BAGIAN : 32 GENDRUWO

3.4K 55 1
                                    

Tolong beri vote dan komen dong, seri  Mbah Sono Dower.

Gendruwo itu akan terlihat sangat tampan jika ia suka sama gadis yg sangat cantik seperti kamu. Itu kata eyang Sono kepada Ningrum yg masih duduk di bangku SMP. Ah bener nggak sih kata Mbah Sono yg masih tetangga dekat rumahnya. Mbah Sono itu seorang paranormal yg bisa mengobati orang gila dan orang kemasukan setan atau kesurupan. Pernah teman sekolah Ningrum kesurupan juga dipanggilkan Mbah Sonto, akhirnya bisa sembuh dan sampai sekarang tidak kesurupan lagi. Ningrum suka diramal dan diberi ilmu agar bisa mengerjakan tugas sekolah tanpa belajar. Tapi Ningrum lebih suka kalau Mbah Sono memasangi susuk pemikat ke tubuhnya agar ia jadi sangat cantik seperti ibunya.

Ada tetangga pernah cerita jika gendruwo itu sangat menakutkan dan suka mencari anak2 yg main sampai tengah malam . Pak Slamet juga pernah pingsan dan kesurupan setelah pipis di pohon asem pjnggir jalan. Ternyata di pohon asem itu rumahnya Gendruwo. Pak Slamet pingsan melihat ada sosok besar setinggi 5 meter berbulu lebat menyeringai perlihatkan giginya yg runcing dan mata besar seperti mau keluar dari rongganya.

" Mbah bisa manggil gendruwo kok"

" Ogah ah kalau mukanya serem"

" Kalau kamu terlihat cantik, gendruwo mau datang."

" Tapi pak Slamet kemarin pingsan karena lihat gendruwo. "

" Kan pak Slamet salah. Kencing sembarangan."
" Nggak mau ah. Mauku pasang susuk saja."
" Ya sudah lepas bajunya semua."

Hah ? Lepas baju didepan orang tua kek gitu ? Ogah ah... tapi gimana ya ? Ningrum ragu mau melepas bajunya. Malu dong masih bau kecur dilihat bapaknya saja marah2. Ini orang lain udah tua lagi. Ningrum jadi ragu2 mau buka baju.
" Nih pakai sarung buat nutupi." mbah Sono melempar lipatan sarung ke pangkuan Ningrum. Gadis itu mulai meloroti celdam dan kutang yg membungkus tubuhnya. Lalu ia ikat sarung di dadanya sambil tiduran di tikar. Ningrum memejamkan mata ketika terdengar langkah mbah Sonto masuk kamar. Sonto mulai duduk bersila sambil meramu minyak oles dan membaca mantra yg tak dimengerti Ningrum. Perlahan tepi sarung bagian lutut gadis itu disibak. Nafas mbah Sono mendengus saat melihat milik Ningrum yg masih polos tak ada rumput. Paha yg putih bersih itu ia oles dengan minyak nyong2 dan ia usap sampai menyentuh milik gadis itu. Ningrum mulai merasakan getaran birahi ketika miliknya dipijit dan dimasuki jari mbah Sonto. Sungguh baru pertama kali ini Ningrum merasakan miliknya menggelinjang diremas tangan lelaki. Ningrum merasa geli saat klitorisnya dipijit mbah Sonto. Dadanya yg baru tumbuh itupun diolesi minyak mbah Sonto sambil duduk di sebelah gadis itu. Ningrum membuka mata dan sangat terkejut melihat mbah Sono tidak mengenakan selembar benangpun sehingga tampak burung merpati yg gagah perkasa di pangkuannya. Sumpah seumur hidupnya baru kali ini ia melihat milik lelaki dewasa yg besar dan menggairahkan. Tangan Ningrum tak sengaja menyentuh burung mbah Sono dan malah dipegangkan oleh dukun itu.

" Pegang saja..yg erat." kata laki2 tua yg tampak oleh Ningrum sangat tampan seperti pangeran. Ia bukan mbah Sono, tapi cowok idaman Ningrum.

" Hhhhh...hhhhh" desah Ningrum yg menggeliat memeluk punggung mbah Sono. Laki2 tua yg bisa memanggil gendruwo itu sudah meluluhkan tubuh molek Ningrum dan menikmati segalanya. Tapi Ningrum tak merasa sedih dan kecewa, malah bahagia dan tak mau dilepaskan dari genjotan mbah Sono.

Gendruwo ? Siapa takut !!

***

Pulang ngaji Ningrum bersama temannya terpaksa lewat kuburan yg luas berbatas tembok mesjid. Temannya mengajak lewat memutar supaya nggak lewat kuburan karena saat malam hari ngeri kalau ada setan usil, terutama gendruwo.

" Ogah ah lewat puter, lewat sini aja.." kata Ningrum.

" Lo gak takut ada gendruwo di pohon Waru ?"

" Hah Gendruwo ? Gue paling suka lihat gendruwo.". kata Ningrum yg nekat masuk ke jalan aspal di tengah kuburan.  Temennya gak berani ikuti Ningrum pilih jalan muter agak jauh.
     Rejeki Ningrum jika ada cowok sangat tampan keluar dari pohon asem menyapa .

     " Hallo Ning."
     " Hallo juga..baru pulang ngaji nih"
     "  Boleh nggak aku anter pulang. ?'
     "  Boleh banget..' jawab Ningrum yg langsung menggelayut ke tangan pemuda tampan itu. Akhirnya langkah Ningrum tiba di rumah Mbah Sono yg telah mengirim gendruwo menjemputnya pulang ngaji.

     " Ningrum..kamu pulang sana.. Nanti ibumu nyari2 lho." kata Mbah Sono. Ningrum malah melepas bajunya didepan orang tua itu sambil meraih tangan Mbah Sono untuk membelai dadanya.
    " Nggak mau..aku mau tidur disini saja. " kata Ningrum yg sudah jatuh cinta kepada gendruwo.

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang