[ 36 ] Esok

2K 413 79
                                    

Lionel mulai tidak suka pada apa yang dilihatnya di pantulan cermin.

Lelaki itu telah kehilangan sepuluh kilogram berat badan. Saat ia membuka baju, tulang rusuknya begitu menonjol, ia bisa menghitungnya satu per satu. Tungkai kaki dan tangannya begitu kurus, lebih mirip ranting pohon kering yang dapat patah kapan saja. Pipinya begitu tirus dan cekungan di bawah matanya sangat dalam.

Benar-benar pesakitan yang tidak menarik.

Lionel menghela napas panjang. Dengan langkah tertatih-tatih, lelaki itu menjauhi cermin dan mengambil duduk di atas kasur. Dipandangnya setiap sisi ruangan yang tidak ia kunjungi lebih dari tiga bulan. Semua masih tampak sama. Suara kendaraan motor yang menderu dari jalanan di luar membuatnya menoleh ke arah jendela.

Semuanya berjalan seperti gue nggak kenapa-kenapa, ya?

Kenyataan pahit itu menderu batin Lionel semenjak ia diizinkan keluar dari rumah sakit. Seharusnya, ia berbahagia hanya perlu melakukan latihan fisik mandiri di rumah untuk meningkatkan kekuatan otot, serta mengikuti fisioterapi yang lebih menantang empat hari sekali. Nyatanya, ia merasa terjebak. Fisiknya belum tentu dapat kembali seperti sedia kala. Nasib pendidikannya juga belum jelas.

Lionel harus menerima kenyataan bahwa hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat, berjalan sama saja untuknya seperti hari Sabtu dan Minggu. Kemarin malam, ia mengeluarkan seragam cadangannya dari lemari, kemudian memerintahkan ibunya untuk mengenyahkan mereka dari hadapan. Koleksi buku sekolahnya tidak terlalu banyak di rumah ini, jadi ia bisa mengabaikan buku-buku kelas sepuluh di atas meja belajar yang agak berdebu. Lionel juga sudah mengutarakan permintaannya untuk tinggal bersama Yuni. Ia tidak akan mau lagi menginjakkan kaki ke apartemen tempatnya pernah melakukan hal-hal yang masih ia sesali sampai sekarang.

Sementara itu, semua orang terlihat baik-baik saja. Dari sosial media, Lionel menyaksikan teman-temannya melanjutkan hidup. Berkarya, mengikuti lomba, mengerjakan ujian di sekolah, menyelesaikan tugas yang menggunung, berorganisasi. Lionel terkekeh. Ini semua lucu. Sangat lucu. Untuk dapat kembali melakukan semua hal yang menurutnya dahulu membosankan, Lionel rela melakukan apapun.

Ra, sore ini jadi kan ke rumah? Marsha sama Keisha ga sabar nih mau main sama (calon) kakak perempuannya hehe

Debar jantung Lionel meningkat setelah ia menekan tombol kirim. Adara adalah satu-satunya harapan untuk meyakinkannya bahwa ada yang tidak berubah setelah tiga bulan ini. Lionel ingin percaya, gadis itu masih mencintainya.

LIONEL maaf bangettt ini tiba-tiba bangettt ada perubahan jadwal rapat klub jurnalistik jadi sore inii. Kalau diundur jadi besok gimana bikin onigirinyaaa? Bilang maaf ke Marsha sama Keisha juga yaaa :(

Pesan balasan dari Adara membuat Lionel ingin marah. Napasnya mulai menderu. Namun, ia juga merasa malu. Ia tidak memiliki hak untuk marah, bukan? Adara sehat, tidak terseok-seok saat berjalan barang satu meter, tidak dikeluarkan dari sekolah, dipercaya sebagai salah satu panitia buku tahunan, dan … memiliki masa depan yang cerah.

Mungkin, waktu Adara untuknya tidak bisa seintens dulu. Mungkin, dunia mereka yang telah berbeda jauh akan membatasi pertemuan keduanya. Namun, hati Adara masih miliknya, kan?

Onigirinya buat bekal karya wisata. Karya wisatanya besok hehe

Lionel buru-buru menghapus kalimat tersebut. Terkesan penuh kepahitan.

But you promised

Lionel mendelik saat menyadari ibu jarinya telah berkhianat, menekan tombol kirim untuk kalimat yang bahkan lebih pahit dari sebelumnya. Buru-buru Lionel mengurungkirimkan pesan tersebut, meskipun ia bersumpah, Adara telah membacanya.

A Mismatch So Perfect [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang