Suasana sibuk dengan hiruk pikuk orang-orang yang berseliweran segera terlihat begitu waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi hari ini. Ada begitu orang yang berkumpul di lobi kantor dengan wajah serius. Sesekali mereka merapikan pakaian yang mereka kenakan hanya untuk menyambut orang-orang yang bahkan tidak akan melihat ke arah mereka nantinya.
Semenit kemudian, barisan mobil mewah yang rata-rata berwarna hitam itu mulai terlihat dan berhenti di depan lobi kantor. Menurunkan satu per satu orang berkedudukan tinggi di perusahaan ini.
Dan para pegawai yang ada di lobi segera membuat dua baris panjang di kanan kiri pintu masuk sambil membungkuk memberi hormat. Orang-orang itu melewati mereka tanpa berminat untuk sekedar menoleh melihat wajah para pegawai. Tak penting bagi mereka, karena ada yang lebih penting dari itu.
Mereka satu per satu segera memasuki ruang rapat yang lebih terlihat seperti persidangan saat ini. Mengambil kursi yang sudah disiapkan sebelumnya dan duduk manis sambil terus bicara. Layaknya lebah yang berdengung.
Di ruangan lain, tampak seorang laki-laki yang berkali-kali menghela nafas berat dengan wajah tegangnya. Bahunya terlihat turun seakan tak bisa mengendalikan rasa gugup yang menjalar dalam dirinya.
Ahn Taehyung tak seperti biasa. Dia tampak sudah menyerah sebelum berperang. Kalau bukan karena permintaan Yoora, bisa dipastikan dia lebih memilih memanen melon di perkebunannya dari pada harus datang ke mari. Serasa sedang setor nyawa dia.
"Bisa peluk aku?" pinta Taehyung dengan wajah memelas. Yoora yang berdiri tak jauh darinya memilih menggelengkan kepala. Menolak permintaan Taehyung.
"Nanti," jawab Yoora dengan pandangan lembut. Tak sekaku biasanya. Taehyung menghela nafas panjang nan beratnya mendapat perlakuan itu.
Yoora lalu meraih tangan Taehyung dan menggenggamnya erat. Memandang Taehyung dengan penuh perasaan hanya agar laki-laki ini sedikit merasa lebih tenang.
"Jangan khawatir. Anggap saja sedang bertarung di sebuah permainan," ucap Yoora sambil mengusap punggung tangan Taehyung yang dia genggam.
"Noona ..."
"Yoora. Panggil saya Yoora. Kita sedang di kantor saat ini," kata Yoora mengingatkan.
"Aku butuh noonaku sekarang. Bisakah? Sebentar saja," ucap Taehyung dengan suara lirih.
Melihat wajah laki-laki ini yang muram begitu, Yoora tidak tega juga. Saat dia hendak mendekat ke arah Taehyung, pintu ruangan tiba-tiba terbuka lebar. Dengan tergopoh-gopoh seseorang masuk bagai badai mengamuk untuk menemui Taehyung
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Taehyung bingung. Dia merasa tak mengundang Namjoon dalam pertemuan yang akan datang.
"Maaf. Aku tak tahu kalau kalian sedang ..."
"Sedang apa memangnya? Saya harap Anda tidak berkhayal terlalu liar," potong Yoora dengan wajah dinginnya.
Namjoon terdiam. Dia melirik Taehyung dan hanya mendapat seulas senyum dari sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INNER CHILD (✔️Completed✔️)
FanfictionJadi dewasa itu bagaimana? Sudahkah aku dewasa? Atau Hanya seorang anak kecil yang tersesat? Dua orang yang berbeda namun satu luka. Taehyung dan Yoora harus menyembuhkan masa lalu mereka untuk tahu arti dewasa yang sebenarnya. Luka yang dibawa oleh...