~ 22 ~

101 16 14
                                    

Assalamu'alaikum semua

Jangan bosen bosen ya

Lanjut nih..
Ok lanjut

Happy reading

...... 💮 ......

SEKOLAH sudah sepi hanya beberapa saja yang masih menetap dengan kepentingan masing-masing, begitu juga dengan tiga orang yang masih asyik berjibaku dengan panas.

Dugh.... Dugh... Dugh...

"Ah...payah...lo...hah, kalah kan...huh...siapa suruh ngelawan kita ya gak Nay?"

Kedua gadis itu bertos ria membuat sang pria hanya memberengut sebal, yah walaupun dia hanya seorang diri dan melawan dua gadis cantik ini tetap saja kalah karena kemampuan mereka tidak bisa diremehkan.

"Ok..ok gue kalah, dua lawan satu okeh...mantan kapten basket sama gue yang orang biasa...oke fine gue kalah," pasrah nya.

Sedangkan Anjani dan Kanaya cekikikan senang sambil berlalu ke pinggir lapangan untuk meneduh karena terlalu ngos-ngosan setelah bermain kurang lebih tiga puluh menit. Dan Abay menyusul ikut duduk meluruskan kakinya sembari bersandar di batang pohon.

"Jangankan sama lo gara-gara, sahur aja juga kalah kalau lawan si marjan ini," sahut Kanaya yang memanggil Abay dengan sebutan gara-gara karena namanya adalah Sagara, suka sekali gadis itu mengubah nama orang.

Mendengar nama Sharul disebut membuat Anjani kembali kepikiran, namun dia tidak akan sedih lagi kali ini dia sudah terbiasa dengan rasa sakit saat mencintai Sharul.

Kanaya meringis saat dijitak oleh Abay yang baru Kanaya sadari kalau dia kembali membuat Jani sedih dan tak sengaja menyebut nama Sharul.

"OH IYA! lo harus traktir kita gara-gara!"

Tersadar, Anjani menutup telinganya mendengar teriakan cempreng dari Kanaya masalahnya gadis itu teriak tepat di telinganya karena mereka duduk bersebelahan.

"Ye...santai dong maemunah, jangan sampai gue ke dokter THT ya gegara suara merdu lo itu," ujar Anjani kesal.

"Ay ay, suara lo merdu tapi lebih merdu kalau lo diam!" timpal Abay yang membuat Kanaya mendelik tajam.

Mereka melanjutkan obrolan santai mengenai Abay yang harus mentraktir Anjani dan Kanaya tetapi di luar sekolah, sampai pembahasan lain seperti Abay yang mulai sibuk mengelola Cafe milik papanya yang berada di Bandung.

"Kenapa gak ke cafe milik papa lo aja gara gara, kita bisa makan sepuasnya ya gak Jan?" Anjani mengangguk.

"Iya, lagian gue juga belum pernah kesana sih sesekali cari suasana baru. Emang dimana Bay jauh gak dari rumah gue atau dari apartemen lo?"

"Ya lumayan lah, tiga puluh menitan kalau dari apart gue. Boleh si kesana aja sekalian gue juga perlu melihat perkembangan di sana."

Setelah deal weekend nanti ingin ke cafe milik papanya Abay, mereka memutuskan untuk pulang. Kanaya telah dijemput dahulu oleh Angga dan ya Anjani tahu persis mereka pasti akan berduaan.

Saat berjalan berdampingan dengan Abay, Anjani malah fokus ke ponsel dan menscroll instagram tak lama dia menepuk jidat dengan keras.

Lingkar rasa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang