57

429 76 45
                                    

Seulas senyuman kecil terukir begitu saja tak kala tirai dari jendela yang ada di depan Taehyung terbuka. Dua sosok yang hampir dia lupakan akibat semua serangan mental yang dia sendiri sulit dia kendalikan, kini terlihat jelas olehnya.

Taehyung mengetuk pelan kaca yang ada di antara mereka hingga kedua bayi mungil itu memperhatikan ke arah laki-laki yang menatap dengan sorot mata hangat. Seakan sadar kalau dia adalah ayah mereka. Mereka berdua terlihat bersemangat bergerak meski belum sepenuhnya mengerti tentang apa yang terjadi.

Hati Taehyung terasa perih sekaligus menghangat tak kala melihat papan nama yang menggantung di box mereka. Putra dan putri dari nyonya Kim Yoora.

"Eomma kalian pasti sangat senang seandainya bisa melihat kalian sekarang. Asal kalian tahu, dia wanita paling cantik dan indah yang pernah appa temui. Kalau appa tak cukup kuat untuk membuat eomma kembali, bisakah kalian membujuknya untuk segera bangun? Appa rasa, eomma akan lebih menyukai kalian dari appa."

Taehyung tiba-tiba tertawa hingga bahunya bergerak naik turun. Dia membayangkan bagaimana dia di masa depan nanti akan berebut perhatian dari Yoora. Di mana musuhnya adalah buah hati mereka sendiri.

Dia harus bersiap acara cuddlenya tiap malam ditiadakan, dan berganti dengan acara meniduran si kembar tiap hari. Atau saat mereka sudah mulai beranjak balita, dan tak mau kalau ibunya berada dekat dengan Taehyung, alhasil dia akan didorong atau dipukul oleh mereka agar menjauh dari sang eomma.

Teriakan dan tangisan sepertinya tak akan pernah absen dari riuhnya rumah mereka nanti. Sang putri yang minta digendong depan dan sang putra yang bergelayut di punggung Taehyung tiap kali appa akan bersiap bekerja jadi rutinitas paling panjang dan penuh drama. Protes tak mau ditinggal oleh appa tampannya.

Membujuk mereka untuk mau makan atau tidur siang mungkin juga tak akan kalah hebohnya dari acara festival. Lucu kalau membayangkan dua pipi gembul layaknya bakpao mereka menekan bibir merah muda saat sedang kesal. Siapa pun tak akan tega memarahi atau kesal terlalu lama jadinya.

"Kalian akan tumbuh sebagai anak-anak yang kuat. Layaknya eomma kan? Benar. Eomma, wanita yang kuat. Dia akan menemui kalian sebentar lagi. Dan kita akan berkumpul bersama seperti keluarga lainnya."

Si kembar hanya berkedip-kedip lucu menanggapi ocehan appa mereka. Tangan mungil mereka bergerak memperlihatkan jemari kecil yang terlihat menggemaskan.

Taehyung bisa menebak kalau nanti putrinya jadi sangat cerewet ketimbang putranya. Lihat saja sekarang dia mulai menangis keras sedangkan saudaranya masih tenang-tenang saja.

Bahkan dia layaknya orang menghela nafas mendengar tangisan itu. Entah apa saja yang terjadi saja di dalam kandungan dulunya. Putra Taehyung seperti sudah hafal dengan tingkah saudarinya. Apa mereka juga berebut makanan di dalam perut Yoora dulu? Entahlah.

Seorang petugas medis datang dan memberi isyarat kalau jam untuk melihat anak-anak sudah habis. Dengan berat hati, Taehyung melambaikan tangan pada mereka. Bahkan dia mencoba mencuri lihat pada sela tirai yang kini sudah tertutup rapat.

"Jangan nakal ya kalian. Appa akan datang lagi. Mari berjuang untuk keluar dari tempat ini bersama-sama," ucap Taehyung pada kaca jendela. Dia memberi senyuman manis sebagai salam perpisahan untuk hari ini. Berharap kedua anaknya tahu kalau dia dan Yoora sangat menyayangi mereka. Bahkan sebelum mereka hadir di dunia.

Langkah kaki Taehyung lalu berbalik ke ruangan Yoora berada. Dia tak bisa masuk karena masalah jam kunjung, namun dia tak mau meninggalkan istrinya dan memilih untuk duduk di depan ruangan ICU yang seakan jadi lembah yang menelan istrinya di sana.

INNER CHILD (✔️Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang