Mbah Dower jadi terkenal tinggal di rumah anaknya Kardi di Jakarta. Uang yg datang tidak sedikit hingga Kardi bisa beli rumah lagi di daerah Tangerang yg lebih besar untuk operasional mbah Dower tentunya.Jimat yg dijual dengan harga 50 -- 100 juta sangat laris karena banyak yg memburu untuk keperluan pribadi beladiri dan ketahanan pangkat dalam birokrasi. Dengan memiliki jimat orang tidak mungkin tergeser kedudukannya dalam pekerjaan maupun profesi. Seorang penjahatpun bisa kebal dari semua senjata bila dalam bahaya. Seperti pasangan Togar yg minta istrinya cepat hamil, ternyata terkabul hingga Togar ingin meminta agar jimat yg dipegangnya tidak luntur dan siap dengan biaya mahal sekalipun.
Fitri yg sejak kecil dirawat kakeknya di kampung jadi paling banyak dapet hadiah ketika mbah Dower di rumahnya. Ia yg sekarang sudah umur 14 tentu beda dengan saat masih SD. Tubuh Fitri sudah bukan anak kecil lagi dimata kakeknya. Fitri sudah biasa dimandikan kakeknya dulu. Sekarang maunya manja banget sama kakeknya pengin dipeluk dan disayang.
" Pijiti mbah yaa...mbah capek nih." kata mbah Dower sambil tiduran.
" Tapi ntar kasih duit yaa."
" Berapa ?"
" Seratus ribu."
" Yaa...ntar mbah kasih."
Fitripun mulai memijit dari ujung kaki hingga pinggang. Dan ketika sampai ke pangkuan, Fitri senang meremas benda yg tegak di pangkuan kakeknya." Hi hi hi hi..lucu nih burung." gumam Fitri saat mengocok milik kakeknya yg tak mau lemas. Makin lama dikocok malah makin keras dan besar
" Kamu seneng ya nduk?"
" Hi hi hi..gak sakit kan mbah ?"
" Enggak. Pegang ajaa."
" Fitri gigit boleh nggak ?"
" Boleh..tapi jangan sampai putus."
" Ya enggak lah." kata gadis kecil itu sambil membungkukkan kepalanya menghadap pangkuan kakeknya.
" Mbah belum mandi ya ?"
" Emang kenapa?"
" Bauuu."
" Ya dikocok ajaa..jangan dikulum"
Fitri tetep saja mengulum dan mengocok benda itu sampai basah. Asin ujungnya yg licin dan geli ngejilatnya. Fitri menikmati sekali kalau liat benda gituan. Dulu ia sering lihat, tapi gak seperti sekarang ia mudah terangsang kalau melihat kejantanan yg besar dan tegang kek punya kakeknya. Ia sengaja gak pake celdam agar kakeknya mau memijat miliknya yg kini mulai mengembang. Benar juga, mbah Dower yg melirik cucunya tengkurap di sampingnya tersibak roknya. Tangan mbah Dower buruan meraba pinggul yg putih dan semok itu. Lembut kulit Fitri diremas jemari Dower sampai ke belahan miliknya yg mulus. Fitri makin sesak nafasnya bila klitorisnya dipijit- pijit jari mbah Dower." Diiihhh... Geliii mbah..hi hi hi.." Fitri malah tertawa cekikikan bila jari Dower masuk ke celah miliknya berulang- ulang. Dower juga seneng bila miliknya diisep sama cucunya yg dulu dirawat di kampung. Fitri sekarang tumbuh sebagai gadis remaja yg sangat manja kepada kakek karena orang tuanya sangat sibuk.
" Enak ya kek kalau aku gigit burung nakalnya." kata Fitri yg nekat menggigit leher burung aneh itu dengan lembutnya. Kakeknya meringis senang.
Sampai akhirnya Fitri merasakan ada cairan putih yg keluar dari mulut burung itu. Fitri melepas kenyotan dan muntahkan cairan itu ke lantai." Hoek !! Apaan itu mbah ? Kok putih ? Pipis ya ?" tanya Fitri sambil beranjak bangun.
" Ya udah..sekarang pake bajumu. Kakek ambil duitnya." kata mbah Dower sambil berdiri dan merogoh uang dari saku kolornya yg tergantung.
" " Nih..cepek." kata Dower kasih duit cucunya.
" Makasih kek." kata gadis yg sudah kenakan roknya itu sambil mencubit milik kakeknya.
" Aduh." jerit mbah Dower. Fitri tertawa cekikikan.
****
Di depan Kardi pulang kerja sudah membawa tamu seorang ibu2 dengan seorang gadis, masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNA-GUNA
HorrorPeringatan keras, INI ADALAH CERITA DEWASA. ANAK DIBAWAH UMUR 18 DILARANG BACA. Kumpulan cerita dewasa misteri ilmu gaib dengan adegan sex dewasa.