BAGIAN : 41 DUKUN

2.4K 32 2
                                    

Seorang laki2 tua datang ke pemilik rumah yg bertuliskan DIKONTRAKKAN. Tuan rumah yg seorang ibu2 dengan anak2 masih SMA keluar menjamu orang tua tadi yg katanya ia hidup sendiri di Jakarta karena anak2nya sudah nikah dan tinggal di luar Jawa. Dulu ada yg tinggal di Jakarta tapi kecelakaan dan rumah dijual karena disita bank. Kini Mbah Sono pengin ke Jakarta sudah tidak punya rumah tinggal lagi. Mbah Sono mau mencari cucunya yg entah ikut siapa sejak Ujang mendapat kecelakaan itu. Linggar kasihan kalau tidak ada yg ngrawat. Dengan mengontrak rumah pasti Mbah Sono bisa mencari keberadaan cucunya Linggar.

Itulah karakter papaku yg tidak betah tinggal di rumah karena berprofesi jadi dukun. Bahkan ketika sadar dan pulang ke rumah tahun lalu, hanya cari alibi saja. Akhirnya ia berpetualang lagi. Selain mamaku, papa juga menikahi 3 istrinya lagi di Jakarta 2 di Bogor 1. Inilah kisah petualangan papaku.

SAAT KEMBALI KE JAKARTA LAGI.

" Bapak kerja apa kok mau tinggal sendiri di rumah ini. Kontraknya mahal lho. 50 juta setahun." kata ibu itu sambil memandang ke orang tua itu.

" Kalau saya bayar dulu sebulan boleh nggak Bu ? Duit saya cuma tiga juta. " kata orang tua itu.

" Kalau mau bayar sebulan juga boleh tapi 5 juta. Kalau 3 juta ya nggak boleh." kata ibu itu. Orang tua itu akhirnya memberikan uang cuma satu juta kepada ibu itu.

" Ini ya bu..semoga barokah." kata orang tua itu menyerahkan uang satu juta sambil membaca mantra.

Ibu pemilik kontrakan itu langsung tersenyum dan mempersilahkan orang tua yg mau ngontrak masuk rumah.

" Silahkan masuk dulu pak." kata Bu Dedeh yg di temani Imah putrinya yg masih SMP. Entah apa yg terjadi, tiba2 pemilik rumah itu jadi baik sekali dan tidak menghitung uang yg diterimanya tadi cuma 1 juta, bukan 5 juta.

" Bapak bisa ngobati sakit stress ya ?" tanya ibu itu.

" Inshaalah bisa. Mungkin ketempelan setan kali.." jawab orang tua itu.

" Ini anak saya jadi pendiem dan tidak mau ke sekolah, katanya takut' kata Bu Dedeh sambil merangkul Imah yg masih duduk di SMP tapi tak mau sekolah sudah 3 bulan ini.*" kata Bu Dedeh.

" Oh..coba pinjem kamarnya ada nggak Bu, dan minta minyak nyong2 sama kembang mawar." kata orang tua itu.

" Ada..ada.. di kamar dia aja..tapi ibu mau ke pasar beli minyak nyong2 sama kembang dulu." kata Bu Dedeh.

" Ya sudah ibu beli sana, biar adek saya urus." kata orang tua itu yg bernama Mbah Sono

" Adek namanya siapa ? " tanya Mbah Sono. Adik itu tidak menjawab dan bahkan buang muka sambil cemberut. Mbah Sono pegang leher belakang gadis itu dan dipijit sarafnya seketika gadis itu pingsan. Mbah Sono membacakan mantra sekitar lima menit, dan berbisik ke telinga gadis itu.

" Namamu siapa neng ?"

" Imah." jawab gadis itu.

" Kamu mau nggak kalau bangun ketemu pacar kamu yg kamu cintai ?" tanya Mbah Sono.

" Mau banget, tapi aku takut sama mama."

" Mama sedang ke pasar. Kalau pacarmu sekarang ada di rumahmu, apa yg kamu lakukan ?"

" Aku akan peluk dia. Aku mau disuruh apa saja." jawab Imah.

" Sekarang kamu bangun, dan lihat pacarmu yg sedang duduk didepanmu. Imah..bangunlah !!"

Imahpun membuka mata dan tersenyum melihat Mbah Sono yg duduk di depannya. Imah langsung menubruk dan memeluk Mbah Sono

" Kak..aku rindu kamu.." kata gadis itu saat merangkul pundak Mbah Sono.

" Ayo lepaskan celanamu dan bajumu. Aku pengin melihat tubuhmu boleh kan ?"

" Tapi aku juga pengin lihat punyamu. Kita sama2 buka ya ?"

