Seorang laki2 berambut cepak dengan mobil mewah datang ke rumah Mbah Sono. Laki2 yg dikawal dua orang berjaket kulit warna hitam itu jelas orang kaya yg butuh bantuan Mbah Sono. Biasanya mereka mau membeli jimat atau perewangan untuk membantu usaha mereka. Seperti bulan lalu yg datang dari luar kota malah para pejabat untuk membeli lambaran atau sebeh dengan harga yg tinggi. Karena itulah Mbah Sono di rumah hidup lebih dari cukup dalam kebutuhan dunia. Tapi Mbah Sono itu suka menolong orang susah dengan membagi- bagi beras serta uang untuk mereka yg masih membiayai anak sekolah atau kesulitan mau menanam padi.
Laki2 berambut cepak itu sangat hormat kepada Mbah Sono terlihat ketika keluar dari mobil langsung berjalan ke teras pendopo dan membungkukkan badan ketika melihat pemilik rumah duduk di ruang depan sambil ngopi.
" Kulonuwuuun.."
" Hhmmm monggo." jawab Mbah Sono sambil berdiri menyalami tangan tamunya. Lelaki gagah perkasa itu terlihat sangat menghormati Mbah Sono saat dipersilahkan duduk di kursi kayu jati plituran di pendopo.
" Anu Mbah..saya ingin pesugihan. Kalau bisa yg maharnya jangan keluarga sendiri." kata orang itu.
" Woo nggak bisa. Apa kamu sendiri yg jadi tumbalnya.?" tanya Mbah Sono.
" Maksud saya..cari orang di luar rumah yg bukan keluarga. Kan saya punya karyawan di pabrik saya."
" Tapi syaratnya karyawan itu harus kamu sayang dan bila perlu kamu nikahi sebagai istri kamu." kata Mbah Sono.
" Ya..ya maksud saya juga begitu. Ada nggak Mbah ?"
" Kalau Buto ijo, cari tumbal laki2. Kalau yg minta itu wanita, ia bisa menikahi karyawan lelaki. Tapi kalau kamu yg cari pesugihan..bisa Blorong. Tapi kamu harus membuat kamar kusus untuk bertemu dengan ratu ular itu. Kamu harus menikahi perawan yg masih suci di hari Anggoro kasih itu Senin malam seloso Kliwon. Lima hari setelah kamu nikahi, istrimu diambil NYI Blorong."
" Maksud Mbah istri yg mana ?"
" Ya yang kamu nikahi itu." kata Mbah Sono.
" Ya ya..saya mengerti Mbah. Syaratnya apa Mbah ?"
" Kamu mau nglakoni apa terima jadi saja ?"
" Maksud Mbah ?"
" Kalau nglakoni, kamu mesti berpuasa dan membacakan mantra serta melek wengi selama 40 hari 40 malam. Kalau terima jadi, kamu tinggal cari tumbal, bayar aku 100 juta. Nanti kamu bisa dapet milyaran setelah nikah. Tapi aku mau tanya, kamu cari pesugihan ini untuk membahagiakan siapa ?" tanya Mbah Sono.
" Ya tentu untuk istri dan anak saya to Mbah." jawab Arnold polos.
Orang itu tidak cukup bawa uang sebanyak itu. Tapi ia pernah dengar yg dapet pesugihan itu sekali dapet sampai milyaran.
" Ya besok saya akan kemari lagi Mbah. Ini ada sekedar uang muka. " kata orang itu sambil menyerahkan amplop kain batik berisi uang 10 jt. Tapi ditolak Mbah Sono .
" Bawa saja dulu uangnya. Besok kalau kamu siap sekalian bawa anak atau istrimu nanti ku ruwat biar nggak protes. Tak Sirep biar manut sama kamu."
" Siap Mbah. Matur nuwun..tapi ini terima saja..saya sudah Mbah kasih petunjuk.' kata orang itu yg memaksa meninggalkan uang kepada Mbah Sono.
***
Istri Arnold setuju jika suaminya mengajaknya pergi ke rumah Mbah Sono untuk minta rejeki karena selama ini usahanya macet dan banyak orang yg tidak menyukai. Weny adalah istri kedua Arnold yg usianya jauh lebih muda karena perhitungan Arnold kalau dijadikan sarat tumbal, bukan istri pertamanya yg punya anak darinya. Weny baru lulus SMA kemarin dan dikontrakin rumah jauh dari istri pertamanya.
Kedatangan Weny ke rumah Mbah Sono disambut senang hati oleh dukun tua itu.
" Ini putrimu ?"
" Istri saya Mbah." jawab Arnold bangga karena Weny masih muda belia. Sedang Mbah Sono mengira anaknya karena usia Weny yg masih ABG. Boleh juga nih cewek. Batin Mbah Sono ketika menerawang body gadis yg mengenakan T shirt merah dan celana jean pendek.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNA-GUNA
HorrorPeringatan keras, INI ADALAH CERITA DEWASA. ANAK DIBAWAH UMUR 18 DILARANG BACA. Kumpulan cerita dewasa misteri ilmu gaib dengan adegan sex dewasa.