~ 45 ~

146 11 0
                                    

Assalamu'alaikum

Masih nungguin kan?

Happy Reading

...... 💮 ......

TERSENYUM secerah mentari pagi, rencana yang telah ia susun akan segera dilaksanakan. Tidak ada yang tahu selain teman sekelasnya, toh acara ini sudah diagendakan bersama teman sekelas dan mereka setuju apalagi mereka akan pergi keluar kota.

Yap, liburan sekolah tak sabar menantikan hari itu tiba. Seharusnya pihak keluarga di kasih tahu tapi Anjali belum ijin, lagipula mereka akan melakukan perjalanan darat dengan di ampu oleh empat guru yang ikut serta mengawasi.

Pihak sekolah tidak menyelenggarakan namun atas ide siswa kelas delapan ini untuk liburan bersama ke Malang, tentu dengan mengantongi ijin orang tua dan pengawasan acara itu diperbolehkan.

Bahkan banyak guru yang ingin ikut namun hanya empat yang terpilih untuk bisa menjaga dan bertanggung jawab selama disana, Anjali senang bukan main. Dan saatnya meminta ijin yang juga termasuk kedalam rencananya kali ini.

"Yah...bun... "

Anjali merangsek masuk ke sela-sela ayah dan bundanya duduk, sempat mendapat decakan dari sang ayah karena kegiatannya romantis dengan istri harus tertunda.

"Jali, duduk disana kan bisa?" tegur bunda menunjuk ke sofa single.

"Iya nih kamu ganggu ayah sama bunda mau romantisan aja." Karena perusahaan diurus Sharul, jadi ayah bisa santai di rumah quality time bersama keluarga apalagi Anjali yang libur sekolah.

"Maaf yah bun, jadi gini— " Sengaja Anjali menggantungkan ucapannya.

Menanti akan apa yang diucapkan putri bungsunya itu dengan tatapan penasaran, merasa serius mereka memasang telinga baik-baik. Namun sudah lebih dari satu menit tidak ada kata lain yang tersambung.

"Jadi apa Njel?"

"Oh...mau niruin pak tarno kali bun, yang itu lho bimsalabim jadi apa prok, prok, prok!" Jawab ngasal Brama yang langsung mendapat cubitan sayang dari istrinya.

"Nungguin ya..... " Dari dulu sampai sekarang kadar keusilan Anjali naik beberapa persen.

"Anjali, mau bunda masukin lagi kamu ke dalam perut?" ancam Aldira.

"Hehe...maaf bun jangan mending kutuk jadi berlian biar bisa jadi ekslusif. Jadi gini...aku mau ijin pergi ke Malang gak lama kok seminggu paling."

"APA?? KE MALANG??"

Dan berakhir perdebatan disana dimana kedua orang tuanya tidak setuju karena terlalu jauh, khawatir juga dan masih ada spot wisata bagus di Bandung. Anjali kembali menjelaskan kalau dia liburan bersama teman sekelasnya juga ada guru pendamping tapi tetap saja mereka tidak mengijinkan.

Tidak mau kalah Anjali kembali mencari alasan, "plis yah.. Bun... Anjali udah bayar mahal lho uangnya juga gak bisa balik kalau gak jadi."

"Berapa? Sini ayah ganti!" Brama sudah mengeluarkan dompetnya hendak menarik uang.

"Ayah....ish! Bunda...ijinin aku ya? Janji gak nakal, gak aneh aneh disana nanti mau oleh-oleh apa tinggal bilang!" Enak sekali Anjali berucap seperti membujuk anak kecil saja.

Lingkar rasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang