21

585 88 46
                                    

"Pergi."

"Kenapa? Jam kerja juga hampir habis. Aku mau di sini," kata Taehyung sambil bertopang dagu dan tersenyum lebar pada Yoora.

"Anda sangat mengganggu, Presdir," kata Yoora setelah menghela nafas panjang tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptopnya.

Laki-laki satu ini sejak sekitar tiga puluh menit yang lalu, tiba-tiba membawa kursi dari ruangannya lalu duduk manis di sebelah Yoora dan menunggui dia yang sedang sibuk bekerja sambil menatapnya.

"Aku kan hanya diam saja," balas Taehyung.

"Mata Anda hampir lepas sedari tadi."

"Menikmati keindahan ini memang membuatku hilang akal," ucap Taehyung seraya memuji kekasihnya dengan senyum terkembang.

"Gila maksud Anda?" tanya Yoora datar.

"Noona," rengek Taehyung.

"Siapa yang Anda panggil?"

Wajah Yoora terlihat serius dan dingin. Dia memang selalu mengambil batas tegas antara mana jam kerja dan jam waktu pribadi mereka. Layaknya gunung es yang tidak bisa mencair meski sudah diberi kehangatan.

Taehyung lalu menggeser tubuhnya menjauh dari Yoora dengan wajah tertekuk. Sulit sekali baginya untuk mendapat sedikit perhatian manis dari gadis satu ini. Meski mereka sudah berkencan selama empat hari, Yoora tidak ada bedanya dengan tembok besi baja.

Hanya di hari pertama saja Yoora mau melepas sedikit kendalinya. Setelah itu, dia kembali jadi gadis dingin yang bahkan mengacuhkan semua panggilan telfon dari Taehyung. Membalas pesan laki-laki itu saja Yoora terkesan malas. Hanya sepatah dua patah kata dan terkesan tanpa rasa.

"Saya harus menyelesaikan semuanya hari ini. Kalau tidak, semuanya akan jadi tidak sesuai jadwal, dan keterlambatan seperti itu bisa merugikan banyak orang."

"Kau lebih sibuk dari pada aku yang jadi bossnya," kata Taehyung tanpa semangat.

Taehyung melirik jam tangannya sekilas. Sudah waktunya untuk pulang. Tapi sepertinya Yoora tidak tahu dan juga tidak berminat dengan Taehyung hari ini. Dia akhirnya berdiri dari duduknya lalu menyeret kursi yang tadi dia bawa untuk menemani kembali ke ruangannya dengan lemas.

"Mau makan malam bersama?" tanya Yoora dari belakang punggung Taehyung.

Laki-laki itu membalikkan tubuhnya segera. Menatap Yoora yang sedang memandangnya dengan senyuman tipis. Sangat tipis memang, tapi sanggup mengubah perasaan Taehyung dengan cepat. Senyum sumringah langsung tercetak di wajah laki-laki ini.

"Sungguh? Mau. Tentu saja mau. Ayo. Noona mau ke mana? Aku pesankan tempatnya? Mau daging? Sushi? Atau yang lainnya? Ah .. Noona juga suka dessert kan? Kucarikan sekalian ya. Lalu ..."

"Taehyung-ah ..," potong Yoora sambil menepuk tumpukan berkas yang ada di depannya. Seakan meminta waktu sebentar untuk menyelesaikannya.

Taehyung diam. Dia memasukkan kembali ponselnya ke saku celana. Memandang berkas yang di depan Yoora, lalu sedetik kemudian dia tersenyum tak jelas.

"Mau di bawa ke mana?" tanya Yoora bingung dengan tingkah Taehyung yang tiba-tiba menumpuk semua berkas jadi satu beserta laptop yang digunakan Yoora.

"Ruanganku. Kau juga," kata Taehyung yang terdengar seperti perintah mutlak.

Taehyung membagi dua bagian dari semua berkas yang dia bawa begitu mereka berdua di ruangan laki-laki itu. Dia mengambil bagian lebih banyak dari milik Yoora dan mulai mengerjakan di mejanya. Sedangkan Yoora duduk di sofa sambil sesekali melirik ke arah Taehyung yang sedang sangat serius sekarang.

INNER CHILD (✔️Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang