~ 47 ~

152 14 0
                                    

Assalamu'alaikum

Masih semangat kan?
Masih Nungguin dong ya?

Oke cekidot

Happy Reading

...... 💮 ......

DENGAN langkah lebar dan tergesa Sharul mengemasi beberapa barangnya, mengambil kunci mobil lalu melaju dari sana tanpa menjawab pertanyaan dari bibi.

Mampir ke masjid sebentar untuk sholat isya sebelum melanjutkan perjalanan dan menyiapkan tenaga dengan makan malam sebentar. Setelah itu megotak-atik ponselnya guna mencari lokasi Anjali, cukup susah karena jarak yang jauh dan Malang adalah kota yang luas.

"Anjali....kamu dimana sih, ayolah....lokasinya gak akurat banget sih."

Setelah berjibaku dengan ponsel juga menghubungi beberapa teman Anjali, walau harus merogoh kocek untuk menyuap mereka untuk buka mulut dan menyesuaikan lokasi yang dia dapat akhirnya membuahkan hasil

"DAPAT!! AKHIRNYA!!"

Segera masuk kedalam mobil, saat hendak melaju tiba-tiba ponselnya berdering ingin abai namun seakan tak menyerah sangat penelpon kembali menghubunginya.

"KENAPA??" sahut Sharul ngegas saat terpaksa mengangkat telponnya.

"M-maaf pak kalau mengganggu, saya hanya mengingatkan tiga puluh menit lagi ada meeting dengan Zesta Corp dari Singapore di Cafe xxxxx"

Mengacak rambutnya frustasi, mana pake acara lupa segala mau meeting malam ini sharul kira jadwalnya sudah kosong setelah sore tadi dia menyelesaikan semua tugasnya di kantor.

"Batalin!" ujar Sharul tegas nanti dingin.

"T-tapi pak, ini project besar pihak sana langsung datang kesini dari kemarin. Bukannya waktu itu juga sempat di ganti jadwal pak, sekarang mereka gak bisa nunda lagi karena besok sudah harus kembali ke Singapore"

"ARGHH! KENAPA JADI RIBET GINI SIH? IYA SAYA KESANA SEKARANG!"

tut... Tut... Tut...

Sambungan diputus sepihak, ponsel dilempar ke dashboard mobil saking kesalnya. Terlalu cemas dengan Anjali takut adiknya itu kenapa-napa karena whatsapp nya tidak dibalas Sharul menjadi emosian dan lupa kalau ada meeting di luar.

Sebenarnya dia sendiri yang bikin ribet, apa susahnya berangkat besok menemui Anjali tapi entah firasatnya mengatakan kalau dia harus segera kesana seperti ada sesuatu yang menunggunya.

Sepuluh menit berkendara ke kantor dengan ngebut karena emosi masih menguasainya, beruntung Cafe itu tidak jauh dari kantor ayahnya sehingga masih memungkinkan untuk mengambil laptop dan berkas yang tertinggal. Memasuki area kantor, semua pekerja tak berani menatapnya secara terang-terangan karena merasakan aura yang semakin dingin dari sang bos.

Ada yang mau menyapa pun menjadi segan, bosnya yang dikenal dingin sekarang tambah dingin dengan tatapan mata tajam seakan mampu menembus apapun di depannya.

Tak ada senyuman, Sharul dikenal dingin dengan orang luar hanya orang terdekatnya lah yang mendapat dirinya seperti biasa. Ini semua semenjak kepergian Anjani, Sharul menjadi tertutup, dingin dan semakin tak tersentuh.

Lingkar rasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang