BAGIAN : 13

5.6K 115 7
                                    

Sampai di Jakarta tengah malam mbah Sono keluar dari tasiun naik ojek. Tapi baru saja mau naik boncengan, datang seorang begal yg langsung mengalungkan clurit ke lehernya. Tapi Mbah Sono tidak lantas kaget, malah bertanya sama begal.

    " Lupa lo ya sama kakek ?"
gertak mbah Sono sambil menepuk pundak begal itu.

Seketika begal itu menurunkan sajam dari leher mbah Sono dan gemetaran.

" Eh iya..maaf kek..kakek siapa ya? Emang mau kemana sih?"

" Ini kakek lo dari kampung. Anter kakek ke Warakas gih.." kata mbah Sono diatas goncengan.

" I iya kek..bawa ongkos nggak ? Nih dari ane ada sekedar ongkos kek" kata begal itu sambil memberikan uangnya 500 ribu. Udah itu mbah Sono langsung cabut ngebut bersama ojek.

Tukang ojek sempet ketakutan sama mbah Sono yg akrap sama preman Senen. Dengan ilmu gendam mbah Sono bisa mengelabuhi orang dengan menepuk pundak atau tangan korban, maka ia akan lupa segalanya. Bahkan tukang ojek sangat bingung ketika sebuah kontainer yg menyalipnya tidak menabrak bagian stang motor, malah nyungsep ke sebrang jalan. Mbah Sono cukup merangkul pundak tukang ojek yg gemetaran motornya tidak bisa direm, tapi selamat dari maut. Hingga sampai di tempat tujuan Mbah Sono turun dari motor langsung bayar selembar uang merah kepada ojek.

     " Nih bayarnya."

      " Gak usah beh..udah gak usah bayar." kata tukang ojek yg udah ngeper sama Mbah Sono.

Tiba di rumah anak angkatnya yg ternyata sedang ada tamu dari pekerjaannya. Melihat mbah Sono datang senang sekali.
    '" Nah ini bapak saya neng..yang pinter soal ilmu pengasihan." kata Ujang, anak mbah Sono yg jadi satpam di hotel. Tamu2 Ujang cewek semua yg jadi psk berbagai hotel.

" Maaf..saya dari kampung masih capek mau bobok dulu neng " kata mbah Sono yg pamitan tidur.  Ujang nenyusul ayahnya ke tempat tidur sambil berbisik.
" Tolong dikasih wejangan sebentar saja itu pak. Dia tuh kemarin sudah datang mau pasang susuk." kata Ujang.

" Tapi aku ngantuk Jang. Sek tak turu delok wae" kata mbah Sono. Ujang gak bisa maksa. Ya sudah ia katakan nanti siang saja kalau mbah Sono bangun.

Di kamar itu ada Linggar yg habis mandi buka handuk di depan mata mbah Sono yg matanya masih melek karena susah tidur berisik. Linggar yg baru berumur 16 tahun itu gak malu dilihat kakeknya yg tiduran di kasur.
" Nduk, tolong mbah dipijitin kaki mbah capek." kata mbah Sono sambil lihat cucunya pakai celdam lalu pake daster terusan.

  " Bentar ya mbah.... Mbah kapan datengnya kok tau2 sudah di kamar?"

" Baru saja.. " kata mbah Sono sambil membuka sarungnya hingga melonjorkan dua kakinya ke pinggir ranjang. Linggar mulai memijit kaki kakeknya sambil duduk di sebelahnya. Saat naik ke paha, Linggar tertawa melihat burung hantu yg tegang menyentuh tangannya. Tapi mbah Sono malah tertidur.. Linggar jadi seneng lihat binatang ajaib  yg tegang itu. Seumur hidup baru kali ini ia bisa melihat burung hantu dewasa. Sebagai gadis normal ia merasa ada gejolak birahi saat melihat benda itu. Linggarpun mencoba memegang sambil melirik mata kakeknya yg masih merem. Ia yakin kakeknya tidur pules. Linggar memberanikan diri meremas burung itu dan mengulum ke mulutnya. Rasanya asin dan bau. Tapi ada sensasi seksual yg menggetarkan tubuhnya. Linggar mengulum dan menggigit sampai kakeknya bangun.

Mbah Sono melirik ke arah pangkuannya dan merasakan nikmat ketika anunya diremas cucunya. Ia biarkan saja apa mau cucunya, mbah Sono kembali memejamkan mata pura2 tidur pules dan ngorok. Padahal Linggar terus melakukan operasinya meremas dan menarik - narik burung ajaib itu.  Nafas gadis itu ngos2 an saat sudah nangkring diatas pangkuan kakeknya.

Linggar ternyata terangsang hebat hingga naik ke paha kakeknya .

" Wes rampung yg mijit ?"

" Maaf kek..Linggar ngompol." jawab gadis itu panik.

" Piye to nduk..kasure dadi basah. Kan kencing di kamar mandi, bukan di kasur." kata mbah Sono yg akhirnya bangun. Linggar jadi malu sekali ketauan kencing di kamar. Tapi kakeknya malah memeluknya sambil meraba dompetnya. Lalu memijit daun pintunya...sampai Linggar mendesah.
" Enak ra.." kata kakeknya. Linggar mengangguk.
" Mbah seneng kok kamu pegangi punya mbah..ayo pegangi lagi kayak tadi..ini pegang.." kata mbah Sono menunjuk anunya.. Gadis itu merasa sangat senang dan nikmat bisa bermain dengan kakeknya. Linggar yg tanpa sadar telah melepas celdam lalu meletakkan miliknya menjepit burung hantu yg sudah tegak mengeras itu masuk ke dalam rongganya merasakan ada sensasi birahi yg sangat nikmat. Begitu pula Mbah Sono yg senang mengusap kulit lembut remaja yg masih sedarah itu hingga Linggar menggelinjang. Dada yg putih menggumpal sebesar mangga bacang itu diremas dan diisap pentilnya sangat kuat. Linggar menggigil saat miliknya mulai berdenyut dan melepaskan semburan air cintakasih membasangi kepala burung Mbah Sono.
       "Hhhhhh... nikmat sekali Mbah...ssssssshhh" desah gadis remaja itu saat klimaks dan ngompol lagi. Paha yg putih bersih itu sudah dalam dekapan mulut Mbah Sono yg sudah lupa bila itu masih cucu sendiri. Toh Linggar adalah anak angkat dari istrinya yg mandul. Berarti aman dong.

Sampai akhirnya Linggar mendengar panggilan ayahnya untuk mengambil teh untuk tamunya.

" Nggar..ambilin teh nih buat mbak Atun..'" kata Ujang dari depan.

" Bentar pak." sahut Linggar yg mengakhiri permainannya.

JANGAN LUPA KOMEN DONG...

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang