BAGIAN : 67 JANDA AYU

918 8 0
                                    

Wulan yg baru ditinggal mati suaminya karena kecelakaan padahal belum punya anak, tentu saja jadi buah bibir orang kampung. Wajah Wulan yg cantik dengan kulit kuning langsat serta anak dari juragan nomer togel yg kaya raya jelas banyak cowok yg naksir.

     Tapi kata orang desa dia itu wanita bahu lawean. Badut yg merasa punya uang banyak dan aji pemikat pelet ingin meminangnya sebagai istri. Badut tidak percaya kata orang jika bahu lawean itu adalah kutukan akan ditinggal mati suaminya hingga 7 kali di dalam hidupnya. Artinya, suami yg ke 8 yg nanti selamat dan hidup sampai kakek2 mendampingi Wulan. Badut tidak peduli.

     "Omong kosong!" kata Badut saat diperingatkan Yayuk, mantan pacarnya yg kini beranak 3. Yayuk jadi kesal sekalipun ia sudah tak dianggap sama Badut. Tapi entah kenapa sekarang Yayuk jadi sangat mencintai Badut.

      "Aku kasihan kalau kamu nanti mati dibunuh setan yg ada dalam tubuh Wulan" kata Yayuk sambil menarik tangan lelaki lajang itu masuk ke dalam kamar untuk bercinta.

      "Kamu pulang sana, nanti dicari suamimu." kata Badut.

       "Bodoamat! Pokoknya aku minta jatah dulu.. baru nanti kamu boleh pergi kemana saja" kata Yayuk yg sudah melepas daster dan menarik tangan Badut hingga jatuh ke dalam pelukannya. Tapi Badut malah mendorong Yayuk jatuh dari ranjang dan pergi meninggalkannya. Badut sudah gelap mata tertutup bayangan kecantikan Wulan yg punya daya tarik magis.

      Wulan yg memang sangat cantik tak perlu polesan bedak tetap saja punya daya tarik luar biasa hingga puluhan lelaki datang mengantri untuk mendapat perhatiannya. Badut yg bawa motor PCX baru tak mau kalah bersaing ikut antri di halaman rumah Wulan. Badut berbesar hati ketika bertemu dengan Tehe yg juga ikut antri apel di rumah Wulan. Badut yg kini tidak lagi bisa mendekati Nurjanah atau Linggar karena dibentengi Slamet yg sudah punya pesugihan, tentu tidak lagi digdaya dengan peletnya.

      "Loe ngapain datang ke sini Dut? Bukannya loe sekarang sudah hebat?" tanya Tehe dengan tatapan penuh dendam.

      "Lhah kamu sendiri ngapain datang kemari?" tanya balik Badut.

      "Kita buktikan saja jika kamu tidak boleh mendekati cewek gua" kata Tehe yg mulai pasang kuda2 hendak bertarung. Badut sebenarnya tidak berani bertarung karena ia tidak punya ilmu beladiri. Yg dimiliki Badut cuma pelet. Tapi setidaknya ia bukan Tehe yg cuma tukang mabok. Badutpun tenang saja sambil mengawasi gerakan Tehe. Benar juga tiba2 Tehe memukul Badut dengan jurus silat.

      "Hiiiiaaaaatttt!!"

      Badut mengelak ketika pukulan itu datang. Ia merasa tubuhnya lebih besar dan berotot karena biasa mengangkut batubata. Tapi pukulan Tehe ternyata sangat keras dan dahsyat.  Bahkan Badut tidak pernah peduli dengan kesaktian tubuh karena ia fokus pada ilmu pelet yg bisa membuat cewek klepek2.  Kali ini ia harus pergi menghindar dari Tehe atau babak belur dihajar bujang lapuk itu.

      "Sudah! Cepat pergi atau kupatahkan lehermu!" bentak Tehe saat melihat Badut sempoyongan bangun.

     ***
     Tehe yg sudah mengusir Badut merasa lega bisa masuk ke teras rumah Wulan yg terlihat tersenyum menerima kedatangannya.

     "Mas Tehe, masuklah" sambut gadis cantik itu. Betapa Tehe sangat bersemangat ketika dapat lampu hijau boleh masuk rumah Wulan.

      "Sendirian ya.. he he" kata Tehe sambil melangkah masuk rumah Wulan yg adem.

       "Mas lihat sendiri kan? Gak ada siapapun di dalam rumah ini, makanya aku kesepian" jawab Wulan sambil persilahkan Tehe duduk. Wulan yg lalu duduk didepan Tehe dengan kaki melipat kedengkul. Paha yg putih bersih itu membuat Tehe tak kuat menahan yakun yg naik. Betapa tidak, ia sudah berumur kepala 4 belum pernah merasakan nikmatnya belah duren.

     "Bentar ya mas, aku ambil minuman." kata gadis itu seraya melangkah masuk ke dalam kamar.

      "Ah gak usah repot2, aku sudah minum kok" kata Tehe yg kemudian beranjak berdiri menguntit di belakang Wulan. Pantat Wulan yg semok itu bergoyang saat berjalan. Bergetar Tehe dibuatnya hingga tak bisa menahan hawa nafsunya. Ternyata Wulan bukan masuk dapur untuk membuatkan minum melainkan masuk kamar untuk ganti daster. Tehe langsung mengikuti dari belakang dan menghampiri ketika gadis itu melepas dasternya. Hhhh.. punggung yg mulus tanpa cacat itu membuat Tehe tak kuasa untuk diam. Tehe langsung saja memeluk dari belakang sambil meremas dada empuk Wulan yg sudah terbuka. Tapi gadis itu juga tidak melepaskan boneka buaya seperti sikomo. Tehe tidak keberatan tidur dengan Wulan berbantal boneka buaya yg kata Wulan adalah kesukaannya dari kecil.

      Tehe yg seumur hidup belum pernah merasakan hangatnya memeluk tubuh seorang gadis cantik, tentu sangat bersemangat dan cepat naik tensi ketika mulutnya sudah berada di belahan dompet Wulan. Pastinya imajinasi tak begitu dahsyat dibanding dengan kenyataan. Wulan yg bertubuh sangat sintal dengan pinggul yg besar dan kulit putih jelas sangat cepat membuat otak Tehe beku. Begitu pula batangnya yg sudah lebih awal mengeras bagai batu keluar masuk ke dalam rongga Wulan yg becek bahkan banjir seperti air kolam hingga menimbulkan suara merdu.

       "Ayohlah mas.. kok udahan?...." bisik Wulan sambil mendorong pinggul lebih erat ke tubuh Tehe. Tapi Tehe tak lagi mampu menggerakkan tubuhnya karena kehabisan tenaga. Sebagai seorang perjaka tua yg tidak pernah bercinta, tentu sangat memforsir tenaga saat menggebrak duren jatuhan. Sudah lebih satu jam ia mencangkul dan mandi keringat diatas tubuh indah Wulan yg santai sambil memeluk boneka busa itu. Tehe pulas tertidur hingga berlanjut ke alam mimpi.

      Boneka buaya itu sudah tidak nampak berada dalam pelukan erat Wulan. Tapi Tehe sudah berada di dalam kubangan air yg sangat gelap saat ada dalam mimpi.Tehe yg sudah klimaks ber - kali2 itu sudah kehabisan tenaga dan loyo berendam dalam air. Tapi Tehe tidak melihat Wulan terkapar disisinya selain  suasana gelap dan terdengar suara gerakan air yg menakutkan. Suara gerakan air itu makin jelas ketika kaki Tehe terasa sakit tertusuk benda runcing dari dalam air kolam. Seperti digigit anjing yg menyeret tubuhnya tenggelam ke dalam kolam. Tidak, bukan anjing tetapi buaya.!

      "Siapa kamu hah berani masuk ke dalam kolamku?" tanya seseorang di dalam kegelapan. Tehe yang tak lagi bertenaga tak mampu menjawab atau melepaskan kakinya dari gigitan buaya itu. Bukannya itu hanya bermimpi? Kata Tehe dalam hati. Tehepun akhirnya berteriak kencang berharap dibangunkan Wulan yg tadi memeluknya dengan mesra.

     "TOLOOONG!!" teriak Tehe. Tapi ia tetap tidak bangun dan melihat Wulan yg cantik itu membangunkan dengan sangat sayang.

      "Kamu sudah jadi mangsaku heh manusia tolol, ini alam mimpi burukmu goblok! He he he grrrrkk"

      Tehe merasakan tubuhnya makin sakit seolah digergaji oleh gigi2 buaya yg runcing. Harapan bangun dari mimpi Tehe tak terkabul hingga ia merasa tubuhnya tenggelam ke dasar kolam.

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang