"pulang secepat ini? baru kemarin kau sampai, Shu.."
"kemarin hanya pemotret, Ren. Syuting drama ini juga dilakukan di China." jelas Shuhua sembari menggengam tangan Renjun.
Renjun menatap lekat kekasih cantiknya itu, "ceritakan sinopsis dramanya."
"emmm, agak familiar dengan kisah kita dulu, Ren."
"maksudmu? kisah kau yang datang ke China untuk mencari pekerjaan dan tak sengaja bertemu dan meminta bantuan pada ku? barakhir aku jatuh cinta padamu?" dengus Renjun.
"ya, cuma bedanya ini dengan tema perkuliahan. Soojin murid pindahan dari Korea yang tidak tau apa apa dan aku membantunya menunjukan seluruh sisi negara China padanya berakㅡ"
"kau tau China saja dari ku, seharusnya latarnya Taiwan karna kau lebih tau banyak tentang Taiwan daripada China." decih Renjun.
Shuhua gemas melihat Renjun yang tengah cemburu dan tak senang, "kau ini! bilang saja cemburu apa susahnya?"
"astaga! untuk apa aku cemburu dengan Soojin yang jelas jelas segender denganmu?" elak Renjun mengalihkan topik, "kapan penerbangannya?"
"tiga puluh menit lagi, aku pamit ya? Liu sudah menunggu ku dibandara."
Renjun mengangguk walau sedikit tidak terima sebab Liu tidak memberitahukan pasal ini kemarin.
Shuhua melambai menuju mobil van yang terpakir tak jauh dari taman, setelah Shuhua masuk ke dalam mobil itu dan mobil yang ditumpangi kekasihnya itu pergi, Renjun berjalan pulang ke mansion Huang dengan langkah sedikit tak senang karna moodnya tiba tiba buruk.
ㅡhow to share?ㅡ
"Yukhei.."
"Jungwoo, sudahlah. Aku tidak akan melakukan itu." Yukhei mencoba sabar menghadapi rengekan Jungwoo sejak kemarin.
"emmn, istri Jaehyun itu temankuㅡ"
"aku tidak peduli mengenai hubunganmu dengan istri Jaehyun karna intinya aku tidak akan pernah mau menjalin hubungan dengan keluarga Jung."
Jungwoo memajukan bibirnya sembari menatap Yukhei, "tapi Yukhei.."
"tidak, lagipula Renjun straight dan kita tidak bisa memaksakan orientasi Renjun."
"aku takut dia tertekan, Jungwuu" dengan sisa kesabaraannya Yukhei menjelaskan panjang lebar, "aku juga tau dia punya rahim yang bisa mengandung tapi tidak seharusnya kita memaksa dia untuk menikahi sesama pria."
sang submisif mengangguk tanda mengerti. Yukhei meraih tangan Jungwoo dan mengusap lembut tangan sang submisif, "kalau dia yang ingin sendiri tidak apa, tapi aku tidak akan suka jika kita memaksanya."
"kau ingatkan betapa sulitnya kita dulu untuk mendapatkan keturunan? aku tidak ingin hidup Renjun sia-sia karena menuruti keinginan kita." lanjut Yukhei.
Jungwoo mengigit bibir karna merasa bersalah mengenai merengek pada Yukhei untuk menjodohkan Renjun dengan putra Taeyong.
"kau tau?" Yukhei menarik Jungwoo ke dalam dekapannya, merengkuh tubuh ramping si submisif yang mulai terisak.
"keluarga Jung memiliki banyak ancaman, aku tau mereka memiliki penjagaan yang ketat tetapi tetap saja berbahaya, musuh tidak pandang buluㅡ " ucapan Yukhei terjeda karena sayu-sayup mendengar knop pintu terbuka
KAMU SEDANG MEMBACA
2. How to share?
Fanfiction"Aku hanya belajar berbagi tapi tidak ada niat untuk berbagi." Semua berawal dari perintah Taeyong pada ke empat anak laki lakinya untuk berbagi apapun pada sang adik maupun sang kakak. Namun, kalimat itu disalah konsep kan oleh si sulung, Mark. mem...