BAGIAN : 63 DENDAM.

354 5 1
                                    

Badut yg mulai curiga ada orang yg memusuhinya karena ia telah memikat banyak wanita, mulai pasang kuda2. Diantara orang yg kemarin grebek ke rumahnya adalah Tehe dan bapaknya Ningsih. Tapi ia kini lebih fokus kepada gadis yg telah bongkar rahasia. Terutama gadis yg suka mengaji yg jadi pantangan ilmu peletnya. Badut sudah tanyakan kepada Mbah Wignyo tentang gadis yg suka mengaji itu apa boleh dilanjut, kata mbah Wignyo tidak boleh. Lebih baik yg lain kalau ada. Badut lebih sakit hati kalau melihat Tehe sekarang ikut berguru kepada Mbah Wignyo hingga mendapat ilmu pelet dan ajian kesaktian kebal tubuh.

Badut pede ketika ia bisa lenyap didepan mata Tehe dan tak tampak ketika sembunyi diatas plafon rumahnya. Tapi menurut Badut, ilmu yg dikuasai Tehe yg sama2 bujang lapuk, paling cuma sekitar pelet dan semar mesem untu memikat cewek.

"Eh Badut, perhitungan kita belum selesai. hayo kita kelarin disini" tegur Tehe tiba2 didengar Badut. Badut tidak takut karena ia memiliki ajian welut putih yg mampu menghilang saat berendam ke dalam air. Lagi pula apa urusan Tehe menantang ribut kalau masalah Ningsih. Kan ia juga sering godain ibunya yg mantan pacar Badut.

"Baik. Kan aku gak ada urusan sama kamu He."

"Gak punya gimana, aku pengin Jajal kesaktianmu. Percuma dong kamu berdukun Mbah Wig"

Tehe akhirnya menyerang Badut dengan silat Cimande.

Tapi kembali lagi Tehe hanya memukul hampa karena Badut bisa lenyap dari posisinya dan tau2 sudah mukul Tehe dari belakang.

"Buk Buk!!"

Gila tuh orang. Batin Tehe yg malah jatuh tersungkur karena terbawa oleh tenaganya sendiri saat memukul tetapi tidak kena sasaran. Kali ini tendangan Badut yg langsung bersarang ke tengkuk Tehe hingga tersungkur dan merintih.

"Brukk !"

"Aduhh!!"
Tehe tak kuasa lagi bangun karena tendangan Badut pakai ajian Brojomusti.

"Dah kamu kapok gak? Jangan macem2 lagi sama aku ya. " kata Badut sambil menginjak punggung Tehe yg terjatuh.

"Ampuun.. aku nyerah deh hari ini." kata Tehe. Tehe baru sadar jika ia berguru ke Mbah Wig kemaren cuma minta ilmu hitam pelet bukan ilmu kebal.

***

Tehe masih panas dan dendam kepada Badut yg bisa mengalahkannya. Tapi saat ia sedang berduka, datang Nurjanah yg baru pulang sekolah.

"Mas Tehe.. ikut aku ke pasar yuk." kata gadis remaja cantik itu sambil memandang matanya tanpa kedip. Tehe tentu saja sangat pede karena ilmu peletnya berhasil dikuasai dan sangat mujarab. Baru saja ia membaca mantra sambil menyebut nama Nurjanah, gadis itu langsung datang ke rumah.

"Masuk dulu gih, aku ganti baju dulu nduk" kata bujang lapuk itu bergairah. Sedang Nurjanah yg sudah terjerat pelet, langsung masuk ke dalam rumah Tehe yg tidak ada siapapun selain bujang itu.

"Pacarmu orang mana mas?" tanya gadis itu yg ikut masuk kamar.

"Nggak punya pacar nduk. Emang kamu mau sama aku?"

"Huuu mau banget." kata gadis itu yg membuat Tehe gemes sambil berbalik menunjukkan burungnya yg sudah tegak.

"Dihhh burungnya gede amat mas.. boleh dong aku pegang?" tanya Nurjanah yg merasa sangat terangsang melihat burung Tehe yg sudah siap serbu. Nurjanah sudah tidak sadar dengan siapa ia bicara ketika badan terasa gemetar dan nafas mulai sesak. Sedang Tehe sudah lupa dengan apa yg ia rencanakan karena sensasi birahi kian melonjak dan meledak di otak. Imaginasi keindahan tubuh siKris istri tetangga telah memabokkan matanya hingga tak kuasa mengendalikan hasrat yang menggebu. Buah dada Nurjanah yg mengkel itu terbuka usai tangan Tehe menarik lepas baju seragam putih dan bra gadis itu. Nurjanah sudah terbiasa nyepong jago Badut jadi tidak perlu diajarin langsung cabut dan kulum hingga masuk tenggorokan.

"Crup crup!" Mulut mungil gadis itu sangat trampil menyedot Abang jago hingga Tehe menahan birahi karena terasa denyut miliknya makin kuat. Nafas Tehepun kian sesak bila jemarinya sudah liar menari dalam goa Garba Nurjanah yg masih orisinil. Kedua insan itu sudah lupa dengan rencana semula saat tubuh basah oleh keringat berguling diatas kasur lantai.

"Hhhhhhh.." Tehe melenguh karena letupan nikmat dari dalam pusaka itu sangat dahsyat meledak dan menyemburkan tajin putih sangat banyak. Tehe kejang2 saat melepas cairan tajin itu dan lunglai kehabisan tenaga. Nurjanah yg belum menikmati orgasme tentu kelabakan karena nafas sudah sesak dan hasrat menggebu tetapi Tehe sudah tumbang diatas perutnya.

"Aduhhh..hhhhh mas.." kata Nurjanah sambil bangkit dan menggoyahkan pinggang Tehe yg loyo.

"Aku sudah tak kuat nduk" bisik Tehe. Janahpun inisiatif meremas dan mengulum Abang jago yg sudah lemas susut seperti balon karet kehabisan gas. Namun mendadak Nurjanah sadar saat mendengar suara adzan  dhuhur diluar rumah Tehe. Begitu pula Tehe langsung menjerit kesakitan miliknya.

      "Astagfirullah aladziim" jerit Nurjanah yg sadar jika ia telah berzina dengan Tehe. Rasa cinta yg menggebu itupun lenyap berubah menjadi benci dan sangat menyesal.

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang