30

408 77 11
                                    

Malam yang gelap dan berbintang indah, tak cukup untuk membuat perasaan dua orang yang duduk saling berhadapan ini menjadi lebih baik.

Suasana pekat sangat terasa dari keduanya. Tak ada senyuman atau pun gurau yang biasa tercipta di antara laki-laki dan perempuan ini. Yang ada hanya sebuah jurang yang semakin lebar dan dalam jaraknya ditiap detik kebersamaan mereka.

"Jadi ... Semuanya sudah kau rencanakan?" tanya Taehyung memulai percakapan mereka.

"Sebelumnya ... Aku ingin memberimu ucapan selamat."

"Untuk?" tanya Taehyung tanpa minat.

"Selamat karena kau sudah berhasil menebak di mana keberadaanku," ucap Yoora sambil bertepuk tangan kecil.

"Tidak."

"Ah ... Benar. Kau harus berkeliling ke sana ke mari seharian. Seperti anak ayam kehilangan induknya. Tapi masih terhitung cepat. Kukira kau akan menemukanku dua hari lagi."

Taehyung mendengus mendengarnya. Kesal karena merasa diremehkan oleh gadis ini.

"Kau belum menjawabku. Apa yang jadi tujuanmu?" ulang Taehyung.

"Sama sepertimu."

"Apa?"

"Aku juga sedang mencari jawaban dari puzzle milikku."

"Puzzle? Lalu kau menemukannya di sana?"

Yoora menggeleng sambil memajukan sedikit bibirnya seperti anak kecil yang tidak kebagian permen.

"Sayang sekali tidak ada jawaban untukku. Tapi ... Aku menemukan hal yang menarik di sana. Tersembunyi begitu rapi hingga bahkan debu pun tak bisa masuk ke dalamnya."

Taehyung menatap tajam kedua manik mata cokelat milik Yoora. Dan Yoora tak berniat mundur atau mengalihkan pandangannya dari laki-laki tampan yang sedang sangat kesal padanya ini. Sangat menarik bagi Kim Yoora untuk terus bermain.

"Sejak kapan kau tahu?" tanya Taehyung.

Yoora tersenyum simpul. Dia memiringkan sedikit kepalanya, seakan ingin menggoda beruang yang berusaha keras menyembunyikan cakarnya ini.

"Kau juga tahu itu rupanya. Kupikir selama ini kau hanya laki-laki bodoh yang memikirkan untuk hidup bebas," jawab Yoora disertai tawa renyah.

"Jangan buatku kesal Kim Yoora," ucap Taehyung setengah menghardik.

"Uuhhh ... Kau membuatku takut," balas Yoora sambil mengerutkan tubuhnya, berpura gemetaran karena Taehyung.

"Jawab pertanyaanku tadi. Sejak kapan kau mengetahui ada ruangan lain di rumah kaca?"

"Hmm ... Sejak kapan ya?" kata Yoora sambil mengetuk bibir dengan jari telunjuknya seperti orang sedang berpikir.

"Mungkin ... Sejak aku sadar kalau ibumu bukan orang sembarangan. Dan rasanya tidak mungkin orang dengan kepribadian seperti dia, mau merawat tanaman sebanyak itu meski hanya untuk membuatnya sibuk. Pastinya ada hal yang sangat menarik sampai dia mau menghabiskan harinya di sana," lanjut Yoora.

"Lalu kenapa kau membakarnya?"

"Kau menuduhku?" tanya Yoora dengan mata membulat dan jari menunjuk dirinya sendiri.

"Memangnya bukan?" tanya Taehyung sambil menaikkan satu alisnya.

"Hmm ... Yah ... Kurasa memang aku yang melakukannya," jawab Yoora santai, lalu tersenyum lebar.

"Kenapa? Karena tidak ada jawaban apa pun yang kau cari di sana?"

"Setengahnya mungkin begitu. Tapi yang paling jelas, aku tidak sengaja melakukannya. Aku salah memasukkan pin lalu tiba-tiba ... Boom. Begitu saja. Sayang sekali aku harus membuatmu kehilangan lagi. Maaf," kata Yoora tanpa rasa menyesal dan bersalah.

INNER CHILD (✔️Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang