Hari Senin ini menjadi Senin paling mendung bagi Taehyung. Hubungannya dengan Yoora benar-benar meregang. Meski mereka tidak pernah sangat dekat, tapi paling tidak hubungan selama hampir satu bulan terakhir, tidak pernah secanggung ini.
Kalau pun mereka bertengkar, pasti sangat cepat selesainya. Tapi hari ini entah sudah berapa kali Yoora menghindari Taehyung. Bahkan saat memberikan beberapa berkas, Yoora hanya mengucapkan seperlunya lalu segera pergi sebelum Taehyung mengatakan apa pun.
"Bisa kita bicara?" tanya Taehyung setengah memohon saat jam makan siang tiba.
"Maaf. Saya lapar. Permisi," jawab Yoora yang tak menggubris keinginan Taehyung untuk kesekian kalinya itu.
Taehyung tak bisa memaksa Yoora. Dia takut. Sangat takut semakin dia berusaha mendekat, Yoora akan semakin menjauh dan akhirnya hancur dalam usahanya.
Dia hanya bisa memandang punggung wanita yang mengenakan pakaian hitam berturtle neck itu dari kejauhan. Padahal Taehyung sangat ingin melihat bayangannya di kedua mata Yoora tanpa adanya ketakutan atau marah di sana. Tapi rasanya itu sangat tak mungkin terjadi untuk sekarang.
Seharian ini Taehyung seperti orang hilang arah. Bingung dengan apa yang dia kerjakan. Bahkan dia tidak sadar sudah mengisi cangkir tehnya dengan sesendok penuh garam dan meminumnya dengan ekspresi datar, seakan sudah mati rasa lidahnya.
Meski begitu, Taehyung masih cukup profesional dalam menghadapi rapat yang berlangsung. Begitu pula dengan Yoora. Mereka selalu bersama selama jalannya rapat. Duduk bersebelahan dan diskusi masalah yang sedang dibahas dengan serius. Keduanya seperti para pemain opera berpengalaman yang sedang berakting di panggung yang sedang mereka gelar.
Tubuh Taehyung terlihat sempoyongan saat keluar dari kantor malam ini. Tentu saja dia tidak bertenaga, karena hanya minum air selama seharian tanpa ada makanan yang singgah ke lambungnya. Tidak nafsu dia bilang. Bukan makanan yang dia mau. Tapi Yoora. Hanya Yoora.
Bahkan Taehyung akhirnya harus mengikuti permainan Yoora untuk saling menghindar. Membuatnya pulang jauh lebih larut dari sekretarisnya itu. Berharap Yoora bisa bernafas lebih baik tanpa harus melihat kehadirannya di sisa jam kerja mereka. Padahal Taehyung hampir mati karena rindu.
Wajah Taehyung terlihat sangat lelah dan kusut, bahkan dia harus berusaha menyeret kakinya yang tanpa tenaga menuju parkiran kantor dengan lemah.
Dia ingin bercerita. Menumpahkan semua kegelisahan yang menggerogoti batinnya. Namun entah pada siapa dia bisa bercerita. Tak ada siapa pun di sisinya kecuali Yoora.
"Lama tidak bertemu Ahn Taehyung. Ah, aku harus memanggilmu presdir ya?" sapa seseorang yang berdiri di samping mobil Taehyung.
"Hyung," sambut Taehyung dengan senyum merekah.
Laki-laki berkulit putih bermata kucing itu menyambut pelukan Taehyung padanya. Mereka berdua tersenyum lebar hanya dengan saling melihat wajah satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
INNER CHILD (✔️Completed✔️)
FanfictionJadi dewasa itu bagaimana? Sudahkah aku dewasa? Atau Hanya seorang anak kecil yang tersesat? Dua orang yang berbeda namun satu luka. Taehyung dan Yoora harus menyembuhkan masa lalu mereka untuk tahu arti dewasa yang sebenarnya. Luka yang dibawa oleh...