Lelembut atau makhluk halus itu sesungguhnya ada disekitar kita menjalankan kehidupan seperti manusia tetapi tidak terlihat kasat mata. Mereka lebih menyukai tempat yg dingin seperti sungai, sendang mata air atau pohon besar yg rindang. Jika kerajaan mereka telah dibangun rumah manusia, mereka memilih tempat yg lembab dan tidak dihuni manusia. Seperti di dekat sumur atau kebun belakang yg tidak sering dilewati manusia.
Lelembut itu punya sifat seperti manusia, ada yg nakal, jail, ada yg ramah dan ada yg jahat. Tetapi mereka cenderung senang bersahabat atau malah membantu jika diminta. Lelembut kadang suka mendekati manusia yg sedang kesusahan terutama karena miskin atau sedang kalah bertanding. Tetapi tak jarang lelembut mendukung manusia yg bertindak jahat atau meninggalkan agama. Seperti manusia yg suka judi atau maksiat, maka lelembut jahat atau setan malah masuk ke dalam jiwanya untuk terus melanjutkan niatnya. Seperti kelakuan Slamet dan Wawan yg suka menggerayangi ponakan atau anak tirinya yg masih remaja, niat itu didukung hingga mereka tidak mau menghentikan sekalipun mereka juga mengaji. Slamet yg sesungguhnya berwajah tidak tampan, juga Wawan yg lebih buruk serta cuma bertani. Di desa mereka tidak bisa bergaul karena sekolah cuma sampai SMP, padahal orang tuanya juga tidak mampu, sehingga tidak kuat membiayai sekolah lebih tinggi. Slamet mempunyai adik dua cewek bernama Janah dan Linggar.
Slamet yg lahir tertua harus kerja keras untuk membantu adiknya yg masih SD dan SMP. Ia yang cuma bertani membantu ayahnya tentu kesulitan untuk biaya sekolah adiknya, sehingga harus ikut mobil tetangga mengangkut batu bata dan pasir.
Janah yg tumbuh sangat cantik ukuran orang desa, tentu menarik perhatian banyak lelaki. Slamet yg sehari- hari membantu ayah di sawah dan ikut bekerja dengan truk kecapaian kalau tidak dilayani adiknya. Janah yg cantik itu sering digodai majikan Slamet yg pemilik truk. Setiap mengirim nasi ke tempat kerja Slamet, Janah yg cantik dan pemalu itu digodain Badut dan diberi uang jajan.
" Bagaimana Nah, kalau jadi istriku saja, nanti tak beliin motor." kata Badut sambil ikut nongkrong disamping Slamet. Janah yg masih prawan kencur itu tentu tidak berprasangka buruk bila berjongkok dan paha mulusnya dilihat Badut terus. Gadis itu masih lugu dan belum kepikiran mesum. Pakai daster lusuh dengan belahan dada terlihat tidak membuat Janah malu. Sedang Badut yg sudah umur 40 belum punya istri tentu ingin sekali menikmati indahnya tubuh gadis cantik seperti Janah.
"Nih buat jajan kamu, nanti kerumah ya ambil jatah masmu Slamet kalau pulang terlambat" kata Badut sambil menyelipkan uang limapuluh ribu ke belahan daster Janah.
Janah senang sekali dikasih uang 50 ribu, bisa buat jajan dan beli buku. Janah senang mengantar nasi ke tempat kerja Slamet dan bertemu dengan Badut bisa dapet uang gocap cuma dipegang - pegang teteknya yg baru mekar. Tapi Slamet yg tiap hari pulang agak malam karena ikut truk pasir sampai ke kali Woro Jogya, ikut bergairah bila melihat adiknya sedang tidur hanya memakai celana dalam dan selimut karena udara panas. Tidur sekamar dengan dua adiknya Slamet tidak mau tadinya, ia pilih tidur didepan dekat kipas angin. Tapi ketika melihat pemandangan yg sangat indah paha Janah yg terbuka dan perutnya yg putih mulus itu membuat naik yakun Slamet.
Sambil pura2 ngantuk, Slamet memeluk punggung adiknya sambil menarik selimut menutupi tangannya yg mengusap paha Janah. Slamet terus mengusap dan mendekatkan mulutnya ke selangkang gadis remaja itu. Bau pesing tak dianggap ketika hidung Slamet sudah menyentuh apem berbungkus celdam tipis Janah. Sedapnya bisa menjilat bibir apem nan mulus itu. Terasa asin dan pesing di lidah Slamet saat mulut mulai sibuk mengisap kacang mekar adiknya yg perlahan mulai bergerak bangun.
"Hhhhhhh.." desah Janah ketika bagian bawah perutnya mengalir sensasi nikmat dibelai lidah dan jari Slamet. Slamet hanya mengeluarkan burung yg tegak tetapi tidak sampai hati ingin memasukkan ke dalam sangkar yg terbuka takut Janah teriak didengar pak Mul. Akhirnya Slamet cuma menyelipkan ke celah pantat Janah hingga terlepas hasratnya.Janah entah sadar atau tidak meraba pinggulnya dan menemukan kepala burung Slamet. Lalu meremas dan menarik- narik dengan penuh gairah. Slamet merasa kembali terangsang dan Janah menggeliat hingga selimut lepas dan terlihat dada gadis itu makin menantang. Slamet pura2 tertidur saat burungnya bangun disamping Janah. Gadis itu ternyata suka memegang dan mengocok burung kakaknya dan mengisap ujungnya. Slamet membuka mata sambil menikmati miliknya yg terus masuk tenggelam ke dalam mulut Janah. Uhhhhh enaknya...
***
Janah ternyata sudah pernah disuruh Badut ke rumahnya untuk memijiti lajang tua itu alasannya enak dipijit Janah. Janah sudah SMP klas 8 tapi tubuhnya yg tinggi putih bersih itu membuat Badut terpikat dan suka melihatnya bugil. Janah pernah disuruh Badut memegangi burungnya dan mengocok hingga muntah2 terus dikasih uang cepek. Janah tidak merasa rugi, kan ia tetap perawan tidak ternoda. Kalau cuma mengulum burung atau dilihat dadanya kan gak ternoda. Malah Janah punya pengalaman manis sudah pernah melihat burung Garuda dan mengulumnya. Apa salahnya kalau kakaknya Slamet cuma meraba dan mengisap miliknya? Janah mulai terangsang bila Slamet suka ngobel miliknya hingga ia lupa tidur keenakan.
"Mas, aku disuruh pak Badut kerumahnya."
"Ngapain?"
"Disuruh pijitin dia capek" kata Janah pamitan kakaknya. Slamet mengijinkan karena Badut orangnya baik hati. Slamet mengijinkan karena Badut suka memberi banyak bonus dan memakai tenaganya saja jika banyak order batukali dan batubata. Slamet pengin tahu bagaimana pak Badut bisa sukses dan disukai banyak gadis. Tapi Badut hanya tertawa ketika ditanya Slamet. Badut dirunah sudah ditunggui Nurjanah dan Intan.
"Tan, kamu pulang dulu saja, nanti malam saja kamu datang. Sekarang biar Janah yg pijit." kata Badut yg bingung melihat dua gadis itu sudah siap ritual. Intan kelihatan kecewa disuruh pulang. Tapi gadis itu malah buka baju dan duduk disamping Badut yg sudah bertelanjang dada pakai sarung.
"Ya sudah saya tunggu disini saja om" kata Intan yg sudah senyam - senyum memegangi dadanya yg mulai mengeras. Badut juga tersenyum melihat dua orang gadis remaja cantik yg sudah bugil menunggu didepan mata.
"Pintunya kamu tutup ya. Tapi kalian jangan bilang ayah atau kakakmu." kata Badut.
Intan dan Nurjanah mengangguk berarti setuju tidak omong kepada siapapun. Nurjanah mulai memijit kaki Badut yg terlentang tidak tertutup kain sarung. Intan hanya senyum- senyum saja melihat burung Badut yg sudah tegak berdiri dipegang tangan Nurjanah. Intan jadi ikut sange hingga ia inisiatif jongkok di dekat wajah Badut siap dikobel miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNA-GUNA
HorrorPeringatan keras, INI ADALAH CERITA DEWASA. ANAK DIBAWAH UMUR 18 DILARANG BACA. Kumpulan cerita dewasa misteri ilmu gaib dengan adegan sex dewasa.