~ 40 ~

169 12 0
                                    

Assalamu'alaikum

Sepi ya? Masih ada orang kah?
Masih mau lanjut kan?

Oke oke yuk lanjot

Happy Reading

...... 💮 ......

PAGI menjelang, disaat semua orang terbangun dari lelapnya tidur atau tidak mau bangun karena mimpi yang indah mereka bangun dengan wajah yang cerah dan segar. Tapi tidak dengan Sharul, dia masih terjaga sampai pagi karena tidak bisa tidur semalaman. Bahkan wajahnya sayu dengan lingkaran hitam di bawah matanya, nampak lelah.

Tak ada kegiatan pasti ketika di malam hari, karena saat dia menutup matanya semua memori masa lalu kembali terputar di kepala Sharul membuat cowok itu kembali diliputi rasa bersalah yang besar. Bahkan sejak pulang dari Cafe kemarin Sharul belum makan sama sekali, dia tidak turun lagi ke bawah untuk makan malam seperti biasa.

Kamar terkunci, ponsel mati, suasana gelap ingin rasanya Sharul menyendiri disana merenungi semua kebodohan yang telah dia buat. Tak dipedulikan rasa lapar, ketukan pintu kamarnya atau apapun jadwal dia hari ini bahkan rasanya Sharul lupa hari tapi satu yang tetap dia jalankan yaitu sholat.

Dia hanya bisa memohon agar Anjani selalu diberi kebahagiaan, kesehatan, keselamatan di manapun dan kapan pun. Apakah ini bisa disebut penebusan dosa?

Tok... Tok.. Tok...

"ABANG BUKA PINTU!! SARAPAN!!"

"ABANG! NGAPAIN AJA SIH DI DALEM!!"

"JANGAN MACEM-MACEM BANG! JANGAN BUNUH DIRI!!"

Teriakan Anjali tidak bisa dibilang santai, bahkan suaranya mengalahkan samber gledek, mengagetkan. Karena terlalu malas mendengar suara membahana Anjali, juga dia masih sayang telinga akhirnya Sharul membuka pintu.

"AAAAAA SETAAANNN!!" Sharul harus menutup kedua telinganya.

Sekiranya tak ada suara lagi, Anjali membuka matanya dan melihat keadaan Sharul yang bisa dibilang seperti mayat hidup. Rambut acak-acakan, wajah pucat, mata sayu dan menghitam di bawahnya juga mata sembab.

"Abang kenapa?" tanya Anjali pelan.

Jongkok dan berlutut, Anjali diam saat Sharul membelai setiap wajahnya lalu memeluknya erat. Tak lupa kan kalau Anjali mengingatkan Sharul tentang Anjani, semua yang ada di Anjali seperti melihat Anjani. Penampilan, sifat hampir mirip beruntung Tuhan masih baik menghadirkan Anjali di hidup Sharul.

"Bang...disuruh makan sama bunda, abang semalam gak makan ya? Udah makan belum si? Abang sakit ya?"

Sharul masih tak bersuara membuat Anjali bingung tetapi masih mengusap punggung lebar abangnya dengan sayang.

"Bang, ish!! Belum mandi ya? Bau asem ih, sana mandi!! Abang bau jangan peluk aku!!!"

Baru Anjali meronta minta dilepaskan saat Sharul masih tak bergerak dari tempatnya, mendorong badan Sharul hingga pelukannya terlepas. Makin tak mengerti saat Sharul mengusap rambut Anjali lalu tanpa kata dia menutup lagi pintu kamarnya.

Lima belas menit waktu yang singkat untuk mandi dan berpakaian rapi walau tadi mengecek kalender ternyata hari minggu, memakai kaos hitam, celana jeans panjang Sharul siap untuk sarapan. Dia menyisir rambutnya dengan jari lalu menuju meja makan dengan sedikit senyum, hanya sedikit.

Lingkar rasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang