BAGIAN : 34 LAMBARAN

2K 38 0
                                    

Di kota besar yg sudah serba modern dan canggih, manusia masih percaya bahwa LAMBARAN itu perlu untuk menjaga diri dari gangguan yg dilakukan orang lain atas usaha atau jabatan kerjanya. Seperti Aryo yg awal masuk PNS sudah punya lambaran atau sebeh tentu serba dimudahkan semua usahanya. Dari awal tes sampai naik pangkat semua dijalaninya tanpa halangan yg berarti.
Mbah Sonto ternyata juga dikenal bisa memberi sebeh dengan tarif yg tidak tinggi jika didatangi ke rumahnya. Aryo yg pertama mendapat sebeh dari Mbah Sono tetap menjaga rahasia itu kecuali untuk familly saja. Sebeh itu perlu bagi siapa saja yg menjalankan usaha.

Ketika dipanggil pak Kabag Bambang, Aryo senyam- senyum saja karena ia dipromosikan naik jabatan kasi mengalahkan seorang strata 2 yg digantikannya karena dianggap tak becus bekerja. Padahal Aryo cuma lulusan SMP + Paket C. Tapi dalam soal tugas, Aryo dinilai pantas mendapatkan jabatan yg akan diemban. Aryo selain rajin bekerja, belajar dan punya sebeh untuk menaklukkan atasannya hingga percaya saja pada semua omongannya sampai penggelapan dana di kantor itupun lenyap tak ditanyakan oleh Kabag yg jelaa2 memberi mandat kepada Aryo. Malah anak pak Bambang yg masih SMA senang datang ke rumah Aryo untuk diperkenalkan Mbah Sono yg bisa memberinya rajah untuk bekal masuk ke STAN. Kalau laki2 itu tidak bisa memikat Kantil pasti bukan Aryo.

" Bener lho mas..aku mau ketemu dengan Mbah Sono. Ongkosnya jangan khawatir. Bapak juga mau bayar kok." kata Kantil saat duduk di ruang depan rumah Aryo. Ayuk istri Aryo sangat hormat kepada Kantil yg diketahui anak dari Kabag suaminya.

" Monggo mbak diunjuk." kata Ayuk yg baru saja membawakan minuman untuk tamunya.

" Injih Bu." jawab Kantil sambil mengangkat gelas yg berisi fanta dingin dan meneguknya.

Aryo yg sudah membacakan mantra dari Mbah Sono langsung menatap mata gadis itu dan Kantil yg menatap manik mata Aryopun luluh. Aryo sudah minta Mbah Sono untuk memikat hati Kantil agar tergila- gila padanya dan selalu menuruti apa keinginan Aryo. Edan tenan si Aryo.

" Mas..ayo kita main dulu.. kamarmu mana mas.. ?" kata Kantil sambil menarik lengan Aryo. Laki2 ganteng itupun langsung merangkul Kantil masuk ke dalam kamar yg dikatakan kepada istrinya untuk meditasi bila ada orang yg minta tolong dalam hal spiritual.

" Mas..boleh nggak kalau aku mencintai mas Aryo ?" kata gadis belia itu sambil melepas kaos panjangnya dan terlihat dadanya yg putih montok menantang di depan mata Aryo. Aryo langsung mengunci pintu dari dalam kamarnya. Yakub lelaki itu sudah mendesak menyesakkan celana kolor yg dikenakannya. Ah..gadis cantik itu benar2 terpikat pada mantra yg dibacanya. Kantil sudah melepas celana levisnya yg ketat hingga tinggal celdam yg tipis seethrough. Tubuh yg sangat indah itu kini terbuka sama sekali di depan mata Aryo. Aryo dengan sangat gemetar mengusap dada mulus Kantil,dan mengisap tahi lalat di puncak bukit itu sambil meremas pinggul yg masih padet dan penuh gairah.

" Hhhhh. aku cinta mas Aryo." bisik Kantil yg sudah tak berbusana itu saat ditidurkan terlentang di atas kasur. Aryo pun tak buang waktu langsung mengeluarkan burung ontanya yg sudah tegak dan menggesekkan klitoris gadis itu sambil bergerak maju mundur. Tubuh indah itupun terasa gemetar dan menggigil saat miliknya baru pertama kali ini dijejali burung ajaib lelaki dewasa. Kantil yg masih perawan itu sangat bahagia bisa bersanggama dengan lelaki yg dicintainya. Walau ia harus kehilangan selaput dara yg dibanggakan hingga kelak menikah dengan calon suaminya. Orgasme yg sangat nikmat itu dirasakan Kantil hingga dua kali dalam durasi main satu jam lebih. Usai ritual kembang, mereka berdua keluar kamar. Kantil berpamitan pulang dan berjanji akan datang lagi keesokan harinya untuk bertemu dengan Mbah Sono. Bu Ayuk sangat berterimakasih kepada Kantil yg mau berkunjung ke rumahnya. Bu Ayuk juga tidak tahu jika Aryo telah bersetubuh dengan gadis suci itu.

***

Mbah Sonto tahu jika Aryo memanfaatkan kemampuannya untuk mencari kepuasan pribadinya. Kantil yg datang setelah lebih tiga kali bersanggama dengan Aryo, tentu bisa terbaca karena Kantil bercerita sangat mencintai Aryo. Sejak itu Mbah Sonto langsung mencabut lambaran yg dipakai Aryo.

Aryo yg merasa sangat berjasa kepada atasan dan kerabat di kantor karena telah menolong mereka dalam berbagai masalah lewat Mbah Sonto, tidak sadar jika lambaran itu telah dibuang oleh Mbah Sono. Kini Kantil dan bapaknya mulai curiga dan kurang percaya kepada omongan Aryo yg berbelit masalah penggelapan uang kas di kantor itu.

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang