sebaris pesan yang sangat tidak diharapkan Renjun pagi ini, detik itu juga mood pemuda China itu hancur.
ting!
sial.
Renjun langsung melempar ponsel itu begitu saja, tidak memikirkan jika rusak bagaimana.
karena intinya hari ini ia tidak mau diganggu siapapun, sekalipun itu Haechan ataupun Hendery ((merenung))
"huufft" helanya pelan sambil berguling kesana kemari diatas ranjang king sizenya.
hari memalaskan, ah! setiap hari memalaskan atau mungkin efek Renjun seorang ✨pengangguran✨ eh salah, efek Renjun anak ✨konglomerat✨ ? entahlah.
pemuda kelahiran China itu bangkit dengan malasnya mengambil bathrobe yang ada didalam gantungan almari lalu kemudian masuk ke dalam kamar mandi setelah melihat jam yang menunjukkan pukul sembilan pagi.
"dasar pemuda malas!" gerutu Renjun saat mulai menyalakan shower.
lima belas menit kemudian Renjun sudah selesai mandi dan berganti baju santai, ia turun ke lantai bawah dan langsung disambut ocehan sinis dari kakak iparnya, Haechan.
terkadang Renjun heran pasal mengapa Haechan hobi memakinya? Renjun jadi kasian dengan calon anak Hendery dimasa depan.
"bagus ya! jam setengah sepuluh baru turun!"
"ya." jawab Renjun.
Haechan melotot mendengar jawaban Renjun, "mau jadi apa kamu, hah? jam segini baru bangun?"
"kamu itu hanya iparku bukan mamaku, jadi stop mengomeliku." saut Renjun lagi tanpa dosa menuju dapur dan mulai makan pagi, tak menghiraukan tatapan sengit Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. How to share?
Fanfiction"Aku hanya belajar berbagi tapi tidak ada niat untuk berbagi." Semua berawal dari perintah Taeyong pada ke empat anak laki lakinya untuk berbagi apapun pada sang adik maupun sang kakak. Namun, kalimat itu disalah konsep kan oleh si sulung, Mark. mem...