~ 13 ~

111 18 24
                                    

Assalamu'alaikum

I'm comeback nih
Ada yang kangen gak?

Gak ya 😔

Yaudah deh gak papa

Yang penting vote dulu ya

Happy Reading semua

...... 💮 ......

KESIALAN kini tengah melanda Anjani, rumahnya yang agak jauh ditambah tidak ada orang rumah yang membangunkannya membuat Anjani berdiri disini.

Bersama teman-teman yang lain, ditambah satu orang yang Anjani kenal. Dia Lina, kini mereka yang telat berdiri menghadap bu Beti selaku guru BK yang bertubuh gempal namun menyeramkan itu.

"KENAPA KALIAN TELAT?" tanya bu Beti dengan suara yang bisa menembus langit ke tujuh.

"KESIANGAN BU!" ucap mereka kompak.

Alasan itu sudah sering digunakan, sayangnya siswa itu tidak kreatif memberi alasan lain. Bahkan guru gempal nan pendek itu sudah malas mendengar alasan itu yang muncul di mulut siswa yang telat. Sembari berkeliling memeriksa kelengkapan atribut diseragam siswanya.

"KALIAN KELAS DUA BELAS SEMUA TAPI MASIH TELAT? DIMANA SIKAP DISIPLIN KALIAN!! SEKARANG LARI LAPANGAN BASKET SEPULUH KALI, SEKARANG!!"

Semua tampak pasrah dan tidak ada yang protes kalau masih ingin tenang di satu hari ini, daripada disuruh membersihkan seluruh toilet menyapu lapangan apalagi. Tapi berbeda dengan Anjani yang justru menghampiri bu Beti dengan raut wajah sedikit kesakitan.

"Bu...perut saya sakit, boleh gak dihukumnya nanti aja?"

Bu Beti memicing menatap Anjani tajam, melihat siswa kebanggan SMA ini yang beberapa kali menyerobot piala kemenangan basket putri, bela diri ataupun lomba lainnya.

"Gak ada tapi-tapian! masa cuma sakit perut seorang Anjani yang menyabet piala bela diri bergengsi lemah seperti ini. Yakin sepuluh putaran berat buat kamu?" tanya bu Beti seperti meremehkan.

Tidak terima bu Beti merendahkan dirinya dengan membawa nama bela diri, Anjani pun segera berlari. Sampai di putaran ke delapan, Anjani melihat tubuh Lina yang berada di depannya ingin limbung.

Bruk!

"Akh! Sshh."

Sayang saat Jani ingin menangkap tubuh Lina, perutnya sangat sakit sampai dirinya juga tak bisa menahan tubuhnya. Berakhir Anjani juga ikut tepar dengan posisi meringkuk menahan perutnya yang sakit, sebelum semuanya gelap sekilas Anjani melihat Sharul yang datang tergesa ke lapangan.

Tapi senyumnya luntur saat melihat Sharul yang menghampiri Lina sedangkan Samar-samar Jani mendengar namanya di panggil sebelum semuanya menggelap.

"BENING!!"

"LINA!!"

Semua yang disana terpaku dan terkejut, dikala kedua gadis yang sama-sama dekat dengan Sharul pingsan di lapangan. Tetapi bedanya Sharul lebih perduli kepada Lina dan menggendong gadis itu ke UKS, bu Beti yang juga ikut panik melihat Anjani pingsan dan menyuruh Abay segera membawa Jani ke UKS juga.

Lingkar rasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang