~ 24 ~

106 14 12
                                    

Assalamu'alaikum

Nungguin ya?
Haha

Oke lah cus... Lanjot

Happy Reading

...... 💮 ......

PAGI baru semangat baru, tersenyum untuk mengawali hari mengingat Anjani juga masih punya beberapa kado yang belum dibuka karena masih disimpan. Anjani malas membukanya, walau ultahnya sudah beberapa bulan yang lalu sudah lama tapi kadonya masih tersimpan rapi di lemari.

Setelah rapi dengan seragamnya Anjani mencoba meraih kado dari ibu dan ayahnya terlebih dahulu karena kado keduanya lebih besar dari kado yang lain. Setelah dibuka, Anjani terbelalak melihat isinya.

Setumpuk kerudung berbagai bentuk berbagai warna terpampang di kado dari ibunya, Aruna. Juga dibawahnya ada setelan baju dan rok panjang juga beberapa gamis, seniat itu ibunya menginginkan Anjani berhijab.

Memang Aruna dan Aldira adalah wanita yang sangat muslimah dalam berpenampilan maupun akhlahnya yang sangat baik, hanya saja putra putrinya masih belum menjemput hidayah.

"Ya Allah banyak banget, ini baru dari ibu lho kalau dari ayah apaan ya?"

Anjani menyimpan baju dan kerudung itu di sudut ranjang lalu kembali membuka kado yang tak kalah besar dari ayahnya, tak kalah mengejutkan isinya adalah alat sholat lengkap dengan tasbih, Al Qur'an kecil dan besar juga beberapa buku keagamaan.

Menyesal kenapa baru membuka sekarang karena bukunya sangat Anjani butuhkan.
"

Al Qur'an nya lucu banget kecil, imut kaya gue bisa dibawa kemana aja nih."

Diantara banyaknya hadiah itu Anjani tertarik pada Al Qur'an kecil seukuran telapak tangan yang sangat cantik dan lucu. Dimasukkan Al Quran itu ke dalam tas agar bisa dia baca kalau lagi ada waktu luang nanti di sekolah.

Anjani meraih salah satu kerudung segi empat yang lumayan besar, mencoba memakai lalu bercermin dia kaget. "MasyaAllah ini gue ya? Kayak bidadari njir, eh astagfirullah mulutnya lemes banget sih."

"YA ALLAH JANI!!!" Sebuah teriakan mengejutkan nya, ternyata itu adalah bidadari surganya.

"Ibu ish ngagetin." Jantungnya masih berlonjatan akibat terkejut tadi.

Aruna menghampiri Anjani dan meneliti wajah putri semata wayangnya yang terlihat berkali-kali lipat lebih cantik saat memakai kerudung putih bersih pemberian nya. Aruna sampai memeluk dan menangis haru, melihat Anjani mau mencoba memakai kerudung saja sudah alhamdulillah.

Karena selama ini mau di suruh berkali-kali sampai di iming-iming sesuatu pun Anjani tak akan menyentuh barang barang seperti itu. "Eh kok nangis bu, kenapa?"

"Ya Allah nak...kamu cantik sekali, dipake terus ya kerudungnya."

"Aduh, nanti deh bu baru lima menit aja udah gerah banget kepala Anjani nanti keringetan padahal baru aja sampoan tadi."

"Yaudah gak papa simpen dulu ya, pelan-pelan pasti kamu bisa berubah. Tapi janji ya suatu saat nanti kamu harus pake itu terus kemanapun."

Anjani hanya mengangguk saja, tak terbayang kalau dia beneran memakai gamis dan kerudung akan se senang apa ibunya. Merapikan kembali barang-barang tadi ke tempatnya lalu turun ke bawah untuk sarapan.

Lingkar rasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang