Pernah menonton sebuah drama di mana ada adegan para staff dan jajaran direksi berbaris rapi di lobi sambil menunggu seseorang datang?
Sepertinya itu benar terjadi pada kehidupan nyata. Dan Ahn Taehyung merasakannya langsung. Pagi ini, begitu dia sampai di perusahaan yang harus dia urus mulai sekarang, dia dihadapkan pada situasi yang menurut beberapa orang lain menakjubkan.
Begitu laki-laki itu turun, orang-orang yang sudah membuat dua baris di kanan kiri pintu masuk, segera membungkuk sembilan puluh derajat padanya, disertai menyebut nama Presdir Ahn Taehyung dengan kompak layaknya paduan suara.
Dia menghela nafas kesal saat melihat orang-orang yang dia tandai di atas kepala mereka dengan garis imajiner berbentuk X saling menyalaminya dengan senyum lebar. Mereka mencoba meraih perhatian dari Taehyung yang sama sekali tidak tertarik pada mereka.
Tapi demi sopan santun, dia membalas semua sapaan dari mereka yang usianya jelas lebih banyak dari Taehyung sebaik mungkin. Meski dalam hati, dia ingin kabur saja rasanya.
"Saya akan menjadi sekretaris Anda mulai sekarang, Presdir Ahn," kata seorang wanita yang sepertinya berusia dua puluhan awal, dengan sopan sesaat setelah Taehyung tiba di ruang kerjanya.
Taehyung meneliti orang yang baru mengenalkan dirinya itu dari atas ke bawah dengan teliti. Cantik dan menarik tentu saja.
"Sebelumnya, kau bekerja di mana?" tanya Tae.
"Ini pekerjaan pertama saya," jawab wanita itu disertai senyuman manis dan sorot mata penuh percaya diri.
Taehyung membaca lembaran yang berisi riwayat hidup dari calon sekretarisnya dengan cermat. Senyuman satu sisinya muncul saat menemukan sebuah kata yang menarik perhatiannya.
"Apa hubunganmu dengan keluarga Jung?" tanya Taehyung tiba-tiba.
Wanita itu langsung gugup. Dia meremas semakin kuat kedua tangan yang saling bertaut miliknya itu. Matanya bergerak acak dan tak berani menatap Taehyung lagi, lalu memilih menunduk dalam layaknya orang berdoa.
"Pergilah. Aku sendiri yang akan mencari sekretaris untukku," kata Taehyung.
"Tapi ..." Taehyung bereaksi pada suara yang keluar dari bibir wanita itu dengan mendekat ke arahnya, dan mencegah ada lanjutan dari kalimat yang terputus itu.
"Nona ... Kau sendiri yang meninggalkan ruanganku, atau perlu kuseret? Aku bukan orang sebaik yang kau dengar, asal kau tahu saja," kata Taehyung dengan suara rendah tepat di telinga wanita itu sambil mencondongkan tubuhnya hingga tinggi mereka sejajar.
Saking dekatnya posisi mereka sekarang, hidung mancung Taehyung sampai bisa mencium aroma yang menguar dari tubuh wanita ini. Taehyung mengernyit. Dia tidak suka dengan aromanya. Bisa membuatnya mual kalau terlalu lama tercium olehnya, meski dia yakin wanita ini memakai parfum mahal buatan luar negeri. Taehyung tetap tidak suka.
Laki-laki itu lalu dengan sengaja meniup pelan telinga mantan calon sekretarisnya hingga wanita ini merasa geli karena tindakan Taehyung.
Wajah wanita itu memerah karena spontan menoleh ke arah Taehyung yang sedang tersenyum manis padanya. Bahkan saat dia menggerakkan kepalanya tadi, hidungnya hampir menyentuh pipi Taehyung. Sedekat itu jarak mereka berdua.
"Ada pertunjukkan gendang di dalam sana?" goda Taehyung lagi merujuk pada debaran jantung si wanita.
Taehyung jelas tidak bisa mendengarnya langsung. Tapi pengalaman sebagai perayu selama bertahun-tahun, membuatnya tahu arti dari warna merah di wajah wanita yang sedang digodanya.
"Mau yang lebih mendebarkan? Atau ... Mau kubuat kau mengerang di bawahku sekalian?" lanjut Taehyung disertai suara barito khas miliknya.
Wanita itu mendorong tubuh Taehyung agar menjauh. Dia semakin terlihat kikuk dan malu di saat bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INNER CHILD (✔️Completed✔️)
FanfictionJadi dewasa itu bagaimana? Sudahkah aku dewasa? Atau Hanya seorang anak kecil yang tersesat? Dua orang yang berbeda namun satu luka. Taehyung dan Yoora harus menyembuhkan masa lalu mereka untuk tahu arti dewasa yang sebenarnya. Luka yang dibawa oleh...