~ 17 ~

111 18 12
                                    

Assalamu'alaikum

Author kambek nih ada yang kangen gak?
Atau kangen sama ceritanya?

Pasti kangen lah masa enggak?

Ayo vote dulu sebelum baca
Komen juga

Yok capcus...

Happy reading semua.

...... 💮 ......


Iringan melodi mengalun lembut dan merdu dari jemari lentik seorang gadis yang berusaha mencurahkan isi hatinya lewat lagu. Diruangan yang berukuran enam kali enam meter hanya diisi oleh dirinya, sangat mendukung untuknya ditambah koridor juga sepi.

Jreng...

Mengapa sulit ku gapai...
Cintamu kini terberai..
Kemana saling peduli...
Kini ku cinta sendiri...

Kau buat ku jauh terbang tinggi
Dan kau jatuhkan lagi
Lalu kau tak peduli

Apa cintaku ini mimpi
Hanya halusinasi
Kau sperti tak ada...

Semoga kalau kau bisa sadari...
Tak ada cinta lain sperti aku...
Kamu melukai... Ku tetap disini
Menunggu hingga kau berubah untukku

Setiap hari ku coba mengingatkan
Ku mencintaimu walau kau belum
Kau ingin pergi... Ku tetap disini
Menunggu hingga kau berubah untukku

Pakai hatimu...

Semoga.. Kalau kau bisa sadari..
Tak ada cinta lain sperti aku
Kamu melukai... Ku tetap disini...
Menunggu hingga kau berubah untukku

Setiap hari ku selalu mengingatkan
Ku mencintaimu walau kau belum
Kau ingin pergi... Ku tetap disini
Menunggu hingga kau berubah untukku

Pakai hatimu...

Prok... Prok... Prok...

"Galau mbak? menghayati banget sih, kenapa kenapa? cerita sini sama gue."

Belum sempat gadis itu membuka suara karena masih dalam mode keterkejutannya, padahal tadi koridor sepi dan ruang musik juga kedap suara.

Brak!!

"Wagelaseh!! Kak Jani keren!!"

"Siapa dulu? Calon masa depan gue?"

Anjani tepuk jidat, ketenangannya harus diganggu oleh kedatangan tiga jailangkung yang sangat merusak suasana hatinya.

"Kak, lagi dong nyanyi buat gue." Itu suara Brian, masih ingat adik kelas yang juga merupakan penggemar berat Anjani.

"Gak salah aku bisa suka sama kak Jani, multitalent banget gak sih? Udah cantik, baik, pintar, bisa bela diri, pinter basket, bisa nyanyi lagi! Cuma orang bodoh yang gak suka sama kakak dan buat kak Jani nangis." Kalimat Vino disertai lirikan kepada Sharul seakan menyindir pria itu.

"APA-APAAN LHO HAH? NYINDIR GUE, MAU GUE COLOK MATA LO HAH? KALIAN SIAPA SIH SOK KENAL BANGET!!" Sharul sudah terlampau marah dia menerjang Vino dan menghentakkan tubuh Vino ke dinding.

"Apa? Masih gak sadar juga?" Sepertinya Vino menantang Sharul.

Anjani diam saja toh bukan urusannya, dia kelewat badmood karena tiga manusia itu. Sedangkan Brian sudah mulai khawatir kalau sahabatnya itu kenapa-napa.

Lingkar rasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang