BAGIAN : 50

1.6K 28 0
                                    

Marlina ternyata juga memagari diri dengan ilmu gaib dari seorang dukun Mbah Sono. Marlina yg memperoleh kekayaan karena dimanjakan Dirham, ia pertahankan agar tidak habis karena ulah suaminya yg suka berselingkuh.  Marlina sudah mendengar dari pembantunya yg pernah mengintip majikannya itu bergulat dengan seekor ular saat malam jum'at Kliwon. Marlinapun mendapat info keberadaan dukun sakti yg tersohor di Jakarta bernama Mbah Sono. Beruntung Marlina dibuatkan rumah di Jakarta pula yg bisa datang sendiri ke rumah Mbah Sono.

       " Jadi kamu itu istrinya Dirham ? yang punya pesugihan itu ?" tanya Mbah Sono terkejut mendengar pengakuan Marlina.

       " Pesugihan ? Jadi mas Dirham itu punya pesugihan to ! Aduuuh..tolong Mbah. tolonglah saya..jangan sampai saya masuk perangkapnya. " kata Marlina yg juga kaget mendengar pertanyaan Mbah Sono tentang suaminya yg punya pesugihan. Ia jadi sangat sedih.

      " Ya sudah. nanti aku beri kamu pagar agar suamimu tidak menjadikan kamu sebagai tumbal. Kamu bisa kan nginap di rumahku semalam saja." kata Mbah Sono.

       " Bisa Mbah ."

       " Ya sudah..sekarang kamu masuk kamar..nanti Mbah cari sarat untuk memagari tubuhmu." kata Mbah Sono yg menarik nafas melihat bentuk tubuh Marlina yg baru lulus SMA itu. Tubuhnya tinggi langsing dan berkulit putih seperti turunan China 

      " Kamu mandi kembang dulu ya" kata Mbah Sono menunggui gadis usia 17 itu membuka satu persatu bajunya, kutangnya, celdamnya hingga polos berdiri di depan Mbah Sono. Mbah Sono kemudian menyiapkan mangkok besar yg berisi air kembang dan keris yg dibungkus dengan kain mori putih 

      " Kamu tiduran disitu dan tutupi tubuhmu dengan sarung ini." kata Mbah Sonto memberikan lipatan sarung miliknya. Sambil membakar arang diatas tungku kecil, Mbah Sono mengawasi dada mulus dan paha putih bersih gadis itu. Hhmm sayang sekali kalau gadis secantik dia jadi tumbal. Mending jadi istetiku saja. Kata Mbah Sono dalam hati.

     Usai menaburi bara api dengan serbuk kemenyan hingga menimbulkan aroma mistis dalam kamar itu, Mbah Sono mulai membaca mantra sambil mengusap kaki gadis cantik itu dari ujung jempol kaki hingga naik ke paha dan berhenti lama di selangkang. Mengusap milik Marlina yg membukit itu dengan minyak nyong2 dan sesekali mengocok lobang miliknya yg seperti belum dijamah burung onta. Jari telunjuk saja masuk masih seret, apalagi kalau burung onta milik Mbah Sono yg terkenal Ki Sabuk Alu yg maha besar itu. Pikir dukun tua itu.  Sarung disingkap hingga dada dan Mbah Sono mulai mengusap dada yg membukit kembar putih mulus itu dengan minyak serimpi dan mengisap putingnya dari kiri pindah ke kanan sampai Marlina menggelinjang hebat. Sebagai seorang remaja yg baru tumbuh dan dijamah perawannya oleh Dirham, baru kali ini bisa menikmati rangsangan dan gejolak birahi yg membuatnya bahagia. 

      " Hhhhh ..  aaachh..hhhhhekk" desah Marlina menahan rasa nikmat itu ketika miliknya terasa dimasuki benda tumpul yg sangat besar dan menyesak dalam rongganya.  Begitu pula Mbah Sono yg sudah mulai menggesekkan Ki Sabuk Alu ke dalam lubang sempit milik Marlina merasa sangat nikmat. Desiran nafas dukun tua itu terasa menyapu dada Marlina sambil tangan tuanya yg kekar meremas dua bukit kembar yg mulus  itu. Hhhh benar2 memuaskan setan yg berada dalam tubuh Mbah Sono bila menggarap gadis cantik dan masih sangat muda. Itulah yg membuat ilmu gaib sang dukun makin sakti. Marlina tergolek lemas setelah berkali- kali merasakan klimaks mengeluarkan air santan dari rongganya.  Gadis itu tertidur setelah mendapat ritual dari Mbah Sono yg melelahkan dan membahagiakan.

     " Sebenarnya Dirham itu masih ponakan ku. Tapi kalau niatnya begitu cobalah kamu sering mengaji di rumah barumu atau letakkan kitab suci Al Qur'an di kamar rahasianya." kata dukun tua itu. Marlina agak terkejut dan senang sekali mendapat petunjuk dari Mbah Sono.

      " Tapi Mbah Sono sudah memagari tubuh saya kan ?"

     " Tadi aku sudah pasang rajah dan susuk pada alat kewanitaanmu. Kamu tidak mungkin dimakan tumbal suamimu. Dan ingat, kamu terus mengaji yaa." kata Mbah Sono lagi.

      " Inshaallah Mbah. Terimakasih telah memberi saya kekuatan dan kecantikan. Berapa saya memberi mahar kepada Mbah ?"

       " Tidak usah bayar. Kamu kan masih keponakanku. Kalau ada apa2 datang saja kepada Mbah." kata dukun tua itu. Senangnya Marlina hingga ia sempat minta Mbah Sono menidurinya lagi.

        " Besok boleh kan kalau saya datang minta diruwat Mbah lagi ?"

       " Oo boleh. Boleh neng."

***

      SATU TAHUN KEMUDIAN,

    Dirham memanjakan Marlina hari itu dengan mengajak ke mall untuk membelikan perhiasan dan ke bank untuk menambah tabungan Lina.

      " Ambil yg kamu suka dik. Biar papa yg bayar semua." kata Dirham sesampai di toko perhiasan. Marlina senang sekali mengbil kalung bermata Jamrud dan gelang 6 buah @ satu ons. Total Dirham membayar 500 jt an .  Usai shopping, kedua sejoli itu pulang ke rumah baru yg dibeli untuk Lina. Rumah di komplek elit serta mobil dan sopir tersedia.

        Dalam perjalanan pulang ponsel di saku Dirham bergetar, lalu diangkat dan dilihat ada alarm yg berbunyi saatnya ia harus pulang mengadakan ritual.

      " Dik..kamu kuanter pulang ya..aku mau ke rumah lama." kata Dirham sambil memacu mobil mengantar istrinya ke rumah baru.

       " Emang ada tamu ya bang ?"

       " Iya nih. Aku lupa tadi." kata Dirham yg akhirnya menepi dan menurunkan istrinya di rumah baru itu lalu melanjutkan pergi ke rumah lama dimana ia bangun kamar rahasia untuk bertemu dengan Setan yg dipuja.

       " Hati2 ya bang." kata Marlina usai mengecup bibir Dirham.

       Di dalam rumah mewah itu Marlina sudah ditunggui  Rohmat  sopirnya yg masih muda teman sekolahnya dulu.

      " Ntar apa..kan masih sore." kata Marlina yg baru melangkah masuk sudah dipeluk pantatnya oleh Rohmat. Rohmat memang sudah dipanggil Marlina untuk datang sebagai sopir pribadi merangkap gigolo di saat suami Marlina tidak pulang ke rumah. 

       " Udah gak tahan nih ponakan gua" kata Rohmat yg sudah mulai melepas celana dan mengacungkan burung gagaknya ke depan Marlina  Marlina tentu saja segera menyambut burung gagak Rohmat yg menurutnya masih orisinil sejak masih di sekolah, hanya dia gadis yg paling dekat dengan pemuda tampan itu.

     " Emang laki Lo yg tadi ya ?" tanya Rohmat sambil mengelus-elus kepala Marlina yg sedang nyepong burung gagaknya.

       " Iyalah. Kan itu dulu kakak ipar gua yg mati karena dijadikan tumbal." kata Marlina.

        " Lah..? Ati2 Lo..bisa dijadiin tumbal lo entar." kata Rohmat.

        " Gua udah antisipasi."

        " Cara lo gimana ?"

     Marlina gak jawab karena lagi sikatan pake kepala burung gagak Rohmat dan menyedot paruh gagak itu kuat2. Lagi nyepong ditanya macem2 ya mending diem.

     

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang