~ 51 ~ (END)

376 21 0
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM

Wah gak kerasa udah end aja nih
Hehe makasih buat yang udah baca sampai sini ya

Makasih yang udah nungguin cerita ini
Gak sabar kan?

Yuk cekidot

Happy Reading

...... 💮 ......

INIKAH akhirnya....

Ternyata takdir tak berpihak kepadanya, berharap setelah ini dirinya bisa ikhlas walau nyatanya mengikhlaskan adalah hal tersulit yang bisa dia lakukan.

Apa perasaan kalian jika mendapat surat undangan dari seseorang yang sedang kalian perjuangkan dan kalian harapkan akan menjadi pendamping mu kelak, tapi nama yang tertulis di sana bukan nama kamu.

Sakit, seperti tertancap ribuan anak panah yang menusuk ke hati dan mencabik-cabik sampai hatinya koyak dan tak bersisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakit, seperti tertancap ribuan anak panah yang menusuk ke hati dan mencabik-cabik sampai hatinya koyak dan tak bersisa. Setetes air mata meluncur bebas, berusaha tersenyum walau hatinya sakit bagaimanapun dia harus datang sebagai bentuk pembuktian terakhir cintanya kalau dirinya kuat dan berusaha ikhlas.

"Bang... "

Mengusap air mata dengan kasar lalu menutup undangan itu dan menoleh ke arah Anjali, sekarang dialah penguatnya. "Njel...kenapa?" Sharul memaksakan senyumnya.

"Abang gak usah senyum gitu deh jelek tau gak, senyumnya gak ikhlas!" ketus Anjali, dia merasa prihatin akan kondisi sangat abang yang jauh dari kata baik.

Mengacak rambut Anjali, setidaknya dia beruntung masih ada Anjali di hidupnya karena semua yang ada di diri Anjali akan selalu mengobati rindunya dengan Anjani.

"Kamu ini....ada apa?"

"Ish! Gak usah diacak-acak juga rambut aku abang! Itu ponselnya bunyi."

Sharul mengangguk, dia berjalan mengambil ponsel yang ada di nakas. Selama tinggal di Malang dia dan Anjali tinggal di apartemen mewah disana, tentu sesekali menghubungi orang rumah untuk memberi kabar.

"SAHUUUR!!" Ternyata panggilan video call dari Andra baru saja mengarahkan ponselnya ke depan wajah teriakan Andra membuat Sharul terkejut.

"Harus banget teriak?" ujar Sharul dingin.

"Hiris bingit tiriik? HEH BANGSUL LO MASIH DI MALANG??" tanya Andra dengan tak santai.

"Iya," jawab Sharul tenang.

"YA AMPUN!! TEGA LO YA LO GAK INGET HARI INI HARI APA HAH??"

Lingkar rasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang