Sekembalinya mereka ke kantor, Taehyung memberikan ID card karyawan pada Yoora seperti yang dia katakan pagi tadi. Dia memang sudah meminta bagian personalia untuk mengurus semua yang dibutuhkan Kim Yoora secara umum selama bekerja di sini. Jadi gadis itu tidak perlu memikirkan apa pun kecuali mengurus si beruang besar, Ahn Taehyung.
"Karena sudah makan siang, sekarang saatnya kau bekerja dengan baik juga kan, Yoora?" kata Taehyung dengan senyuman manis sambil menunjuk tumpukan berkas di ujung mejanya yang harus diperiksa terlebih dahulu oleh Yoora sebelum kembali ke meja Taehyung.
"Sampai kapan Anda akan memanggil saya dengan hanya nama?"
"Sampai kapan pun. Aku sudah bilang kan? Aku lebih suka memanggil seseorang dengan nama saja dari pada marganya. Terlalu kaku."
"Pada dewan direksi juga?"
"Kalau itu sedikit berbeda. Para batu yang berusaha jadi berlian itu bahkan tidak ada yang kuingat namanya," ucap Taehyung disertai smirk di wajah.
Yoora hanya diam tak berniat menanggapinya. Tanpa bicara lagi, dia mengambil tumpukkan berkas itu lalu membawa ke meja miliknya yang berada tepat di depan ruangan Taehyung.
Seumur hidup, Yoora belum pernah bekerja sebagai sekretaris. Selama ini dia melakukan pekerjaan yang memerlukan kelincahan gerak dan hanya sedikit bagian yang perlu menggunakan pikirannya. Meski belum pernah, Yoora bisa diandalkan dalam hal belajar. Sejak kecil dia sudah seperti sponge yang sangat cepat menyerap apa pun.
Walau awalnya, dia sedikit kesulitan dalam menangani beberapa berkas, tapi tiga puluh menit kemudian semua terlihat seperti keseharian baginya. Dia bahkan sudah bisa menjawab beberapa pertanyaan yang datang dari orang-orang yang mencoba menghubungi Taehyung lewat telefon dengan baik. Beruang itu memang memberi perintah agar Yoora menyaring semua panggilan yang datang untuknya.
"Kau sekretasris baru Presdir Ahn?" tanya seorang karyawan laki-laki yang mendatangi meja Yoora.
"Ya."
"Bagaimana kau bisa bekerja dengannya? Sekretaris sebelumnya saja hanya bertahan selama lima belas menit lalu segera dia pecat."
"Tanyakan padanya."
"Ah, kita belum berkenalan. Namaku ..."
"Apa Anda mau menemuinya? Kalau iya, presdir sedang tidak ingin diganggu. Anda bisa kembali sekitar sepuluh menit lagi. Atau menaruh berkas yang ingin Anda serahkan padanya di sini dan saya akan menyerahkannya pada presdir," potong Yoora.
Karyawan laki-laki itu serasa mati kutu. Jelas terlihat Yoora menolak ajakannya untuk saling dekat. Dekat? Kenal saja gadis itu tidak berminat. Bukannya sombong, tapi dibenak Yoora semua ini akan berakhir dalam waktu dua bulan. Jadi tidak ada untung baginya membuat koneksi yang tidak akan dia pakai nanti di masa depan.
Mereka semua juga akan segera melupakan wajahnya setelah dia keluar dari perusahaan. Maka terserah mereka akan melabeli Yoora dengan sebutan apa, dia sudah tidak peduli dengan semua itu.
"Aku taruh di sini saja. Semuanya ada di catatan yang kutinggalkan. Selamat siang," kata si karyawan dengan canggung sambil menaruh berkas yang dia bawa ke sudut meja Yoora. Lalu dia segera meninggalkan Yoora dengan langkah cepatnya, berbelok ke arah lift berada.
Satu lagi korban keganasan badai es dari Kim Yoora. Sepertinya setelah ini, karyawan itu tidak akan muncul di dekat Yoora lagi.
Lalu, ada satu hal yang sedari dulu membuat Yoora heran, kenapa orang-orang sangat suka bergosip di toilet dari pada duduk manis di café. Padahal resiko terdengar oleh orang lain jauh lebih besar karena ini adalah tempat umum dan tidak ada yang tahu ada siapa di balik bilik toilet itu. Seperti situasi Yoora sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
INNER CHILD (✔️Completed✔️)
FanfictionJadi dewasa itu bagaimana? Sudahkah aku dewasa? Atau Hanya seorang anak kecil yang tersesat? Dua orang yang berbeda namun satu luka. Taehyung dan Yoora harus menyembuhkan masa lalu mereka untuk tahu arti dewasa yang sebenarnya. Luka yang dibawa oleh...