~ 35 ~

152 16 16
                                    

Assalamu'alaikum

Halo halo
Nungguin gak nih?

Mana suaranya? Kok sepi sih

Oklah lanjot

Happy Reading

...... 💮 ......

MENGGERET koper besar dengan tas besar di atasnya dengan lambat, menuruni satu persatu anak tangga dengan mata menelisik ke seluruh ruangan. Dimana setiap sudut nya selalu ada kenangan yang tercipta disana, tak jarang air mata perlahan menetes lalu dihapus lagi begitu seterusnya.

Beruntung rumah kenangan ini tidak dijual hanya dikosongkan sementara, kalaupun ada sanak saudara yang akan menempati dipersilahkan.

Menyudahi kesendirian selama satu minggu ini karena sebentar lagi Anjani akan kembali berkumpul bersama keluarganya, sekali lagi menatap seluruh rumahnya sebelum menutup pintu dan menguncinya.

Helaan napas berat terdengar, Anjani akan merindukan semua ini, setiap langkah di rumahnya akan dirindukan.

"Udah Bening, ayo kita ambil ijazah dulu nanti terlambat ke bandaranya." Abay mengusap lengan Anjani bermaksud menenangkan.

"Iya, tolong bawain koper ya."

Sengaja pagi-pagi sekali mereka akan berangkat karena jadwal penerbangan yang mereka dapat pagi hari, juga agar tidak ada orang yang tahu kalau mereka akan pergi pagi ini.

Anjani bahkan tidak berpamitan langsung kepada bunda, Anjali, Ayah ataupun Kanaya, takut nanti berubah pikiran dan tidak jadi pergi.

"Are you okey?" tanya Abay di sela keheningan mereka selama perjalanan ke rumahnya pak Samsul.

"I'm trying," jawab Anjani seadanya.

Kenapa mereka ke rumah pak Samsul bukannya ke sekolah mengambil ijazah? Karena memang mereka minta ijazahnya agar di simpan dulu oleh pak Samsul agar mereka bisa mengambil ke rumah beliau.

Karena pengambilan ijazah seharusnya dimulai pukul sembilan nanti sedangkan sekarang sudah pukul delapan.

Tok... Tok... Tok...

"Assalamu'alaikum pak Samsul," salam mereka saat sudah sampai di depan pintu rumah pak Samsul.

"Waalaikumsalam, eh Anjani ya mari masuk."

Yang membuka pintu adalah wanita paruh baya yang sangat Anjani kenal karena dulu semasa pelatihan lomba basket ya Anjani dan Sharul diajak ke rumah pak Samsul untuk briefing.

Terkadang juga mereka diundang saat ada syukuran atau saat ada ulang tahun anak beliau. Yah sedekat itu memang, beliau orang yang sangat baik.

"Silahkan duduk dulu, oh iya ini teman kamu Jan?"

"Iya bu, saudara saya juga namanya Abay."

Dengan sopan Abay memperkenalkan diri sambil mencium tangan istrinya pak Samsul dengan sopan. "Salam kenal bu, saya Abay"

"Iya Bay, kalian mau minum apa sambil nunggu bapak. Soalnya bapak lagi ambil ijazah kalian di sekolah katanya."

Lingkar rasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang