"Berapa bayaranmu kalau bekerja lembur?" tanya Taehyung saat Yoora menyerahkan berkas yang harus ditanda tangani atasannya sore ini.
"Tergantung berapa lama dan di mana."
"Baiklah. Akan kubayar sama dengan gajimu sebulan."
"Sebanyak itu? Anda tidak meminta saya bekerja semalaman kan?"
"Tidak. Hanya beberapa jam saja."
"Akan saya pikirkan." Taehyung mengangkat satu alisnya begitu mendengar jawaban Yoora.
"Kenapa? Karyawan lain akan langsung mengiyakan."
"Saya harus tahu lebih dulu pekerjaan apa yang mendapat bayaran besar namun hanya memakan waktu beberapa jam saja."
"Kau dengan kecurigaanmu itu sungguh menyusahkan."
"Jadi tentang apa? Jelaskan padaku sebagai bahan pertimbangan."
"Temani aku ke makan malam keluarga malam ini," kata Taehyung sambil memainkan bolpointnya dengan wajah suram.
Kerutan di dahi Yoora muncul begitu saja mendengar jawaban Taehyung.
"Itu bukan privasiku lagi karena aku mengizinkanmu masuk ke dalamnya. Kau boleh bertanya," kata Taehyung mengerti arti raut Yoora.
"Ada apa di sana? Monster?" tanya Yoora.
"Sebangsa itu."
"Saya jadi apa? Sekretaris? Pelindung? Tukang seret?"
"Kenapa di terakhir ada pilihan itu?" tanya Taehyung disertai tawa kecil.
"Mungkin saja Anda membutuhkannya." Taehyung mengangguk dengan bibir terlipat.
"Kau cerdas. Jadi sesuaikan posisimu dengan situasi nanti," ucap Taehyung.
"Tidak apa-apa dengan pakaian kerja ini?"
"Tidak masalah. Biar mereka juga tahu kalau kau dan aku bekerja dengan keras."
"Baik kalau begitu," kata Yoora sebelum undur diri.
Begitu kembali ke mejanya, rasa penasarannya muncul. Sebelum ke medan perang dia perlu tahu siapa yang akan jadi musuhnya nanti. Jadi kini jemarinya mulai menari di atas keyboard mencari tahu semua anggota inti keluarga Ahn dan sejarah keluarga mereka kalau perlu.
Hampir semua artikel yang dia temukan hanya menampilkan kebaikan dari keluarga ini. Bahkan nyaris sempurna. Mereka saling mendukung satu sama lain dalam berbagai bidang. Dan tak lupa banyak menyumbangkan ke beberapa lembaga yang membutuhkan.
Tapi mata Yoora menyoroti beberapa ekspresi dari orang-orang yang sedang dia cari ini. Mata. Gestur dan semuanya menjadi perhatian utamanya. Beberapa video menampilkan hal itu dan menghasilkan jawaban dari benak Yoora.
"Hmm ... Tidak beda jauh dengan yang lain. Mereka memakai topeng. Bahkan tidak ada kerutan dia mata mereka saat tersenyum. Sama sekali tidak ikhlas. Ada jarak sedikit saat mereka berdiri, itu artinya mereka tidak nyaman satu sama lain," gumam Yoora.
Yoora menatap pintu ruangan Taehyung sambil memukul pelan penanya ke meja. Otaknya mulai bekerja kembali. Sudah lama sepertinya sisi dirinya yang ini tertidur. Haruskah dia memanggilnya lagi? Sosok gadis pembangkang dan perusuh yang pernah menjadi dirinya saat usia belasan. Hanya sebagai pemanis saja kalau diperlukan.
"Lebih baik, lihat situasi seperti katanya. Baiklah. Aku juga tidak berminat pada mereka."
Perhatian Yoora teralihkan pada ponsel miliknya yang terus bergetar beberapa saat. Ada sembilan panggilan yang tidak dia jawab. Lalu rentetan pesan datang hampir bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INNER CHILD (✔️Completed✔️)
FanfictionJadi dewasa itu bagaimana? Sudahkah aku dewasa? Atau Hanya seorang anak kecil yang tersesat? Dua orang yang berbeda namun satu luka. Taehyung dan Yoora harus menyembuhkan masa lalu mereka untuk tahu arti dewasa yang sebenarnya. Luka yang dibawa oleh...