Taehyung sudah berada di kantornya selama seharian setelah mendapat telefon dari Namjoon yang berhasil melemparnya segera ke kubangan masalah ini. Dia terus mencoba menghubungi semua pemilik saham dan menanyakan alasan mereka menarik dukungan secara tiba-tiba dan bersamaan.
Namun tak ada yang mau menjawab pertanyaannya dengan baik. Mereka kebanyakan hanya berdehem seakan sedang sakit tenggorakan lalu menutup telefon dari Taehyung begitu saja. Sangat kompak sekali.
Taehyung memutar otak lagi. Mencoba mencari tahu apa yang terjadi selama dia tak ada di tempat. Tentunya dia meminta beberapa orang untuk mencari informasi yang dia inginkan. Bagaimana pun dia direktur perusahaan besar yang punya mata dan telinganya dibanyak tempat.
"Keluarga Jung ternyata mendekati mereka sejak rapat terakhir para pemegang saham waktu itu," kata Namjoon setelah menyerahkan sebuah tablet pada Taehyung.
Taehyung memeriksa laporan berisi rekaman yang berhasil menangkap utusan keluarga Jung sedang bertemu para pemegang saham minoritas tanpa sepengetahuannya. Entah apa yang ditawarkan pada mereka sampai orang-orang ini mau menuruti keinginan dari keluarga yang selalu membuat hidup Taehyung sulit itu.
"Sial," rutuk Taehyung.
"Satu-satunya cara untuk mengalahkan mereka kini tinggal bergantung pada saham kakekmu. Aku tahu ini kurang ajar. Tapi —"
"Aku tidak bisa," sela Taehyung cepat.
"Presdir," ucap Namjoon begitu saja.
"Aku tahu perusahaan ini sangat penting. Tapi aku tidak bisa mempermainkan sebuah pernikahan hanya demi keuntungan semata. Tidak. Kalau pun aku menikah, aku ingin bersama dengan orang yang kucintai."
"Kim Yoora maksudmu? Itu berarti kau sudah bersiap untuk mundur dari jabatanmu, karena wanita itu tak akan mau bersama denganmu."
"Aku akan menemui mereka. Bisa buatkan janji temu untukku?" kata Taehyung mengabaikan perkataan Namjoon.
"Tidak perlu. Karena mereka yang akan mendatangimu."
"Apa?"
"Mereka semua akan mengadakan rapat darurat lagi. Hah ... Aku benar-benar muak dengan semua ini."
"Ada berapa yang masih berada dipihakku?"
"Si pemilik saham lima persen itu masih bertahan denganmu. Dia sepertinya menganggapmu sebagai kakak iparnya. Sangat setia dia." Taehyung masih bisa tersenyum di saat genting ini karena ucapan Namjoon barusan.
"Baiklah. Setidaknya, aku punya waktu sedikit."
"Kau berniat mengulurnya? Apa rencanamu? Menculik Yoora-ssi lalu memaksanya untuk menikah?"
Taehyung mengangkat bahu tanda tak yakin juga dengan apa yang akan terjadi ke depannya.
"Kuyakin, bukannya berhasil membawanya ke pelaminan, tapi dia akan menghajarmu sampai kau tak tahu siapa dirimu," kata Namjoon mengingatkan sifat Yoora yang keras.
"Begitu kah? Tapi sepertinya bisa dicoba nanti. Sekarang, apa mereka sudah sampai semua?"
Namjoon memeriksa ponselnya yang terhubung dengan kamera pengawas di ruang rapat. Karena dia lah selalu yang mempersiapkan di tiap rapat penting, menjadikan Lee Namjoon punya kewenangan untuk ini. Termasuk menyimpan semua yang terjadi selama rapat berlangsung.
"Mereka datang secepat kilat. Sepertinya kau tak punya waktu lagi. Lebih baik menemui mereka sekarang. Menyapa para malaikat kematian yang datang," ucap Namjoon yang setelahnya menghela nafas panjang dan berat.
Taehyung bangkit dari duduknya. Mengambil jas hitam yang tergantung di sandaran kursinya. Memakainya sambil bersenandung ringan.
"Ayo. Kita temui para makhluk yang seperti manusia itu," kata Taehyung sambil menepuk bahu Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
INNER CHILD (✔️Completed✔️)
FanfictionJadi dewasa itu bagaimana? Sudahkah aku dewasa? Atau Hanya seorang anak kecil yang tersesat? Dua orang yang berbeda namun satu luka. Taehyung dan Yoora harus menyembuhkan masa lalu mereka untuk tahu arti dewasa yang sebenarnya. Luka yang dibawa oleh...