Ra-On segera keluar dari mobilnya begitu menemukan sosok Yoora yang masih duduk manis di depan cafe, seperti ucapan gadis itu sebelumnya. Dan Ra-On tak mau telinganya berdarah karena mendengar omelan Yoora karena membiarkan dia menunggu terlalu lama.
Mereka berdua hanya saling bertukar pandang tanpa banyak kata dan sudah tahu harus bagaimana memposisikan diri. Yoora yang sekarang berada di balik kemudi sedangkan Ra-On berpindah ke kursi di sampingnya.
Meski dengan perut yang mulai membuncit, Ra-On sama sekali tak terlihat kesulitan dalam bergerak. Dia masih sama saja. Loncat ke sana ke mari dengan mudahnya. Kasihan dengan si bayi yang sudah berlatih sirkus selama di kandungan. Siapkan mentalmu nak, karena kenyataan kau terlahir sebagai putra dari Kwon Ra-On saja sudah akan sangat membuatmu stress nanti.
"Ehm? Ini jalan ke perusahaan Taehyung kan?" tanya Ra-On sambil memiringkan kepala begitu melewati jalanan yang tak asing baginya.
"Ya."
"Orang itu ada di perusahaan?"
"Kau lihat saja nanti," jawab Yoora datar.
"Aku tidak akan pernah bisa menang melawan seorang Kim Yoora," kata Ra-On.
Dia mencoba menahan mulutnya untuk tidak bertanya lagi karena yakin tak akan mendapatkan jawaban apa pun sampai gadis itu yang berniat melakukannya.
"Lho kok?" ucap Ra-On begitu saja saat mobil berhenti di depan sebuah rumah yang terlihat kusam dari luar ini.
"Turun," perintah Yoora sambil melepas seatbeltnya.
Ra-On lalu mengekor pada Yoora yang sudah berjalan di antara dedaunan kering yang terhampar sepanjang mata memandang. Menjaga jarak agar tak terlalu jauh dari gadis tembok ini.
"Rumah hantu. Kau yakin mau masuk ke mari? Kalau ada setannya bagaimana? Kalau ada hewan kecil-kecilnya bagaimana? Kalau-"
"Diamlah. Cerewet sekali kau ini," keluh Yoora sambil menutup satu telinganya.
"Kan aku hanya tanya."
"Sudah. Sekarang kau tunggu di dalam. Kukeluarkan camilanmu dulu dari mobil," kata Yoora yang baru ingat.
"Aku memang tidak berniat membawanya sendiri," balas Ra-On santai.
Yoora hampir melayangkan tas besar yang sedang dia bawa ke arah Ra-On kalau tidak ingat sahabatnya itu sedang hamil.
"Cepatlah melahirkan."
"Kenapa? Kau tidak sabar akan jadi bibi?"
"Agar bisa lebih cepat mencekikmu tanpa rasa bersalah."
"Manis sekali."
"Tentu saja. Kalau tidak manis mana mungkin banyak yang menyukaiku."
Ra-On hampir muntah mendengar kalimat penuh percaya diri yang keluar dengan mudahnya dari mulut sahabatnya itu.
Yoora lalu meninggalkan Ra-On di depan pintu seorang diri. Wanita yang sedang berbadan dua itu tak mau masuk sendirian, dan bersikeras menunggu Yoora datang. Dia sudah membayangkan kalau dia nekat membuka pintu lalu disambut dengan kepala yang menggelinding berlumuran darah ke arahnya. Hiii ... Bisa pinsan di tempat dia.
Dan Ra-On masih memegang baju belakang Yoora meski mereka berdua sudah masuk ke dalam rumah yang disebut Ra-On berhantu ini. Padahal dulu dia sering datang ke mari.
Saat semuanya masih berwarna dan hangat. Ya, mereka sedang berada di rumah lama Yoora. Rumah yang dibangun appa Yoora untuk keluarga kecilnya.
"Jadi ... Dimana manusia musim semi itu?" tanya Ra-On yang masih bersembunyi di punggung Yoora.
"Di alam baka bersama ibuku."
KAMU SEDANG MEMBACA
INNER CHILD (✔️Completed✔️)
FanfictionJadi dewasa itu bagaimana? Sudahkah aku dewasa? Atau Hanya seorang anak kecil yang tersesat? Dua orang yang berbeda namun satu luka. Taehyung dan Yoora harus menyembuhkan masa lalu mereka untuk tahu arti dewasa yang sebenarnya. Luka yang dibawa oleh...