Sebungkus es krim yang sudah setengah meleleh masih bertengger manis di pipi sebelah kanan Jungkook. Mendinginkan rasa nyeri karena bogeman Taehyung yang mendarat ke wajah tampan si kelinci ini tadi. Bibir Jungkook juga masih maju hingga bisa dikuncir sekarang. Kesalnya belum hilang meski Taehyung sudah berkali-kali meminta maaf.
"Susu pisang. Permen lollipop. Ramen dan roti. Serta kesukaanmu yang lainnya," ujar Yoora sambil memberikan semua yang dia sebutkan ke arah Jungkook.
Mereka bertiga kini duduk di depan sebuah toserba yang ada di sekitar restoran bekas tempat kejadian perkara tadi. Yoora sempat berniat menelfon penjaga kebun binatang untuk melerai pertengkaran antara kelinci dan beruang ini tadi. Tapi akhirnya mereka bisa memisahkan diri juga. Walau dengan kilatan kesal dari pihak kelinci.
Yoora harus turun tangan sendiri dengan menarik kerah belakang Jungkook agar laki-laki itu mau berhenti mencoba menyerang Taehyung lagi. Sedangkan si beruang, malah bersembunyi di belakang punggung Yoora. Tempat teraman baginya dari terjangan Jungkook.
"Ada apa ini? Noona menakutkan kalau baik begini," ucap Jungkook penuh curiga.
"Permintaan maafku. Susu pisang ini karena tidak menemuimu saat terakhir kali kau datang ke kantorku dan ..."
"Mereka bilang kau sedang makan siang dan tak tahu kapan akan datang. Ponselmu tidak bisa kuhubungi. Aku menunggu seperti orang bodoh selama dua jam lamanya di sana," omel Jungkook yang memotong ucapan Yoora sambil mengingat semuanya dengan sangat jelas.
Penampilan kerennya hari itu jadi percuma saja. Padahal dia ingin pamer potongan rambut barunya dan dapat pujian dari kakaknya ini.
"Aku sibuk hari itu," jawab Yoora.
"Sibuk dengannya?" tanya Jungkook dengan dagu yang dia arahkan pada Taehyung yang terlihat mengkerut tak nyaman dan segera mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Begitulah. Lalu roti dan permen untuk semua omelan yang kau terima dari ibumu tadi."
"Eomma benar-benar. Aku tidak pernah habis pikir bagaimana dia bisa lebih mengkhawatirkan dirinya sendiri dibanding putra tampannya ini."
"Aku tidak terkejut sama sekali," kata Yoora dingin.
Jungkook tersenyum miris. Dia tahu meski bertahun-tahun berlalu, Yoora tetaplah Yoora. Luka yang digoreskan ibu Jungkook tidak akan semudah itu hilang dari hati Yoora walau sudah tidak seburuk dulu.
Dulu, Yoora tidak akan tinggal diam tiap kali melihat wanita yang Jungkook panggil eomma itu. Tidak, Yoora tidak akan menjambak atau menamparnya. Hanya akan terus menatapnya dengan tatapan maut layaknya malaikat kematian serta tidak segan memanggilnya dengan sebutan wanita perebut suami orang.
"Yang kau ambil satu orang. Tapi yang kau hancurkan adalah satu keluarga," ucap Yoora kala itu dengan mata kosong dan wajah datarnya pada ibu Jungkook.
Dan kini pun, Yoora masih begitu saat kesabarannya sudah habis. Maka mulutnya yang akan membunuh lawan. Yang paling sering kena semprot adalah Jungkook pastinya.
Tidak ada yang bisa dia bela dari kedua wanita yang dia anggap penting dalam hidupnya ini. Jadi Jungkook hanya bisa menerima dengan telinga terbuka saja semua umpatan yang ada.
"Lalu ramen dan roti? Kau mau membuat ototku menghilang?" protes Jungkook.
"Tidak mau ya sudah," kata Yoora santai sambil mengambil kembali sebotol susu pisang itu.
"Sesekali kurasa tidak masalah," kata Jungkook menarik lagi minuman kesukaannya yang hampir diminum Yoora.
Kelinci satu ini meski sedang cemberut atau marah, tidak akan bisa menolak godaan dari susu pisang. Lihat saja dia sekarang, senyuman Jungkook sudah kembali sambil menikmati cemilan yang dibelikan Yoora untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INNER CHILD (✔️Completed✔️)
FanfictionJadi dewasa itu bagaimana? Sudahkah aku dewasa? Atau Hanya seorang anak kecil yang tersesat? Dua orang yang berbeda namun satu luka. Taehyung dan Yoora harus menyembuhkan masa lalu mereka untuk tahu arti dewasa yang sebenarnya. Luka yang dibawa oleh...