~ 28 ~

109 15 14
                                    

Assalamu'alaikum

Hola alo
I'm comeback nih

Yang kangen tunjuk tangan
Gak ada ya?

Oke lah gpp

Happy Reading

...... 💮 ......

Sejuta kebaikan akan terhapus dengan satu kesalahan
Lantas apa artinya aku di mata kamu selama ini?

Aku ditinggalkan kamu gak papa asal Allah tetap bersamaku, dia tidak akan pernah meninggalkan aku

...... 💮 ......


MEMBUKA mata dan hal pertama yang dilihat adalah jam dinding yang terus berdetak, masih pukul tujuh pagi kenapa rasanya tadi dia sudah tidur lama ya?

Kepalanya masih terasa sakit, seluruh badannya juga remuk, lebam biru-biru. Ruangan VIP ini cukup luas, ada sofa di ujung ruangan, disana kedua orang tuanya masih tidur sepertinya kecapean.

Entah apa yang terjadi setelah kejadian kemarin itu, suara siapa yang meneriaki namanya dan gimana berita terbaru tentang penculik itu.

"Ya Allah Anjani, kami sudah sadar nak? gimana kondisi mu?"

Melihat putri semata wayang nya telah terbangun dengan buru-buru Aruna atau ibunya anjani segera menghampiri putrinya itu.

Ayah yang awalnya masih tertidur pun ikut terbangun, oh ayolah melihat lingkar hitam di bawah mata kedua orang tuanya membuat Anjani tak tega. Pasti mereka begadang semalam cuma untuk menunggunya bangun.

"Ibu... Jani udah mendingan alhamdulillah."

"Kamu butuh apa nak, makan? minum atau mau ke kamar mandi? bilang sama ayah sama ibu," tanya ayahnya.

"Jani mau minum aja yah, tenggorokan kering banget rasanya," ucapnya lirih dengan suara yang masih serak.

Dengan sigap Arga, ayah Anjani langsung mengambil minum yang ada di meja nakas lalu membantu Anjani untuk duduk dengan pelan lantas membantunya minum.

"Makasih ayah."

"Gimana Jani, apanya yang masih sakit?" tanya Aruna.

"Semuanya sakit bu badan Jani rasanya remuk, tapi kepalanya alhamdulillah udah gak sakit lagi."

Mereka menatap Anjani prihatin, bagaimana tidak melihat wajahnya yang terdapat beberapa bekas biru habis perkelahian, kepala yang dibalut perban. Beruntung kondisi Anjani masih stabil dan tidak ada luka yang cukup serius, yah cuma luka di kepalanya harus mendapat beberapa jahitan.

"Ayah sama ibu udah makan?"

"Gimana kami bisa makan nak, lihat kondisi kamu begini kita khawatir dari kemarin kamu gak sadar sadar beruntung gak ada luka yang cukup serius," ujar Arga.

Sudah Anjani duga, terlihat sekali raut lelah dari wajah mereka apalagi di tambah belum makan dari semalam.

"Kamu mau makan nak? biar ibu beliin makanan ya?"

"Gak usah bu, ayah sama ibu dulu yang makan. Jani gak mau kalian juga ikutan sakit, seenggaknya ayah sama ibu pulang dulu gak papa buat bersih-bersih sama makan dulu."

"Gak, gak ibu gak mau ninggalin kamu lagi."

"Ibu... Jani udah gak papa, ada suster ada dokter yang akan jaga Jani disini. Ayah sama ibu pulang aja dulu ya istirahat di rumah sebentar, Anjani gak papa kok bentar lagi pasti sehat."

Lingkar rasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang