo itu. Bayangan putih itu ternyata Mbah Sono.
" Ada apa nyari2 aku ?" tanya laki2 tua itu dengan ramah.
" Anu Mbah.. saya sedih sekali. Tolonglah Mbah, saya sudah miskin tidak punya apa2 lagi karena bangkrut. Tapi istri saya malah kabur meninggalkan saya. Tolong beri saya pesugihan..biar saya jadi tumbal juga mau.." kata Dirham memelas.
" Sebenarnya aku sekarang ada di Jakarta. Tapi melihat hidupmu yg sengsara, aku trenyuh. aku antar saja kamu berjalan mengikuti pinggir kali ini terus jangan menoleh ke belakang kalau belum sampai tepi pantai laut Selatan." kata Mbah Sono sambil menunjuk ke arah depan rumah yg ada sungai mengalir ke selatan. Dirham pun mengikuti saran Mbah Sono yg menunjuk ke arah sungai. Dirham seperti terdorong angin saja langkahnya begitu cepat meniti jalan setapak hingga sampai di pantai selatan . Dirham baru menoleh jika ternyata ia telah berjalan Beratus kilometer yg tak terasa karena bantuan gaib yg diberikan Mbah Sono.
Sesampai di pantai yg berupa tebing terjal itu Dirham nekat memanjat
masuk sebuah goa yg terletak di tebing curam di pantai itu untuk bertemu dengan setan penunggu goa yg bisa memberikan pesugihan.Sesampai di dalam goa itu Dirham duduk diatas batu besar sambil memohon kepada setan penguasa goa.
" Wahai gusti penguasa laut kidul, aku minta pertolonganmu, berikanlah aku harta pesugihan atau ambil saja nyawaku. Ya gustii..hidupku sudah tidak berguna lagi. Hu hu hu huuu. " tangis Dirham meledak di dalam kegelapan dan deburan ombak.
" Hai manusia..bangunlah. Kamu masih muda kenapa berputus asa ! Kamu bisa bangkit lagi, asal kamu bisa mencari tumbal untuk pesugihan yg kamu terima." kata di dalam suara yg tak ada wujudnya itu. Saat Dirham membuka mata lebar2 di depan mata telah berdiri sosok wanita cantik dengan pakaian kebaya seperti seorang putri raja.
" Ya saya siap Gusti ayu." jawab Dirham sambil menyembah.
" Panggil aku nyai Nawang Wulan" kata wanita cantik itu.
" Sendiko dawuh nyai. Saratnya apa nyai , saya siap."
" Kamu harus mencari istri lagi untuk dijadikan tumbal. *"
" Tapi itu kan butuh uang nyai. Sedang saya sekarang jatuh miskin tidak punya uang sepeserpun.' jawab Dirham.
" Istrimu yg minggat itu jadi tumbalnya. Nanti aku beri kamu uang untuk modal kamu kawin lagi dengan perawan." kata wanita itu. Dirham langsung bersorak girang mendengar kata Nawang Wulan.
" Ya..ya saya setuju nyai.Dia yg menyakiti hati saya, pergi dengan lelaki lain saat saya bangkrut."
" Kamu harus membuat satu kamar khusus untuk bertemu denganku di malam Selasa Kliwon."
" Baik nyai. Saya akan laksanakan semua perintah nyai Nawang Wulan" kata Dirham penuh semangat.
Sampai subuh Dirham berjalan hingga tiba di rumah dengan suka cita. Ia langsung masuk ke dalam kamar yg kosong karena barang habis terjual. Ketika ia menyalakan lampu, mendapatkan tempat tidurnya penuh dengan gepokan uang yg berserak di kasur. Bahagianya Dirham hingga meraup uang itu ke wajahnya.
" Terimakasih nyai.." kata Dirham sambil mengumpulkan uangnya dan disimpan dalam lemari.
***
Pak Wiro mertua Dirham datang memberi tahu setelah seminggu kematian putrinya. Pak Wiro hanya pasrah jika Dirham tidak mau menikahi Marlina adik isterinya karena masih sakit hati kepada Tuti yg minggat melihat suaminya bangkrut.
