5

620 107 7
                                    

"Tidak biasanya kau minta izin terlambat," sambut seorang rekan kerja Yoora begitu gadis itu muncul dari balik pintu belakang.

"Tidak biasa bukannya tidak bisa," jawab Yoora acuh sambil melewatinya.

Dia tidak menggubris lagi seruan yang terdengar karena sikapnya tadi. Tangan Yoora dengan cepat, meraih seragam sekaligus memasang topeng ekspresi  senyum yang biasa dia pakai di depan semua pelanggannya.

Para pelanggan itu juga tidak akan peduli bagaimana hari yang sudah dilewati Yoora. Baik atau buruk kah? Yang mereka pedulikan hanya bagaimana pelayanan yang diberikan pada mereka sebagai pelanggan. Karena itulah, Yoora berusaha sebisa mungkin menyembunyikan perasaan risaunya tentang toko saat ini, karena tidak akan ada yang peduli juga meski dia bercerita.

Dan seperti biasa, Yoora dengan cekatan menyelesaikan semua pesanan yang dia terima tanpa ada satu pun kesalahan sampai jam kerjanya habis.

Yoora baru pergi ke café saat jam menunjukkan pukul tujuh malam. Ini karena dia harus memundurkan semua jadwal sebab ada sela saat mengunjungi perusahaan wanita gila yang menabrak tokonya tadi. Untung saja tidak ada lagi masalah besar yang lebih besar lagi.

Soyeon - pemilik cafe-, segera menunjuk ke sebuah kursi begitu melihat kedatangan Yoora. Mata Yoora mengikutinya, dan mendapati seorang laki-laki sedang menikmati kue cokelat dan segelas cola dingin di mejanya.

"Dia mencarimu sejak tadi. Padahal sudah kubilang tadi kalau hari ini kau akan sedikit terlambat, tapi dia bilang tak masalah," bisik Soyeon setengah berbisik sambil mengapit lengan kanan Yoora.

"Oh," jawab Yoora sambil terus berjalan menuju lantai dua.

"Di mana kau menemukan tangkapan ikan besar ini?"

"Aku tidak ke pantai dalam waktu dekat ini."

"Gadis jahat. Ajak aku kalau kau bertemu dengan orang setampan itu," kata Soyeon sambil memukul gemas bahu Yoora.

"Nona, kau hanya perlu menjentikkan jarimu maka akan ada barisan laki-laki seperti dia yang siap untukmu dalam waktu kurang dari lima detik," kata Yoora saat berhenti tepat dia depan tangga. Bibir Soyeon maju. Tak percaya dengan ucapan Yoora.

"Kau mau ke mana?" tanya Soyeon melihat Yoora mulai menaiki anak tangga.

"Ini jam kerjaku."

"Tidak mau menemuinya dulu?"

"Belum masuk jam janjianku untuk bertemu."

"Ha? Kau sekaku itu?" tanya bos Yoora ini dengan mata membulat.

"Ya," jawab Yoora sebelum melanjutkan langkahnya, meninggalkan Soyeon di bawah tangga dengan masih wajah melongo.

Seperti biasa, sesampainya di lantai dua Yoora menghabiskan sedikit waktunya di ruang kecil yang ada. Menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan. Setelah dia rasa sudah cukup untuk mengubah perasaanya, Yoora memperbaiki kunciran kudanya sebelum turun untuk bekerja.

Dia segera meraih sapu dan mulai membersihkan seluruh café seperti biasanya. Taehyung sendiri tidak ingin mengganggunya meski tahu gadis itu sudah datang sedari tadi. Bahkan saat Yoora membersihkan meja di samping laki-laki itu, mereka hanya sekilas saling pandang lalu kembali pada apa yang masing-masing dikerjakan sebelumnya.

"Tepat waktu sekali," kata Taehyung pada Yoora yang menarik kursi di depannya saat tepat pukul sebelas malam.

"Tepat waktu sekali," kata Taehyung pada Yoora yang menarik kursi di depannya saat tepat pukul sebelas malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
INNER CHILD (✔️Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang