Ketenangan hidup Yoora benar-benar terusik karena semua sikap Ahn Taehyung selama dua hari belakangan ini. Laki-laki itu terus saja muncul hampir di semua tempat kerja Yoora dengan wajah tanpa berdosa sambil melambaikan tangan ke arahnya.
Akibatnya, Yoora sempat kewalahan karena ketika laki-laki itu datang, maka akan ada antrian panjang di belakangnya karena tertarik akan kehadiran laki-laki satu ini. Dan itu berarti makin banyak pekerjaan yang harus Yoora lakukan.
Laki-laki bermarga Ahn itu belum juga menunjukkan tanda-tanda akan menyerah pada niatnya sampai di hari ketiganya meski Yoora selalu bersikap acuh padanya.
"Hoamh." Suara keras dari Taehyung yang menguap lebar sambil duduk di salah satu kursi, menunggu sup di restoran tempat kerja Yoora. Wajahnya masih wajah bantal dengan rambut acak-acakan dan mata yang belum terbuka sepenuhnya.
Taehyung harus rela bangun sebelum ayam berkokok demi bisa mengantri paling depan di restoran ini. Berebut dengan orang-orang yang berdatangan untuk menikmati semangkuk sup hangat khas tempat ini.
Padahal Taehyung sendiri bukan termasuk orang yang bisa bangun pagi. Kalau bukan demi Yoora, dia tidak mau melakukan hal yang melelahkan seperti ini.
"Kapan bisa bicara?" tanya Taehyung secepat yang dia bisa, saat Yoora menyajikan pesanannya.
"Selamat menikmati," jawab gadis itu yang segera berbalik kembali ke dapur tanpa menggubris Taehyung. Lagi-lagi laki-laki itu harus menyapa angin lalu.
Taehyung menurunkan bahunya, kecewa dengan hasil perjuangannya pagi ini. Kini dia hanya bisa memandang sup yang masih mengepulkan uap panasnya tanpa minat. Bukan karena rasanya tidak enak, melainkan karena dia yang tidak terbiasa sarapan selama ini. Tapi demi menghormati orang yang sudah bersusah payah membuatnya, dia hanya mencicipi sesendok sebelum pergi.
Gagal di pagi hari, Taehyung kembali pada siangnya. Dia kembali muncul di gerai sandwich di mana Yoora berada. Membuat pesanan tak masuk akal dengan menambahkan banyak isian dan saus di sana sini. Bahkan dia minta pinggiran rotinya dipotong serta rotinya dibentuk seperti anak anjing. Lalu minta tomat berbentuk bintang dan timun yang jumlah bijinya ganjil saja.
"Aku tidak bawa uang tunai dan kartu selain itu," ucap Taehyung dengan mata memelas saat kartu yang dia berikan untuk membayar ternyata nol saldo.
"Pesanan Anda bisa saya batalkan," kata Yoora yang memang melayani Taehyung sejak dia datang.
Bersabar pada pelanggan adalah satu-satunya keahlian Yoora yang sudah dia asah selama dua tahun terakhir ini. Dan pelanggan seperti Taehyung adalah soal tersulit selama dua tahun dia berlatih.
"Bukankah sayang kalau dibuang? Bisa bayarkan untukku? Aku akan menggantinya nanti," kata Taehyung semanis mungkin ditambah dengan mata berbinar layaknya anak kecil.
"Presdir? Biar saya bayarkan," ucap seorang laki-laki menyela pembicaraan mereka berdua.
Taehyung menoleh pada laki-laki itu. Tanda pengenal yang menggantung di leher laki-laki itu membuat Taehyung tahu kalau dia adalah salah satu karyawan perusahaannya.
Dengan senyum masam, Taehyung menggeleng dan menolak tawaran itu meski karyawannya terus memaksa. Kapan lagi dia bisa memamerkan diri kalau pernah mentraktir seorang Presdir. Begitu pikir laki-laki itu. Dan Taehyung tidak suka dengan pemikiran tersebut.
"Bagaimana?" tanya Yoora tanpa ekspresi menunggu keputusan Taehyung.
Helaan nafas berat menyertai saat Taehyung akhirnya mengambil beberapa lembar uang dari dompet, dan memberikannya pada Yoora yang segera diterima gadis itu dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
INNER CHILD (✔️Completed✔️)
FanfictionJadi dewasa itu bagaimana? Sudahkah aku dewasa? Atau Hanya seorang anak kecil yang tersesat? Dua orang yang berbeda namun satu luka. Taehyung dan Yoora harus menyembuhkan masa lalu mereka untuk tahu arti dewasa yang sebenarnya. Luka yang dibawa oleh...