~ 20 ~

140 14 13
                                    

Assalamu'alaikum

Nungguin gak nih?

Jangan lupa vote dulu ya
Sorry for typo

And happy Reading

...... 💮 ......


KENYAMANAN, itu yang selalu dirasakan oleh anak tunggal semacamnya yang bisa merasakan hangat dan nyamannya sebuah keluarga sederhana dan lengkap yang mengajarkannya banyak hal.

Kesepian tentu namanya anak tunggal, ayahnya selalu sibuk dan kadang pulang malam juga tidak adanya sosok ibu membuat dia harus pandai mencari kebahagiaannya sendiri.

"Aku gak tau ya Zoy, dia orangnya baik, humble, asik dan lucu lagi gimana aku gak nyaman sama dia. Coba aja kamu bayangin dia gak nyerah waktu aku suruh jangan ganggu aku, dia perhatian dan buat aku seolah merasa diprioritaskan. Gimana gak makin suka?"

Mereka, Lina dan Zoya tengah bersandar di ranjang dengan posisi menghadap jendela kamar Zoya. Jendelanya sih tak ada yang menarik, pemandangan langit malamnya yang menarik.

Terhitung sudah satu bulan lalu semenjak Lina dibully oleh Disya hingga menyebabkan dirinya dirawat semalaman, kehidupannya kembali tenang. Namun ada rasa takut saat melihat Disya seolah gadis itu akan melakukan sesuatu lagi karena hubungan Lina dan Sharul semakin dekat kesininya walau belum ada status.

"Iya Lin orang seganteng Sharul memang pesonanya gak bisa ditolak, udah berprestasi, baik, pengertian kurang apa coba? Tapi ya aku masih gak enak sama Anjani karena kita belum bilang apapunkan ke Sharul," ujar Zoya mengingatkan akan kejadian waktu lalu yang masih membuat kesalahpahaman.

"Eh iya ya, aku juga ngerasa gak enak banget sama Anjani karena kejadian waktu itu persahabatan mereka renggang. Aku lihat tatapan kecewanya waktu aku gak jawab saat ditanya Sharul tapi kamu juga tahu kan ancaman Disya gak main-main, mungkin akhir-akhir ini dia gak ganggu aku lagi Zoy."

Bukan salah Lina juga kan kalau dia takut akan ancaman Disya, secara dia saja bisa membuatnya seperti itu apalagi nanti pada Anjani dan Sharul. Tetapi sepertinya Lina juga lupa kalau Anjani dan Sharul langganan penyabet piala kemenangan beladiri, seharusnya tidak ada lagi yang ditakutkan apalagi mengenai ancaman Disya.

"Belum Lin, aku tahu banget gimana Disya dan obsesinya. Bukan maksud menakut-nakuti tapi memang Disya tidak akan tinggal diam kalau sudah menyangkut Sharul apalagi kalau sampai ada yang dekat dengan Sharul pasti akan jadi incaran dia. Bahkan Anjani sekalipun," jelas Zoya yang membuat Lina terkejut.

"Sama Anjani juga Zoy? Segitunya dia ingin miliki Sharul?"

Zoya membenarkan karena tidak sekali dua dia melihat Disya dan teman-temannya mencari gara-gara dengan Anjani yang tentu saja pemenangnya adalah Anjani. Bahkan sejak pertama kali mereka masuk SMA Disya sudah segitunya langsung gencar mendekati Sharul dan menatap tidak suka pada Anjani.

"Aduh Zoy aku jadi takut nih, kok gitu banget ya?" Lina memang agak trauma kalau bertemu dengan Disya.

"Tenang Lin, ada aku sama Sharul. Pokoknya kamu harus sama aku terus biar dia gak bisa macem-macem lagi apalagi kalau masih di lingkungan sekolah. Kalau sampe dia berbuat sesuatu lagi, kali ini kamu harus cerita sama Sharul jangan takut ancaman dia lagi."

Betapa beruntungnya sekarang dia mempunyai teman yang mampu menjadi tempatnya berkeluh kesah, memberikan solusi ketika dia sedang dalam masalah dan jujur Lina baru menemukan teman setulus Zoya.

"Aaaa Zoya...makasih aku sayang banget sama kamu." Tak tahan Lina memeluk Zoya erat yang dibalas tak kalah erat juga oleh Zoya.

Bagi Zoya dia tak kalah beruntung bisa dapat teman seperti Lina, selain cantik dan pintar. Lina juga tidak memandang rendah dirinya disaat semua orang enggan berteman dengannya karena dia anak beasiswa.

Lingkar rasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang