51

441 58 16
                                    

Tujuh bulan kemudian ...

Yoora memulai pagi dengan tenang seperti hari-harinya yang lain. Tangan cantik wanita satu ini tengah sibuk menyiapkan sarapan singkat untuk dua orang yang menempati rumah mungil yang berada di pinggiran kota Seoul ini.

Sebuah rumah bergaya tradisional yang memiliki halaman kecil dan ditumbuhi beberapa pohon kecil yang mulai tumbuh besar di sekelilingnya. Terasa sejuk.

Rasanya sudah sangat lama Yoora tak merasakan kehangatan dalam hidupnya sebelum tinggal di sini. Hanya ada dia dan orang dicintainya saja. Menghabiskan waktu di rumah tak lagi terasa lama bagi Yoora.

Meski memilih berada jauh dari hiruk pikuk kota, nyatanya dia memang lebih menyukai suasana tenang ini. Tanpa ramainya suara kendaraan dan orang-orang yang berseliweran di sekitarnya. Menyenangkan.

Daerah ini memang lebih banyak penduduk lansianya, dan hanya sedikit anak muda yang tinggal. Mereka yang berusia muda punya alasan sama dengan Yoora yang mencari ketenangan di sini. Dan di sini memang nyaman baginya.

Sekarang, semua hal dalam hidup Yoora sudah berubah. Dan itu karena kehadiran orang yang mengambil semua perhatian dari sosok Kim Yoora.

"Pagi, Cantik," sapa seseorang sambil mencium pipi Yoora yang sedikit cubby. Membuatnya menggemaskan. Ditambah bila sedang malu dan merona seperti sekarang ini. Semakin imut.

Pelukan selamat pagi yang tak lupa dia berikan pada wanita yang terlihat semakin cantik dengan seulas senyuman dan mata berbinar yang sedang menatap laki-laki menawan satu ini.

"Kenapa sudah bangun? Semalam maaf ya," kata Yoora disertai nada menyesal. Senyumnya hilang begitu mengingat kelakuan dirinya semalam. Merasa tak enak sudah mengganggu tidur seseorang karena rengekan dan keadaan dia yang sulit memejamkan mata.

"Tak apa. Kau yang lebih menderita. Tidur tak nyaman di segala posisi. Aku hanya bisa memijat sedikit," sahutnya sembari mengusap punggung Yoora untuk menenangkan si wanita.

"Ough. Dia protes karena dibilang membuat eomma susah. Tidak sayang. Badan eomma saja yang sudah tua, bukan salah kalian," ucap Yoora pada perut besarnya yang bergerak beberapa detik lalu.

"Atau mereka sedang ingin disapa oleh appa?"

Laki-laki yang sedari tadi memeluk Yoora itu, kini sedikit berjongkok menyamakan tingginya dengan perut Yoora lalu mengusapnya lembut seakan takut mengganggu penghuni di dalamnya.

"Selamat pagi jagoannya appa," ucapnya pelan lalu memberikan satu ciuman ke perut Yoora. Usapan tangannya dikejutkan oleh balasan seperti tendangan yang bisa dia rasakan dengan jelas. Dua orang dewasa ini malah tertawa kecil begitu melihat dan merasakannya.

"Mereka sedang mainan apa sih? Kenapa senang sekali sepertinya."

"Mungkin mereka tak sabar untuk bertemu dengan kita," kata Yoora riang.

"Begitu kah? Baik. Mari bertemu sebulan lagi ya, Sayang. Akan appa bawa kau dan eomma jalan-jalan ke mana pun kalian mau."

"Memangnya bisa? Tuan Ahn kan super sibuk."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
INNER CHILD (✔️Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang