Kepala Taehyung berdenyut cukup kuat sesaat setelah dia turun dari pesawat yang membawanya dari Amerika ke Korea. Menempuh perjalan berjam-jam tanpa tidur membuat tubuhnya protes keras.
Ditambah lagi dengan semua Cola yang dia minum agar tetap terjaga itu, membuat perutnya mulai tidak bisa diajak kompromi juga. Terus saja terasa begah dan tak nyaman, membuatnya mengernyit beberapa kali. Tapi laki-laki itu lebih memilih menahan dan segera menyelesaikan.
"Aku sudah sampai. Siapkan rapat besok tanpa memberitahu mereka tentang kedatanganku," perintah Taehyung pada sekretarisnya yang masih di negara Paman Sam itu dari ponsel yang berada di telinganya.
"Baik, Direktur."
Setelah mendapat jawaban itu, Taehyung segera memutuskan panggilannya. Namun mata Taehyung masih terpaku pada layar ponsel meski dia harus berhati-hati pada langkah kaki yang menuju keluar bandara karena terus saja menunduk.
Kakinya berhenti bergerak dan kepalanya mulai celingak-celinguk seperti mencari sesuatu saat sudah berada di antara kerumunan orang yang dekat dengan deretan mobil sewaan.
"Ah, bodoh," keluhnya setelah tersadar kalau tidak memesan mobil untuk mengantarnya ke penginapan.
Mata Taehyung segera menangkap seseorang yang terlihat sama bingungnya dengan dia. Bedanya, orang itu lebih seperti orang kesal setelah selesai menelfon seseorang.
"Bisa antarkan aku?" tanya Taehyung pada laki-laki yang dia yakini sebagai sopir taxi itu.
"Baik. Kebetulan orang yang memesan membatalkannya begitu saja," sahut laki-laki itu dengan wajah yang berubah cerah.
Tanpa banyak bicara lagi, Taehyung segera masuk ke mobil yang dia harap secepatnya membawa dia ke tempat tujuan kedatangannya.
"Anda baru datang dari mana?"
"Benua lain," jawab Taehyung singkat dengan mata terfokus ke tablet yang dia pegang.
"Orang Korea? Aksen Anda sedikit berbeda dengan orang Korea asli. Apalagi wajah Anda sangat tampan," kata sopir sambil mencuri lihat dari kaca tengah yang menampilkan wajah rupawan Ahn Taehyung di sana.
"Apa kau sedang mendata sesuatu?" tanya Taehyung sudah tidak tahan.
"Ah, maaf. Saya hanya merasa terlalu hening kalau hanya diam saja."
Si sopir terlihat canggung dan kikuk dengan situasi yang harus dia hadapi setelah itu. Sepertinya dia tipe orang yang suka bicara, jadi ketika hanya diam saja adalah hal yang sangat tidak nyaman baginya.
Di dalam kendaraaan yang membawa mereka, kini hanya terdengar suara lirih dari mesin mobil tanpa penambahan apa pun dari makhluk bernama manusia.
Sampai akhirnya, sebuah suara letusan lumayan keras terdengar memecah kesunyian mereka. Taxi sempat oleng ke kanan kiri sampai akhirnya berhasil berhenti dengan selamat.
Dengan tergopoh-gopoh, si sopir segera turun dan memeriksa kondisi kendaraannya. Laki-laki setengah baya itu menggaruk kepalanya dengan gusar begitu tahu yang terjadi.
"Maaf sepertinya ban belakangku pecah," kata si sopir mengabarkan berita itu pada Taehyung yang masih ada di dalam mobil.
"Berapa lama bisa diganti?"
"Kurasa ini tidak akan cepat," jawab sopir sambil menggaruk kepalanya.
Taehyung merutuk pelan. Dia baru saja kembali setelah hampir sepuluh tahun lamanya berada di negara lain, dan malah disambut dengan hal tidak menyenangkan seperti ini.
Laki-laki bertubuh tinggi ini akhirnya turun dari mobil dan tepat saat itu sesuatu memukul belakang kepalanya lumayan keras sampai dia tidak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
INNER CHILD (✔️Completed✔️)
FanfictionJadi dewasa itu bagaimana? Sudahkah aku dewasa? Atau Hanya seorang anak kecil yang tersesat? Dua orang yang berbeda namun satu luka. Taehyung dan Yoora harus menyembuhkan masa lalu mereka untuk tahu arti dewasa yang sebenarnya. Luka yang dibawa oleh...