" Kalau kamu nikahi Lina, kan anakmu bisa dirawat sampai besar." kata Wiro yg datang ke rumah Dirham. Dirham belum bicara ketika ia sudah punya uang banyak.
" Kan bapak merestui ketika Tuti kawin sama orang kaya itu saat saya jatuh miskin." kata Dirham menyekak mertuanya.
" Saya gak tahu itu. Dia cuma titip anakmu ke saya terus pergi sama temannya itu."
" Harusnya sebagai orang tua bapak bisa melarangnya pergi. Sekarang kan bapak bukan mertua saya. Ya suruh aja suami Tuti nikahi Lina." kata Dirham kesal. Tapi Dirham sadar jika ia mau nikah dengan Lina, kan bisa dapet tumbal.
" Ya maaf. Kan Tuti tidak omong kalau kawin dengan laki2 itu. Saya cuma tahu dia temen bisnisnya. Tuti tidak mengabari kalau sudah pergi dari rumahmu."
" Ya sudah, kalau niat bapak menikahkan aku dengan Marlina, saya terima, tapi sementara nanti saya titip Marlina di rumah bapak dulu, saya mau merantau kerja. Bapak lihat rumah saya ini tidak layak kan. Tidak punya apa2. Saya juga belum bisa menafkahi istri kalau masih miskin gini." kata Dirham memelas.
" Ya sudah gpp. Nanti bapak bantu untuk biaya cucuku sekolah. Sekarang biar Marlina tinggal di rumahmu dulu. Bulan depan bisa ke KUA." kata pak Wiro sambil menyalami tangan Dirham. Dirham menghela nafas lega karena seolah ia tidak bersalah. Bahkan pak Wiro meninggali Dirham uang untuk makan sebulan.
Marlina senyam- senyum saja tinggal di rumah Dirham yg sudah mulai dibangun. Toh sejak masih SD,gadis itu suka pada iparnya. Kini ia telah lulus SMA dan terlihat cantik.
Dirham yg dulu kaya suka memberi hadiah kepada Lina saat masih SD klas 4. Lina dulu juga pernah melihat Dirham bercinta dengan kakaknya sulung Tuti hingga ia ingin sekali merasakan nikmatnya bercinta. Dirham dulu juga pernah menyuruh Lina nyepong miliknya. Kini ekspektasi itu akhirnya terujud.Bahagianya Lina ketika malam itu ia dicumbui calon suaminya yg juga mantan kakak iparnya. Dirham sudah melucuti semua baju yg melekat di tubuh indah Lina. Dada Lina yg dulu rata, kini sudah montok dan putih mulus. Pinggulnya yg padat itu diremas sambil menenggelamkan burungnya ke rongga Lina yg masih sempit dan seret.
" Hhhhhh...hhhhhh.." desah Lina sambil mencengkram pinggang Dirham yg terus maju mundur menggenjot miliknya. Rasa nikmat yg belum pernah ia rasakan seumur hidupnya, kini tercapai. Letupan di dalam rongganya mulai meledak dan melepas cairan wanitanya hingga serasa ia terbang ke atas awan setelah seluruh tenaganya hilang bersama orgasme. Nikmat sekali rasanya bercinta dengan Dirham. Dirham sendiri merasakan nikmatnya merenggut selaput perawan adik iparnya yg cantik dan legit itu. Hampir satu jam laki2 itu merangkak dan meremasi tubuh Lina yg molek dan sangat seret menggenjotnya.
Usai ritual yg melelahkan itu kedua sejoli terkapar lemas dan tidur berpelukan di atas ranjang baru yg mahal harganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNA-GUNA
HorrorPeringatan keras, INI ADALAH CERITA DEWASA. ANAK DIBAWAH UMUR 18 DILARANG BACA. Kumpulan cerita dewasa misteri ilmu gaib dengan adegan sex dewasa.