BAGIAN : 52

1.4K 22 0
                                    

Marlina datang kembali ke rumah Mbah Sono untuk memberi tahu kematian suaminya di dalam kamar yg tidak sepengetahuannya. Uang yg sangat banyak yg tersimpan di dalam rumah lama yg ditempati Dirham dan pembantunya Ningsih tidak bisa ditemukan Marlina karena ia juga takut jika terbawa oleh pesugihan suaminya. Mbah Sono sebenarnya kasihan mendengar penuturan Marlina karena Dirham adalah masih keponakan sendiri. Tapi jalan yg ditempuh memang tidak seperti yg diharapkan.

     " Untuk keselamatan jiwamu, sebaiknya kamu menginap dirumahku dulu sekalian aku pagari kamu agar tidak terbawa aura setan pesugihan" kata Mbah Sono.

      " Atau Mbah Sono saja yg mengurus rumah dan kekayaan mas Dirham. Karena di rumah yg lama itu kekayaan mas Dirham tersimpan." kata Marlina.

       " Kami tahu darimana ?"

       " Kan mas Dirham punya kamar khusus untuk menemui setan pesugihan dan mendapatkan uang di kamar itu pula." cerita Marlina.

         " Kalau orang sudah mati karena dimakan pesugihannya, hartanya semua juga lenyap terbawa oleh jasatnya yg mati. " kata Mbah Sono.

        " Jadi gimana tuh Mbah ?" tanya Marlina yg ketakutan kalau ia akan dijadikan tumbal atau terbawa oleh dosa suaminya.

         " Sini masuk kamar, biar Mbah kasih pagar lagi.'" Kata Mbah Sono.

     Marlinapun menurut keinginan orang tua itu untuk menjalani ritual agar ia selamat dari kejaran setan pesugihan.

     Kamar ritual yg sudah dibangun dengan lantai teraso hitam dan lampu yg tetap remang2 membuat suasana tidak cerah. Seperti biasanya Marlina disuruh melepas semua pakaiannya di depan mata Mbah Sono.

      Namun yg terjadi sungguh diluar rencana Mbah Sono maupun Marlina ketika perempuan cantik itu mulai melepas pakaiannya, Mbah Sono tiba2 berteriak histeris.

    " Aaaaaaaaaccchhhhh!!!"

Orang tua itu memegangi dadanya, kepalanya yg terasa mau pecah..dan seluruh tubuhnya terasa panas terbakar. Mbah Sono menggelepar di lantai kamarnya yg membuat Marlina ketakutan dan keluar dari kamar itu.

     " "Ampuunnn....aaaaaccchhh.." teriak Mbah Sono seakan sedang mendapat serangan dahsyat dari kawan atau lawan sesama dukun.

      Samirah yg merasa menjadi istrinya tentu ketakutan dan kawatir bila Mbah Sono sedang dalam musibah. Mungkin saja musibah itu datang dari orang yg tidak menyukai atau yg pernah disakiti, atau karena Mbah Sono lupa melanggar pantangan sebagai dukun yg tidak boleh nikah. Tapi ketika wanita yg sangat berharap mendapat keturunan itu menghampiri suaminya, malah dibentak dan diusir dengan kasar.

       " Pergiiiiii pergiiiii..pergiii dari rumahku...pergiiiiii" teriak Mbah Sono sambil berjalan terhuyung - huyung mau jatuh.

***

       Den Bei Rangga yg telah menolong  aku yg datang ke rumahnya karena petunjuk dari NYI Wulan yg menelusuri wanita2 yg dekat dengan Karsono Dower bapakku yg telah menghilang . Den Bei menceritakan padaku bagaimana petualangan papaku yg berganti- ganti pasangan dan menyelingkuhi Nyi Wulan..

      " Saya ingin papa kembali kumpul dengan mama eyang.." kataku sambil memohon dan menangis. Den Bei yg sudah tua itu mengatakan jika ia seperguruan dengan papa dalam menuntut ilmu gaib. Sayangnya papa lebih suka bermain wanita atau menyelingkuhi istri orang termasuk istri2 den Bei.

       " Baiklah..aku akan menolongmu nduk..tapi ijinkan aku menyiksa papamu dengan menyerang agar seluruh ilmu gaibnya hilang. Dengan begitu, papamu tidak lagi bisa kemaki mengumbar nafsu serakahnya."

       " Ya Monggo kalau itu cara yg terbaik buat papa. Asalkan saya tetap ingin papa saya kembali hidup bersama keluarga." kataku memohon.

         " Apa yg bisa kamu lakukan, seperti tadarusan..mengaji...lakukan ya nduk." kata Den Bei.

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang