Dirham sudah waktunya untuk menyajikan tumbal yg sudah ditunjuk adalah Marlina istri barunya. Karenanya hari itu ia sudah menyiapkan piranti termasuk minta Ningsih untuk menyiapkan jajan pasar aneka kue dan buah untuk sesaji yg dipersembahkan kepada nyai Nawang Wulan. Ningsih yg sudah mendapat bagian gaji besar dan janji akan dinikahi tahun depan sebagai istri kedua setelah Marlina tentu saja patuh dan menurut ketika diminta menyediakan sesaji itu.
" Semalam saya melihat ular besar masuk ke dalam rumah tuan. Saya ketakutan hingga tidak berani tidur di rumah." kata Ningsih mengadu saat majikannya pulang. Gadis lugu itu telah berulang kali disetubuhi Dirham karena ia akan dijadikan istri pengganti Marlina. Ningsih yg perawan itu sudah merasakan nikmatnya bercinta dengan majikan tentu saja punya harapan besar untuk ikut memiliki kekayaan Dirham.
" Ya sudah..kamu tetap diam tidak membuka mulut. Kamu sekarang menunggu di kamar atau nonton tv bersama adikmu. Jangan dekat kamar ini sebelum aku memanggilmu." kata Dirham berpesan. Gadis lugu itu menatap Dirham sambil melepas kain yg membalut tubuhnya. Dirham mengecup bibir gadis itu sambil meremas dadanya yg kini makin semok. Gadis itu membalas dan melingkarkan tangan majikannya ke pantat untuk menggenjot sebentar saja. Nafas Ningsih sudah sesak ketika bersentuhan dengan burung majikannya yg sudah tegak berdiri di celah bawah perutnya. Dirham menuruti harapan Ningsih dengan menggenjot milik gadis itu sampai 3 menit dan berbisik :
" Nanti Abang lanjutkan usai Abang ada keperluan." kata Dirham menyudahi ritual itu. Ningsih mengangguk dan berlari ke kamar tengah setelah mengenakan daster.
Dirham senyam senyum saja sudah bakal dapat uang milyaran hari itu. Ketika sesaji sudah disiapkan di atas tikar dilantai dan Dirham.sudah membakar kemenyan hingga asapnya menggulung di dalam kamar menebarkan aroma yg baunya khas.
" Ya Gusti Kanjeng Nawang Wulan penguasa kegelapan dan hidupku, Mohon paduka menerima sesaji yg telah kupersiapkan untuk persembahan ku tahun ini Semoga Gusti ayu Sudi menerimanya " kata Dirham sambil menengadah ke langit.
Sesaat kemudian dari jendela yg dibuka itu gulungan asap kemenyan yg berwarna putih berubah menjadi hitam dan muncul ujud ular naga sebesar pohon pisang jatuh ke dalam kamar merambati tubuh Dirham yg duduk bersila bertelanjang dada.
" Hari ini adalah kematianmu Dirham, karena kau telah sengaja melanggar pantangan pesugihan. " kata ular itu sambil melilit tubuh Dirham sangat kuat.
" Melanggar ? Apa yg telah kulakukan Gusti ayu ?" tanya Dirham sangat takut dengan ancaman ular naga itu.
" Kamu menyuruh istrimu yg kau jadikan tumbal itu mengaji kitab suci setiap hari dan menaruh kitab itu di dalam kamar ini."
" Ohhh Tidaaakk !! Tidak pernah aku menyuruh bahkan pembantuku untuk mengaji dan membuang kitab suci jauh2" jawab Dirham sambil meringis kesakitan karena terasa tulangnya gemereruk patah karena kuatnya lilitan ular naga itu.
" Kamu sudah terlambat Dirham Harus kubawa sekarang juga ke istanaku. Gerrrrrrkkkk.."
" Aduuuuhhhh...ampuuuunnn.. aaaaccchhhhh...!!!!" teriak Dirham menggema sampai ke langit saat nyawa telah dicabut oleh setan penguasa laut Selatan. Kematian Dirham tak didengar Ningsih maupun Marlina karena ia berada di dalam kamar dan tidak boleh diganggu oleh siapapun.
***
Marlina hanya mengisi waktu luangnya dengan mengaji seperti yg diperintahkan oleh Mbah Sono. Sedang kesempatan lain untuk bercinta dengan sopir pribadinya yg dulu bekas pacarnya juga di sekolah. Tapi di kesempatan lain ternyata Ningsih yg punya perewangan bernama Linggar juga sangat sakti sehingga khamar Dirham tak lagi dimasuki setan pesugihan yg disembah juragan Dirham. Tetapi Ningsih telah menguasai uang pesugihan yg terserak diatas kasur kamar khusus yg digunakan Dirham memuja setan. Uang pesugihan pengganti nyawa Dirham karena telah berkorban. Marlina yg datang kemudian memeriksa kamar itu melihat Ningsih sudah menhemasi uang di dalam tasnya.
"Hai Ningsih! Ngapain kamu berada di dalam kamar majikanmu?" tanya Marlina setengah membentak. Ningsih gemetar sambil melepas tas yg berisi uang banyak itu.
"Anu den.. merapihkan tempat tidur den Kakung"
"Bukankah kamu sudah dilarang den Kakung untuk mendekat atau memasuki kamar ini?" kata Marlina lagi sambil mengangkat tas yg berasa sangat berat. Pastilah berisi uang sangat banyak. Pikir Marlina yg kemudian merebut dan membukanya. Masyaallah.. tas itu berisi tulang kering kaki manusia dan sepotong tengkorak.
"Aaaacchhh" jerit Marlina karena tangannya kepanasan memegang gantungan tas kulit itu. Ningsih hanya terdiam sambil bersimpuh karena takut jika majikannya marah.Ningsih heran ketika melihat Marlina mengaduh telapak tangannya terluka ketika merebut tas darinya. Padahal Ningsih melihat bongkokan uang masih ada di dalam tas tak berkurang.
"Aduuuhhhh panas" kata Marlina sambil membuang tas itu keluar jendela kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNA-GUNA
HorrorPeringatan keras, INI ADALAH CERITA DEWASA. ANAK DIBAWAH UMUR 18 DILARANG BACA. Kumpulan cerita dewasa misteri ilmu gaib dengan adegan sex dewasa.