34

334 65 12
                                    

Yoora tak mengerti kenapa dia memilih kabur begitu nama Taehyung dia dengar tadi. Kenapa dia merasa takut tertangkap oleh laki-laki itu. Tak mengerti juga kenapa dadanya terasa sakit bila harus mengingat wajah Taehyung saat terakhir kali mereka bertemu.

Wajah sedih, marah dan merasa terkhianati oleh seorang Kim Yoora. Akan jadi kenangan yang buruk bagi keduanya. Terutama bagi Yoora.

Begitu sampai di rumahnya, gadis itu mematikan ponsel dan menaruh di meja yang berada jauh darinya. Menutup semua jendela dengan gorden serta mengunci semua pintu yang ada dengan cepat. Yoora bahkan tak menyalakan lampu rumahnya meski hari mulai gelap.

Dia duduk di lantai sudut rumah sambil memeluk lututnya sendiri. Matanya terlihat melamun, tapi pikirannya sangat berisik dengan berbagai hal.

"Seandainya aku tak menemukannya. Apa semua akan berubah? Apa aku masih punya hak bersamamu seandainya aku tak tahu akan hal itu?" gumam Yoora seperti orang bodoh.

Seharusnya dia bisa mengendalikan diri. Seharusnya dia tidak merasakan kebahagian sebesar itu. Karena rasa kehilangan yang dia rasakan kini lebih besar ternyata.

"Akh," keluh Yoora ketika bahu kanannya kembali terasa sakit. Efek operasi itu masih belum hilang rupanya. Selalu saja muncul saat badannya terasa kelelahan dan stress. Seperti sekarang.

Keringat dingin mulai muncul di keningnya ketika dia mencoba menahan nyeri yang semakin menjalar ke tangannya hingga membuat kebas. Yoora dengan kasar menggeledah laci lemari untuk menemukan obat anti nyeri miliknya yang selalu dia bawa ke mana pun. Dan segera meminumnya begitu pil berwarna putih itu dia temukan.

Butuh waktu sekitar sepuluh menit sampai obat itu bereaksi. Dan selagi menunggu, Yoora harus menikmati sakitnya sendirian.

Sebuah ingatan tentang hari itu kembali muncul dalam benaknya. Hari di mana semua kekacauan ini bermula.

"Operasi kali ini selesai dengan baik. Tapi masih ada operasi lain yang harus kau lakukan begitu kondisimu membaik," ucap Ryung -kakak Ra-On- saat menangani Yoora kala itu.

Jantung Ryung hampir berhenti saat melihat kondisi Yoora yang datang ke UGD dengan darah yang mewarnai bajunya hingga berwarna merah hampir di seluruh permukaan hari ini.

Serta bahu yang tulangnya hampir terlihat dari luar kulit karena patah lumayan besar. Dan teriakan kesakitan dari gadis berkulit putih yang wajahnya sudah memerah karena sakit bila bergerak sedikit saja itu menggema di seluruh ruang UGD.

Entah beruntung atau tidak, Ra-On selalu ada bersama dengan Yoora. Menjelaskan sedikit sebab cedera yang dialami Yoora pada kakaknya. Walau tak mendetail, Ryung dapat mengetahui dari cerita singkat itu.

Dia sadar ada yang mereka berdua sembunyikan, dan dia tak berminat untuk mencari tahu lebih jauh. Ryung tahu batas di mana dia bisa bertanya penyebab terlukanya seseorang yang sudah dia anggap adik sendiri itu. Yang jelas, Yoora harus dia selamatkan sekarang juga.

Operasi berjalan lumayan cepat. Tangan Ryung yang cekatan sangat bisa diandalkan dalam hal ini. Dan setelah sadar dari tidur singkatnya, gadis bernama Yoora itu malah tak mau mendengarkannya.

"Kalau aku tidak mau? Begini saja sudah cukup, Oppa. Aku juga sudah cukup bisa menggerakkan jariku," kata Yoora dengan mata setengah membulat.

Yoora tidak mau lagi berada di ruang operasi itu. Menakutkan. Pikiran bagaimana kalau dia tidak bangun setelah operasi itu berjalan, membuatnya takut sendiri.

"Yoora ... Jangan keras kepala. Kau baru saja tertimpa besi serta beberapa bahan logam lainnya. Ada resiko kau tidak bisa menggunakan tanganmu lagi kalau tetap bersikeras begitu."

INNER CHILD (✔️Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang