BADUT BUJANG ABADI

461 8 0
                                    

Sakit hati Badut dimasa lalu membuatnya paranoid tidak mau nikah, toh ia tetap bahagia bisa dapat banyak prawan dan uang. Kalau cuma kepuasan batin, Badut sudah lebih dari cukup bisa kawin dengan perempuan mana saja yang dia mau. Malah teman2nya yg sudah kawin dan punya anak hidupnya banyak yg kesusahan. Rejeki Badut terhitung melimpah karena banyak orderan dan yg jelas karena ia punya sebeh.

     Rahayu yg dulu dilamar menolak mentah2 karena Badut miskin dan jelek, kini sengsara karena suami nganggur pemabok. Anak Rahayu, Ningsih suka datang ke rumah Badut dikasih uang jajan disuruh pijitin badannya yg capai setelah bawa truk seharian. Banyak gadis remaja kampung yg suka sama Badut bahkan ingin jadi istrinya. Termasuk Nurjanah yg berkulit putih dan cantik itu hampir tiap sore datang ke rumah minta uang jajan, tapi tidak pernah bilang kepada Slamet jika ia disuruh pijitin badan bujang lapuk itu. Yg Slamet tahu Badut memang royal buang duit kepada adiknya karena suka membantu memasak dan kirim makanan ke brak tempat pembuatan bata.

      Slamet sendiri suka melihat saat adiknya yg sudah remaja itu mandi dan ganti baju karena ia juga punya hasrat untuk mencumbui. Sebagai anak muda normal Slamet juga ingin punya pacar dan bisa bercumbuan. Tetapi jangankan untuk cari pacar yg pasti keluar uang, untuk bantu orang tua dan diri sendiri saja belum bisa. Sedang di rumah ia sering melihat Nurjanah yg cantik dan bertubuh sexy itu seronok tanpa malu2 jika buka baju di depan mata Slamet.

      "Mau mandi mas?" tanya Nurjanah kepada Slamet yg sedang memandangi tubuhnya yg telanjang dekat bak air.

      "Iyaaa.. makanya cepet" kata Slamet yg malah ikut masuk ke dalam kamar mandi sambil sudah lepas kolornya.

      "Diihh itu burung udah tegang saja mas" kata Nurjanah sambil menunjuk milik kakaknya yg tegak. Slamet tertawa saat menggesekkan burung ke pantat Nurjanah yg semok.

      "Hiiih geli mas" kata Janah memegang dan meremas benda ajaib itu hingga Slamet tertawa kegelian.

       "Duuh jangan keras2 nariknya, sakit nah"

       "Kamu juga ngapain ikut mandi.. bapak kemana?"

        "Nggak tahu." kata Slamet sambil meremas dada adiknya dan mengisap pentilnya hingga Nurjanah mendesah senang.

      Nurjanah dimandiin dan digosokin tubuhnya semua rata dari pundak, punggung dan paling lama menggosok paha dan selangkang gadis itu. Slamet juga doyan mengisap kacang dimulut rongga Janah yg sensual. Tak terasa Nurjanah mulai menggelinjang dan terangsang hebat dengan permainan kakaknya. Sambil berdiri Slametpun nekat menyelipkan burung ke pantat Janah hingga muntah- muntah 2. Janah baru menikmati hangatnya pelukan, Slamet sudah tumbang usai melepas hasrat ke pantat gadis remaja itu.

     "Udah.. udah bersih tuh aku gosokin.. gantian aku mandi kamu gosokin" kata Slamet yg sudah loyo. Nurjanah tertawa melihat burung Slamet sudah jadi kecil seperti tetelan bakso.

        "Kok jadi kecil sih mas"

       "Makanya kamu rawat biar tegak lagi." kata Slamet sambil masih pengin meremas dad Janah dan mengisap pentilnya .

****

       Ningsih yg sudah menunggu di rumah Badut tampak ceria ketika bujang lapuk bekas pacar ibunya itu datang membawa oleh2 gorengan dan bakso.

       "Kok udah nunggu di rumah? Udah tahu kalau aku bawa oleh2 ya?"tanya Badut sambil tersenyum.

       "Iya nih. Aku udah kangen sama mas Badut sih pengin pegang burungnya"

       "Hust jangan kenceng2 omongnya." kata Badut sambil menoleh kekiri dan kekanan takut diikuti Yayuk.

       "Gak ada oranglah mas, kan aku bilang ke rumah Irza."

       "Yaudah masuk sini.. jangan dipintu. Sini makan bakso bareng sama aku" kata Badut sambil melangkah ke dalam kamar dan membagikan bakso yg dibungkus kantong kresek. Ningsih merasa tidak enak datang2 suruh makan. Gadis remaja itupun tahu diri dengan melorot celdam hingga dasternya tersingkap saat duduk didepan Badut.

     Ningsih sengaja melakukannya karena ia tahu kesukaan Badut adalah menciumi miliknya yg polos belum tumbuh rumput, tetapi sangat khas baunya. Kek trasi. Heran kalau laki2 tidak jijik mencium dan menjilati dompetnya. Tapi sama- sama enak kalii. Pikir Ningsih yg mulai sesak nafas ketika melihat Badut juga melepas sarung dan tiduran di lantai beralas kasur tipis. Burung gagak itu seperti kehausan langsung tegak menengadah ke langit. Ningsih usai menghabiskan bakso, lap tangan dengan tisu trus meremas leher burung gagak Badut sambil tertawa cekikikan.

      "Diginiin ya mas?" tanya Ningsih sambil meremas burung gagak hingga Badut meringis geli. Sedang tangan kanan bujang lapok itu terus meraba paha putih mulus Ningsih dan masukkan jarinya ke dalam rongga yg masih sempit. Sepertinya Ningsih kemaren merintih sakit saat dikobel pertama. Tapi kalau ini malah tertawa cekikikan karena geli dan nikmat. Ningsih tidak meninggalkan kerjaannya memijit paha dan lengan Badut yg kekar demi mendapat uang jajan goban.

      Tapi Badut lebih mengapresiasi jika Ningsih melumat dan mengulum burungnya hingga muntah darah putih.Jika Badut muntah2 maka uang jajan segera diberikan dan Ningsih boleh tiduran disamping bujang itu sambil dikobel.

      Ningsih yang masih remaja belia itu tentu masih malu jika miliknya dilihat orang lain, apalagi lelaki yg udah tua seperti Badut. Tetapi karena Badut punya ilmu pelet, sehingga rasa malu dan benci dari perempuan manapun akan hilang terkubur pelet Badut.

       "Badut, kamu sebaiknya cepat punya istri biar ada yg mengurus dan nanti punya anak untuk menjaga di hari tuamu" pesan ayah Badut sebelum meninggal. Tapi Badut merasa nyaman tidak perlu punya istri toh tiap hari bisa menyalurkan hasrat dengan gadis2 cantik dan muda tanpa memberi nafkah. Tapi konsekwensi dari ilmu hitam itu berat. Badut harus sering menjalankan ritual puasa atau pantangan menggoda gadis yg suka mengaji. Itulah sebabnya hingga suatu hari Badut dilabrak orang karena ketangkap basah mencabuli Ningsih. Tiba2 Ningsih benci dan malu disuruh nyepong milik Badut dan lapor kepada kakeknya. Mbah Parto yg mendengar laporan cucunya datang ke rumah Badut bersama RT kedapatan Badut sedang bercumbu dengan Minah, gadis tetangga dengan modus seperti Ningsih dikasih uang jajan.

      Mendengar suara gaduh warga yg datang ke rumah, Badut buru-buru melepas celana dan kaos oblong naik ke atas internit. Badut yg punya jimat cincin Kecubung tidak takut diburu massa, cuma malu saja.

      "Mana Badut.. cari dan bikin rica2." teriak Tehe yg didengar Badut. Pak RT dan tokoh masyarakat sudah menggeledah gudang dan parkiran tidak menemukan Badut. Padahal diatas internit itu Badut duduk sambil merokok.  Malah warga yg melihat api rokok bergerak tanpa ada orang menakuti para pemuda yg keluar masuk rumah Badut.

        "Tidak adaaa.. orangnya kabur pasti." kata Roni. Mereka tentu tidak bisa melihat dimana Badut berada karena bujang lapuk itu memiliki ilmu hitam untuk menutup wajahnya dari penglihatan orang.

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang