Ternyata dari aparat yg sudah dibekali rajah dan jimat dari Mbah Sono ada yg minta punya pesugihan. Dia adalah masih keluarga pak Dirjo yg katanya takut' korupsi, jadi pegawai gajinya tidak cukup untuk menguliahkan anaknya yg cuma tiga orang itu. Ia ingin dicarikan pesugihan apa saja, yg penting bisa memiliki dan bisa dapet uang banyak tidak perlu korupsi.
" Tolonglah Mbah..kalau bisa yg ringan2 saja tidak makan tumbal."
" Kalau pesugihan itu semua harus pake tumbal manusia. Tidak ada yg cuma beli trus duit Dateng sendiri.' kata Mbah Sono.
" Tapi kan saya butuh biaya untuk menguliahkan anak2 saya Mbah, kalau tumbalnya anak saya, trus duit untuk siapa ?"
" Ya jangan pesugihan. "
" Terus bagaimana saya bisa dapet duit banyak ?"
" Duit kantor kan banyak. "
" Saya suruh korupsi gitu ? Takut Mbah. Saya takut dosa." kata Dirjo.
" Lha apa pesugihan itu tidak dosa ? Kamu mati nanti jadi budak setan. Bukan ikut Tuhan."
" Trus saya harus gimana Mbah ?"
" Kamu aku kasih jimat saja, agar kalau kamu ambil duit di kantor nggak ada yg tahu. Mau ?"
Dirjo berpikir agak lama sambil memandangi Mbah Sono.
" Jimat apa itu Mbah ?"
" Ada cincin, gelang, dan kertas rajah. ada saratnya." kata Mbah Sono.
" Wah boleh itu. Saya mau. Syaratnya apa itu Mbah ?"
" satu jimat 2 juta, tapi umurnya sebulan saja. Kalau tiap bulan harus diruwat, atau hilang tuahnya."
" Tapi saya pengin pesugihan Mbah. Bagaimana kalau beli saja, tapi tanpa tumbal ?"
" Pesugihan itu juga beli, dan juga harus korban tumbal. Kan tumbal tidak harus mati. Mungkin cuma gila yg dapet uangnya gak banyak." kata Mbah Sono. Dirjo jadi pusing mikirin syaratnya yg ternyata berat juga.
" Kalau misalnya tumbalnya istri saya gimana Mbah ?"
" Ya nggak papa. Kan nanti kamu ditanya sama yg punya pesugihan."
" Lho yg punya pesugihan itu bukan Mbah Sono ?" tanya Dirjo lagi.
" Aku cuma mengantarkan saja. Nanti kamu bicara sendiri dengan dia. Itupun kamu harus membawa seorang gadis untuk mengantarkan kamu menghadap penunggu gunung Kawi." kata Mbah Sono.
***
Esoknya Dirjo akhirnya membawa putrinya yg masih SMA ke rumah Mbah Sono di Kebayoran. Vince dijanjikan akan diberi kekuatan gaib agar bisa masuk umptn dan dapat uang banyak . Vince memang banyak maunya untuk bisa memiliki kecantikan juga, dan memikat semua laki2. Karena teman Vince banyak yg berlangganan dengan Mbah Sono.
" Saya sudah siap Mbah. Ini saya bawa putri saya, dan ada uang sekedar untuk beli menyan." kata Dirjo.
" Uangnya kamu simpan dulu. Nanti kalau sudah selesai baru kamu kasih mahar. Sekarang kalian ikut aku masuk kamar ritual." kata Mbah Sono sambil beranjak menuju kamar ritual yg dimaksud. Dirjo merasa makin yakin karena Mbah Sono tidak mau menerima uang sebelum urusan kelar.
Sesampai di dalam kamar itu, Dirjo dan Vince disuruh tiduran berdua diatas ranjang terpisah. Kemudian Mbah Sono menyiapkan piranti berupa tungku kecil untuk membakar kemenyan, keris kecil yg dibungkus kain mori putih, dan mangkok berisi air kembang mawar, melati, dan Kantil. Mbah Sono membacakan mantera agak panjang sambil menggerakkan keris yg dipegangnya diatas wajah kedua tamunya. Sesaat kemudian Dirjo dan Vince tertidur.
Dirjo terbangun ketika telinganya mendengar suara Mbah Sono memerintahkan untuk bangun. Dirjo terbangun tetapi sudah berada didepan sebuah makam yg berbentuk bangunan candi di kaki gunung Kawi.
Dirjo berdiri dan melangkah keluar dari ruangan yg gelap untuk mencari sumber suara yg memanggil namanya.
" Hai..Dirjo..ada perlu apa kamu datang kemari ?" suara itu sangat jelas didengar.
" Saya ingin punya pesugihan Mbah" jawab Dirjo.
" Kamu pilih lutung putih,bulus belang, atau jaran penoleh, atau Buto ijo ?"
Dirjo bingung memilih. Tapi ia pernah dengar jika Buto ijo, itu tumbalnya tidak harus keluarga. Bisa orang lain. Akhirnya Dirjo mantep memilih Buto ijo.
" Buto ijo saja Mbah."
" Untuk apa kamu cari pesugihan Dirjo ?" tanya suara tanpa rupa itu.
" Saya ingin membahagiakan istri saya Mbah." Jawab Dirjo yg mantep memilih isteri andaikata itu jadi tumbal kan istrinya sudah tua, nanti ia bisa kawin lagi kalau sudah kaya. Batin Dirjo.
" Baiklah.. sekarang kamu makan hidangan yg ada didepanmu itu. Habiskan jangan sampai tersisa." kata suara itu. Tiba2 di depan Dirjo sudah ada nasi tumpeng dan Ingkung daging ayam utuh yg dimasak seperti kesukaannya. Ayam bakar. Dirjo menikmatinya dengan lahap karena mendadak ia merasa sangat lapar.
***
Di dalam kamar Mbah Sono, Vince juga disuruh bangun dan sudah dibisikin mantra oleh Mbah Sono hingga ia merasa sangat senang dan bergairah terbangun dari tidurnya sambil memandangi Mbah Sono yg terlihat sangat tampan bak pangeran dalam cerita komik.
" Kamu cantik sekali Vince. Ayo..lepaskan semua baju yg menempel di badanmu." kata Mbah Sono sambil mengisap cerutu di bibirnya. Vince dengan sangat patuh melepas celana jean, celdam, kaos switer serta bra hingga tubuhnya yg putih mulus itu terbuka di depan mata Mbah Sono.
Tubuh Vince nyaris sempurna Di mata Mbah Sono yg sudah usia 67 tahun itu. Vince yg cantik dan berkulit kuning Langsat itu menghampiri Mbah Sono yg duduk di tepi ranjang di seberang. Vince menoleh ke belakang, ayahnya sedang tertidur pulas,
" Mbah.. peluklah aku Mbah" kata Vince yg membiarkan tangan Mbah Sono yg keriput itu membelai dadanya yg montok dan kuncup putingnya yg berwarna pink itu disedot bibir Dower Mbah Sono. Laki2 tua itu paling suka meremas pantat mulus gadis belia seperti Vince. Lalu merebahkan tubuh elok itu ke atas kasur, dan menciumi milik Vince yg terbuka diantara dua pahanya yg putih bersih dan menggairahkan. Vince melihat betapa pusaka Mbah Sono sangat indah saat lelaki itu membuka sarungnya. Vince yg sudah beranjak remaja itu sangat bergairah melihat kejantanan pria dewasa. Tapi pusaka milik Mbah Sono memang amazing. Sangat besar dan perkasa saat menyentuh ujung klitorisnya yg sudah tegang.
" Hhhhhh...hhhhh.." desah nikmat Vince saat miliknya sudah diterobos pusaka Sabuk Alu. Mbah Sono terus menggenjot sambil tangannya meremasi pantat serta dada milik Vince yg sangat sensual. Sampai akhirnya Vince melenguh karena merasakan kenikmatan yg baru kali ini ia dapat. Orgasme.
***
Ketika Dirjo terbangun dari tidurnya, sudah melihat putrinya tersenyum sambil merangkul pundaknya.
" Kita pulang yuk. Aku sudah dikasih susuk sama Mbah Sono. Senang sekali aku pa." kata gadis itu. Dirjo juga merasa bahagia karena ritual sudah usai, dan ia akan mendapatkan kekayaan setelah pulang ke rumah.
" Terima kasih Mbah telah memberi kami jalan terbaik buat kami. Ini saya memberi mahar kepada Mbah Sono ala kadarnya." kata Dirjo sambil menyerahkan amplop yg berisi uang 5 jt rupiah.
" Baiklah. Ini aku terima. Semoga kalian suka dengan apa yg kalian dapatkan dariku." kata Mbah Sono.
Akhirnya Dirjo pulang bersama putrinya dengan membawa motor meninggalkan rumah Mbah Sono.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNA-GUNA
HorrorPeringatan keras, INI ADALAH CERITA DEWASA. ANAK DIBAWAH UMUR 18 DILARANG BACA. Kumpulan cerita dewasa misteri ilmu gaib dengan adegan sex dewasa.