19

486 87 21
                                    

Kekesalan Taehyung masih tersisa. Meski dia sempat membulatkan tekad untuk tidak lagi mengganggu Yoora, tapi sepertinya itu tidak bisa dia tepati. Dia sudah tidak bisa mentolerir lagi kelakukan Yoora yang sering mengigaukan nama laki-laki lain saat bersamanya.

Dan Taehyung berniat melampiaskannya hari ini. Seharusnya dia masih libur, namun orang ini memilih untuk masuk kerja demi mengusik kehidupan sekretarisnya itu.

Yoora yang memang menginap di rumahnya kelabakan sejak pagi. Semua yang dia siapkan selalu ditolak Taehyung dan menyuruh Yoora memulai semuanya dari awal. Bahkan masalah bintik strawberry yang berjumlah ganjil saja jadi masalah.

"Apa aku harus menghitung semuanya?" tanya Yoora.

"Eits. Ini sudah masuk jam kerja. Dan kita di sedang kantor. Aku presdirmu sekarang," kata Taehyung sambil menggerakkan jari telunjuknya ke kiri kanan.

"Baik. Maafkan saya. Lalu, apa saya harus menghitung semuanya? Ini akan memakan waktu tidak sedikit. Hari ini ada begitu banyak hal yang harus dikerjakan."

"Bagus kalau begitu. Itu bisa membuat kepalamu sibuk dan tidak memikirkan yang lainnya," balas Taehyung dengan senyum puas.

"Apa kontrak kerja saya bisa dibatalkan? Setelah saya pikirkan lagi, ini sebenarnya tidak ada untungnya bagi saya. Perbaikan toko itu memang haruslah yang Anda lakukan. Dan jadi sekretaris sepertinya bukan ide yang bagus untuk tetap saya lakukan. Ini sama sekali tidak cocok dengan saya," kata Yoora menirukan sebagian besar yang diucapkan Ra-On tempo hari.

Taehyung hampir terjungkal mendengar semua ucapan Yoora. Wajah dinginnya berubah takut macam anak kecil yang akan ditinggal ke pasar. Melas dan hampir menangis.

"Kau ...  Harus membayar denda yang besar karena pembatalan kontrak kalau tetap berniat melakukannya. Sangat besar," ancam Taehyung setengah tergagap.

"Begitu? Bisa diangsur kan? Akan saya lakukan bila perlu."

"Yoora ...," rengek Taehyung akhirnya.

Teeng. Sekali lagi Yoora menang. Senyuman itu berpindah ke wajah cantiknya sesaat.

"Jangan banyak berulah kalau begitu," ucap Yoora sambil meletakkan kotak strawberry yang dia pegang ke meja Taehyung.

Mati kutu untuk kesekian pada pihak Taehyung. Tapi bukan Ahn Taehyung namanya kalau menyerah begitu saja. Otaknya kembali berputar dengan cepat. Dia tidak akan membiarkan Yoora hari ini memikirkan laki-laki lain selain dirinya.

"Yoora ..."

"Yoora ...."

"Yoora ..."

"Yoora ..."

Dan seperti itulah. Nama Yoora sangat popular selama seharian ini. Setiap tiga puluh menit sekali selalu terdengar dari telfeon intercom di mejanya. Mulai dari perintah yang memang tentang pekerjaan, hingga tentang barang remeh tak penting selalu Taehyung libatkan sosok Kim Yoora di dalamnya.

Dengan alasan tangannya masih sakit, Taehyung berhasil menghindari amukan Yoora meski tatapan mata gadis itu seperti sebelum-sebelumnya. Dingin bak mengeluarkan laser membunuh.

Dan sore menuju pulang yang tenang akhirnya menghampiri kehidupan Yoora yang kejam karena atasannya ini. Dia sedang membereskan berkas terakhir yang dia kerjakan saat Taehyung keluar dari ruangannya.

"Aku pulang dulu," kata Taehyung sebelum Yoora bertanya.

"Saya siapkan mobil Anda."

"Tidak perlu. Biar aku sendiri saja. Kau selesaikan saja pekerjaanmu."

INNER CHILD (✔️Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang