~ 29 ~

119 15 11
                                    

Assalamu'alaikum

Masih setia membaca cerita ini kah?
Masih ada yang menunggu kelanjutan kisahnya?

Tunggu apa lagi
Lets go

Happy Reading

...... 💮 ......


SUASANA menjadi hening, lebih mencekam dan terasa kosong. Ya setidaknya itulah yang bisa digambarkan saat melihat guru gempal datang di kelas XII Mipa 3 dengan raut marah, langkah tegas dan juga penggaris kayu yang setia berada di tangannya.

"Kemana teman kalian? Kok bisa semuanya pada gak berangkat?" Guru itu bersuara.

Kelas yang seharusnya diisi materi pembelajaran dengan santai sambil mendengarkan guru yang sedang bersabda harus dibuat tegang saat melihat kehadiran bu Beti.

Kelihatan sekali beliau sedang mencari mangsa entah yang kabur atau yang lolos hukuman, dan kini semua tersangkanya ada di kelas mereka.

"Kalian gak tahu kemana hilangnya tujuh teman kelas kalian itu?" tanya ulang bu Beti yang memecah keheningan kelas.

Dengan takut salah satu siswa yang notabene menjabat sebagai ketua kelas dia mengacungkan tangan.

"Maaf bu, setahu saya Anjani ada ijin sakit dengan surat dokter, Saga sama Kanaya juga ada ijin acara keluarga. Tapi yang lain saya gak tahu mereka kemana bu, gak ada surat juga," jawab sang ketua kelas selalu penanggung jawab kelas.

"Anjani sakit, bisa sakit juga tuh anak kirain bisanya cuma pukul orang aja. Kemana pula mereka berempat, sudah ibu hukum malah kabur mereka."

Setelah bu Beti keluar dan meninggalkan kelas barulah mereka bisa bernafas lega, meninggalkan segudang pertanyaan mengenai ketidak hadiran tujuh orang di hari yang sama.

Karena biasanya yang tidak berangkat pasti satu sampai tiga orang paling banyak, tapi sekarang bisa tujuh orang bersamaan tidak berangka.

Seseorang tertawa puas atas kejadian ini, rencananya yang telah disusun rapi telah berhasil. Tak sia-sia dia mempunyai beberapa informan, mata-mata maupun anak buah yang bisa digunakan kapan saja.

Dan kemarin adalah waktu yang tepat melancarkan peluru yang siap mengenai sasaran, walau kedua targetnya berhasil lolos tak ayal dia senang karena berhasil membodohi seorang Sharul Ganendra.

Pria itu sangat bodoh rupanya, apakah dia puas? Sangat puas apalagi mendengar kabar terbaru kalau pria bodoh itu menyalahkan Anjani sampai harus bolos ke rumah sakit.

"Hahaha...puas gue, bego banget gue kerjain aja mau. "

"Iya sih, tapi gue belum puas kalau Lina cuma pingsan aja waktu itu."

"Emang rencana lo apa kalau semisal Anjani gak jadi datang nolongin, apa lo tetep mau culik dia lalu apa?" tanya satu diantara dia temannya.

"Ya paling gue gores dikit sama ngacem untuk tutup mulut, kalau dipikir-pikir Sharul emang gantengnya kebangetan mana kaya lagi tapi sayang dia bego! Kenapa gue bisa tergila-gila gini ya?"

Kedua temannya tidak habis pikir dengan kelakuan dia, bukannya dia yang terobsesi dan mengharamkan segala cara buat mendapatkan Sharul tapi kenapa malah berbeda haluan seperti ini. Mereka boleh saja bersenang-senang sebentar, tapi mereka lalai akan dampak dari akibat ini.

"Disya... Disya...lo boleh bilang Sharul bego, tapi lo lebih bego! Kita tunggu aja sampai video ini sampai ke tangan kepala sekolah, atau tersebar ke seluruh siswa. Gimana ya reaksi mereka."

Lingkar rasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang