~ 14 ~

107 16 12
                                    

Assalamu'alaikum semua

Duh tangan tuh rasanya gatel banget kalau gak nulis, hehe

Author udah semangat nih sekarang kasih hadiah dong.

Vote nya yang banyak ya
Komen juga

Okelah lanjot

Happy Reading

...... 💮 ......

SEHARIAN ini Abay menjaganya dengan sangat baik layaknya seorang kakak pada adiknya, Anjani tahu betul kalau Abay hanya menganggapnya sebagai seorang adik kecil bukan sebagai gadis pada umumnya.

"Ngapain nih, bosen tau gak kenapa gak dipulangin aja muridnya?"

Ya memang setelah jam pelajaran pertama semua kelas dari mulai kelas sepuluh sampai dua belas free alias jamkos.

Kegabutan dan kebosanan mulai melanda seluruh isi kelas, ada yang tiduran di belakang sambil bermain ponsel, tidur, ribut dengan teman hingga membuat kebisingan. Oh ayolah Anjani tidak suka suasana yang ribut seperti ini.

"Mau bolos? gue gak yakin kalau ada dia." Kanaya melirik kearah Abay yang masih diam bermain ponsel.

Entahlah Anjani rasa hubungan Abay dengan Sharul sedang tidak baik, apa karena dirinya? Buktinya Sharul saja sedang tidak ada di dalam kelas. Bisa dia tebak kalau sahabatnya itu sedang bersama bidadarinya.

"Nasib gue ada di tangan Abay sekarang Nay, dia yang dipercayakan ibu gue buat jaga gue di sekolah. Ya ampun serasa anak SD dikawal bodyguard sumpah."

Kanaya tertawa mendengarnya, nyatanya kehadiran Abay mampu membuat Anjani sedikit terhibur dan melupakan sejenak masalah hatinya. Abay juga mampu menjadi teman serta kakak bagi Jani, Kanaya yakin Abay orang yang baik walau sedikit usil juga.

"Hubungan lo sama Angga?" tanya Jani.

"Ya...kita jadi lebih dekat tentu saja, tapi yah masih belum ada kepastian tentang hubungan ini." Jani mengangguk saja.

"Perlu gue bilang ke Angga?"

Kanaya melotot, "gila lo? Enggak! Gak usah terima kasih banyak." Dia mendengus membuat Anjani tertawa geli.

Mereka berjalan-jalan keluar mencari udara segar, ke taman belakang mungkin. Abay yang melihat mereka keluar pun juga ikut bangkit dari duduknya bermaksud mengawasi gadis itu.

"Ga, mau kemana lo? Ayo main lagi elah malah keluar lo!" protes Vier.

"Gue keluar dulu, lanjutin main lo."

"Ah elah." Andra dan Arvin hanya memutar bola matanya jengah.

Menyadari ada yang mengikuti membuat kedua langkah gadis itu terpaksa berhenti, berbalik lalu menatap ke arah Abay malas.

"ABAY!! jangan ikutin gue bisa? Kalau gue butuh lo gue bisa telpon lo kok!" ucap Jani kesal.

Abay melangkah kearah dua gadis di depannya ini, "gue mau ke toilet, yakin gue ngikutin lo atau lo yang mau ikut gue?"

Kanaya dan Anjani melotot mendengarnya, Abay hanya tersenyum miring setelah mengusap rambut jani dan menyentil kening Kanaya.

"SAGA SIALAN LO!! DASAR MESUM!!" Bukan Anjani, itu Kanaya.

Lingkar rasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang