GUNA-GUNA

BAGIAN : 30

Mbah Dower makin terkenal di kampung itu hingga yg datang tak hanya para purel dan anak sekolah, bahkan preman juga banyak yg datang untuk meminta jimat. Jimat itu bisa berujud benda, tapi juga berujud tatto rajah. Anita yg sudah berada dalam kamar mbah Dower sudah siap untuk mendapat jimat dari lelaki tua itu.

" Mau minta apa neng..?" tanya mbah Dower sambil membenahi piranti keris dan batu akik dari dalam peti kayu dan kembang kantil.

" Anu mbah..susuk pemikat." jawab Anita sambil gemetar. Ia masih bimbang dengan syarat yg akan dilakukan bila mbah Dower memasang susuk itu.

" Bagian mana yg mau dipasang susuk neng ?" tanya mbah Dower.
" Di mana ya ? Biasanya dimana mbah?"

" Ibumu dipasang di wajah dan miliknya."?.

" Ya sudah kayak ibu saja " jawab Anita polos.

" Ya sudah..bajunya dibuka semua neng. Terus tiduran di kasur itu ya."

Anita yg masih bau kencur tentu saja sangat malu jika disuruh buka baju didepan lelaki, apalagi dilihat oleh lelaki tua seperti mbah Dower. Ia jadi ragu mau melepas bajunya dan masih duduk terdiam di atas tikar sambil menatap mbah Dower yg sibuk menyiapkan peralatan untuk pasang susuk.

" Emang mbah gak bisa pasang gak usah buka baju ? Di wajah saja mbah." kata Anita yg malu mau buka baju.

" Ya sudah sini mbah pijit jidat kamu" kata mbah Dower. Anita melongokkan kepala ke depan dekat mbah Dower sambil memejamkan mata. Lalu mbah Dower memijit pelipis gadis remaja itu hingga langsung pingsan tak sadarkan diri. Dalam keadaan tertidur, Anita mendengar pertanyaan mbah Dower.

" Namamu siapa nduk ?"

" Anita mbah"

" Kamu mau pasang susuk untuk apa ?"

" Pengin terlihat cantik dan disukai semua teman cowok di sekolah terutama Iqbal yg aku suka."

" Jadi kalau kamu  bertemu dengan cowok yg sangat kamu cintai. Mau gak ?"

"Mau sekali mbah."

" Apa yg akan kamu lakukan kalau bertemu dengannya ?"

" Aku akan menciumnya dan melakukan apa saja yg ia inginkan"

" Ya sudah sekarang kamu bangun dan melihat cowok itu berdiri didepan matamu. Cowok itu adalah aku. Mbah Dower. Ayo bangunlah."

Anitapun segera membuka mata dan sangat terkejut bisa melihat Iqbal, laki2 yg sangat ia cintai itu menyatu dalam tubuh mbah Dower.

" Bal..aku suka kamu. " kata Anita yg spontan memeluk mbah Dower.

" Buka dong yang..bajunya.." kata mbah Dower yg sudah mencium pipi gadis remaja itu. Anita dengan senang hati melepas bajunya dan kaos kutang yg membungkus dada kecilnya.

" Udah nih."

" Yang bawah belum." kata mbah Dower sambil menunjuk ke bagian bawah tubuh Anita. Gadis itupun melepas celana jean dan celdam hingga benar2 polos. Lalu ia gemetar ketika tangan mbah Dowet mulai mengusap pinggulnya yg putih padet serta mencium dada yg masih sebesar mangga itu.

" Hhhhhhh...Iqball..aku suka kamu" kata Anita yg mulai terangsang birahinya saat putingnya diisap mulut lelaki tua itu sambil miliknya mulai terasa dimasuki jari kuat mbah Dower. Anita benar2 merasa dirinya berada diatas awan bila tubuhnya sudah direbahkan diatas kasur lantai, dan miliknya digesek benda yg seumur hidup belum pernah melihatnya. Benda itu adalah kejantanan milik mbah Dower yg besar dan sangat menggairahkan.

" Hhhhh...hhhh..Bal..sakiiit bal." kata Nita yang merasakan perih miliknya karena dimasuki burung mbah Dower hingga ke dalam rongga. Tapi lama2 perih itu hilang dan berganti dengan rasa nikmat yg luar biasa..

" Hhhhh..hhhhh..mbah..lagi ..lagi " desah Anita saat merasakan mau kencing yg sangat nikmat. Mbah Dowerpun tumbang bersama dengan gadis remaja itu yg orgasme.

Usai ritual, mbah Dower membacakan mantra sambil mengusap wajah Anita dan memijit miliknya yg masih basah oleh cairan putih dari mulut burung. Anitapun kembali tertidur dan tak sadar diri.

" Anita..kamu bangun, dan pikiranmu kembali seperti semula, lupakan apa yg telah kamu alami, kamu sudah jadi gadis cantik yg menarik semua lelaki. Pakailah kembali bajumu. Ayo bangun..nduk!!" perintah mbah Dower ke telinga gadis remaja itu.

Anita membuka mata dengan wajah berbinar bahagia. Tanpa ada rasa malu ketika memakai kembali pakaian yg telah dilepaskan di depan mbah Dower.

" Aku mau pulang mbah. Terimakasih ya mbah..sudah menolongku."