Mbah Sono sangat kagum melihat tubuh Imah yg baru umur 14 tahun tapi sudah semok dan putih mulus pinggul dan miliknya. Mbah Sono meraba seluruh tubuh gadis itu sambil membacakan mantra hingga gadis itu jadi lengket dan pasrah miliknya disogok jarinya. Dan gadis kecil itu dengan sangat senang menggenggam burung Mbah Sono yg sudah tegak seperti tombak.

Saat mereka sedang bercumbu, terdengar motor mama Dedeh menderu masuk halaman, berarti sudah dari pasar. Mbah Sono buruan menutup tubuh Imah dengan kain selimut.

" Pak..ini minyak dan kembang sudah saya belikan." kata Bu Dedeh sambil menyerahkan barang pesanan Mbah Sono.

" Ma..jangan ganggu aku, aku sedang dirawat..." kata Imah dari dalam kamar. Senangnya Bu Dedeh mendengar suara putrinya.

" Oh..putriku sudah sembuh ya..Alhamdulillah.." kata Bu Dedeh sambil menengadah bersyukur

" Sebentar lagi Bu." kata Mbah Sono masuk sambil mengunci pintu kamar dari dalam.

" Iya pak mangga."

Sampai di dalam kamar, Mbah Rekso melanjutkan ritualnya membuka selimut dan menyergap tubuh mulus Imah yg terlentang di atas kasur. Imah senang sekali ketika miliknya yg masih polos tanpa rumput itu dicucrup mulut mbah Sono yg dimatanya sangat tampan.

" Hhhhh..geliii kak..enak tau" kata gadis yg masih bau kencur itu sambil mendesah dan melenguh merasakan kenikmatan birahi remaja. Sedang Mbah Sono sudah mulai menggesek- gesekkan miliknya ke ujung klitoris Imah yg sudah mengembang keras.

" Hhhhh.. hhhhhssssstt !!" desah Imah lagi dan ia melotot memandangi pusaka besar milik Mbah Sono yg dilihat mengacung indah di depan matanya. Sungguh baru pertama kali ini Imah melihat bentuk kejantanan seorang lelaki dewasa. Sangat indah dan menggairahkan. Nafas gadis remaja itu kian tak beraturan kala pusaka itu mulai dimasukkan ke dalam rongga sempitnya yg sudah basah dan siap. Rasa perih itu terkubur oleh rangsangan birahi dan sensasi nikmat yg menjalar dalam tubuh Imah hingga ia biarkan rongganya digenjot Mbah Sono hingga lebih setengah jam. Imah tak lagi bergerak karena lemas dan merasa sangat nikmat saat orgasme. Usai ritual itu Mbah Sono memijat seluruh lekuk liku tubuh Imah sambil membacakan mantra agar gadis itu selalu ingin bercinta dengannya.

Saat beranjak keluar dari kamar saja Imah masih menggelayut menciumi wajah Mbah Sono yg dimatanya seperti pangeran asmara.

" Ibu..katanya mau beliin Imah sepatu ? Ke mall yuk." kata Imah sambil merangkul ibunya yg sangat gembira melihat sikap putrinya yg berubah total.

" Terima kasih Mbah..anak saya sudah sembuh.." kata ibu pemilik kontrakan.

***

Bahagianya Bu Dedeh melihat putrinya sudah pulang sekolah membawa teman pula. Sekarang Imah sudah bisa berdandan pakai gincu dan minyak wangi tiap masuk sekolah. Temannya yg cewek namanya Ida pengin kenal sama Mbah Sono yg kata Imah bisa membuat cewek jadi cantik dan memikat semua cowok.

" Betul memang dek. Tapi orangnya lagi ada pa kagak ya. Bayar kali dek" kata Bu Dedeh sambil melongok ke rumah sebelah yg dikontrak Mbah Sono.

" Gak papa Bu..kan Ida punya tabungan." kata gadis remaja itu.

Bu Dedeh keluar pagar rumah melongok ke rumah kontrakan Mbah Sono, kok di depan rumah ada mobil. Sedang ada tamu yg datang ini. Wah..baru tinggal dua Minggu sudah laris. Kata Bu Dedeh dalam hati.

Mobil itu ternyata berplat H artinya dari kota Semarang. Ya..seorang calon bupati dari kota Semarang sedang bertamu ingin ikut mencalonkan bupati di daerah Magelang bernama Retjo Gupolo . Gupolo mengajak Mbah Sono untuk pergi ke rumahnya sudah dibelikan tiket terbang pulang kampung. Hari itu juga Mbah Sono boyongan ke kampung Gupolo.

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang